12 March 2014

North West Derby: Mencoba Optimistis



Tiga hari ke belakang menjadi hari yang cukup berat untuk saya. Entah karena dosa terlalu banyak menghujat manajer klub Setan, atau memang kondisi tubuh yang menurun drastis, saya hanya tergolek lemas di tempat tidur dalam tiga hari super membosankan itu.

Tenggorokan rasanya seperti diserang tusukan mematikan trio SSS Liverpool yang sedang on-fire saat ini. Tak ada yang bisa dilakukan selain menikmati rasa sakit yang ada. Pun batuk dan pilek yang tampil cukup stabil laiknya The Reds yang baru sekali terlempar dari empat besar sepanjang musim ini.

Karena hanya bisa, tidur, makan, tidur, makan, maka pikiran mulai terfokus pada sebuah laga akhir pekan nanti. Sebuah laga yang tentunya sangat ditunggu oleh Kopites dan para fans Manchester United. Pertemuan ketiga musim ini antara Liverpool dengan Man. United yang dihelat di Old Trafford.

Sebuah laga yang sebenarnya menjadi seru karena rivalitas antar keduanya saja. The Reds berada di peringkat kedua dengan 59 poin sementara Setan Merah ada di peringkat enam dengan 48 poin. Sesuatu yang jarang terjadi karena dalam beberapa tahun terakhir pertemuan keduanya, Man. United yang selalu berada di atas Liverpool.

Tak ada beban yang teramat besar bagi keduanya pada laga tersebut, selain gengsi. Liverpool tentu ingin meneruskan momentum apik tak terkalahkan di Premier League pada 2014. Pun tiga poin pada laga tersebut akan terus menghidupkan asa para fans yang sangat yakin The Reds bisa mengangkat trofi Premier League musim ini, dan terus mendongak ke atas bukan melirik ke bawah klasemen.

Setan Merah sendiri saat ini berselisih sembilan poin dengan Manchester City (yang memiliki tabungan tiga laga) di pos keempat. Mereka juga bakal meladeni match hidup mati melawan Olympiacos pada midweek setelah laga kontra Liverpool tersebut. Konsentrasi David Moyes dipastikan terpecah. Mana yang jadi prioritas?


Jika saya adalah fans Man. United, maka Ashley Young, Danny Welbeck, dan Antonio Valencia akan jadi prioritas melawan Liverpool. Kemudian, Juan Mata, Adnan Januzaj, Shinji Kagawa, dan Wayne Rooney untuk laga melawan Olympiacos. Anda tentu mengerti maksudnya.

Tetapi mengistirahatkan pemain andalan ternyata tak terlalu berefek besar, melihat AC Milan yang mengistirahatkan sembilan pemain saat laga Serie A demi Liga Champion, pada akhirnya tetap dibantai 1-4 oleh Atletico Madrid. The Chosen One jelas lebih mengerti ketimbang saya. Mungkin 0 poin pada kedua match ke depan adalah pilihan cukup bijak bagi Moyes.

Ah, sebuah tanda tidak bagus. Melihat banyaknya kepercayaan diri dari teman-teman, cukup sukses membawa diri ke tingkat optimisme yang signifikan. Mencoba peruntungan sesekali tak apa dilakukan. Terlalu egois memang diri ini untuk selalu pesimistis dan mengharapkan hasil positif didalamnya. F*ck Myself!

Sebenarnya jika sedikit flashback, rekor Liverpool di OT bisa dibilang cukup bapuk. The Reds hanya sekali menang dari sembilan laga terakhir Premier League di Theatre Of Dreams, sisanya harus bertekuk lutut.

Mengingat Liverpool adalah tim yang paling sering dihadiahi penalti musim ini (7 penalti), Man. United tak pernah kebobolan dari titik putih di kandang mereka itu sejak terakhir kali terjadi 31 Desember 2011. Apalagi wasit yang memimpin nanti adalah Mark Clattenburg, Congratulation Enjoy!

Betapa pentingnya gol cepat pada laga nanti. Seperti yang diketahui, kepercayaan diri The Anfield Boys acap melambung ketika berhasil mencetak gol terlebih dahulu. Masih ingat laga Capital One antara kedua tim musim ini? Laga pertama dimana Luis Suarez comeback dari sanksinya? Saat itu Man. United berhasil menahan Liverpool di babak pertama dan mencetak gol pada awal babak kedua dari kaki Chicharito yang menjadi gol sematawayang.

The Reds mencetak 47 gol pada babak pertama musim ini di PL dimana satu gol lebih banyak dari total gol Man. United yang hanya 46. Apalagi Liverpool menjadi salah satu tim tertajam saat tandang. Hanya Arsenal yang berhasil clean sheet di Emirates dari 16 laga tandang terakhir Merseyside Red.

Sebenarnya saya malas menuliskan beberapa stat ini, tetapi bolehlah sesekali kita membanggakan diri dan optimistis melihat lawannya nanti adalah musuh yang menyebalkan dalam beberapa tahun terakhir.

Ketika perdebatan antar fans yang mendukung klub yang sama mulai terlihat absurd dan aneh, mari kita kembali menyatukan suara demi tim yang dicinta. Pada hakikatnya, banter yang benar adalah banter dengan suporter klub lain. Banter yang masuk akal dan tak lebay tentunya.

Waktunya mengalah atas keegoisan diri, menatap stats positif, momentum istimewa, tanpa rasa sombong dalam diri. Waktunya mendukung tim sepenuhnya tanpa embel-embel tersirat. Be Optimistic this Weekend? Okay Guys, i'll follow u all. Let's go and beat the Satan!


Written By: @redzkop
Read more ...

5 March 2014

Liverpool "Sudah" Juara


"Liverpool Berpeluang Juara! Liverpool tampil istimewa dan tak biasa! Liverpool memiliki permainan atraktif dan menjadi yang ditunggu para penggemar Premier League! Liverpool Tim tertajam di Inggris! Liverpool memiliki duet striker terbaik di Inggris bahkan dunia! Luis Suarez sebanding bahkan lebih baik dari Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo! Liverpool membuat pemain-pemain lokal Inggris terlihat paham akan taktik! Pemain muda terbaik Inggris bermain di Anfield!"

Sebuah musim yang luar biasa. Siapa yang menyangka Liverpool berada di posisi seperti sekarang. Brendan Rodgers sendiri bahkan tak mengira dan memprediksikan Liverpool baru bisa bersaing di empat besar musim depan. Harapan yang telah lama terkubur. Cinta yang lama buta dan tak berbalas.

Sisa-sisa pertandingan Premier League akan jadi sport jantung luar biasa bagi seluruh fans. Seperti kata Daniel Sturridge. Sisa laga adalah final. 10 final tersisa bagi The Reds untuk meraih mimpi. Ketika melihat rekor-rekor buruk patah secara berturut-turut, ketika melihat Liverpool menjadi tim kesukaan suporter netral bersama AS Roma dan Atletico Madrid, sungguh luar biasa.

Segar melihat sebuah harapan datang. Bahagia memandang layar TL penuh dengan nada-nada positif, yang saya pribadi masih sulit melakukannya. Ketakutan yang bercampur dengan antusias besar. Sebuah perasaan bergejolak tiap laga. Mungkin musim ini menjadi musim yang paling menarik dari segala sisi teknis maupun nonteknis untuk Merseyside Red selama saya mengikutinya.

Rodgers saat ini menarik perhatian banyak fans sepak bola. Mengingatkan mereka kepada sosok Jurgen Klopp saat membuat Borussia Dortmund yang nyaris bangkrut kembali ke tempat seharusnya. Rodgers memang tak meluap-luap seperti Klopp. Tapi dia memaksa para fans untuk mengingat ikon Liverpool, Bill Shankly, pada tiap selebrasinya belakangan ini. Kedua tangan diangkat ke atas membentang dengan ekspresi semringah, serupa sang Legenda.

Tetapi, apa arti sesungguhnya display Liverpool saat ini? Juara adalah keinginan semua fans. Sudah siap jadi suporter tim juara? Sesuatu yang mau tak mau, akan membuat kejemawaan itu dengan sengaja diperlihatkan. Anda tak bisa menampik bahwa trofi akan membuat fans sebuah tim semakin banyak. Bisa dilihat progres jumlah fans Liverpool setelah mengangkat trofi Liga Champion 2005. Pun dengan Chelsea setelah mengangkat trofi yang sama pada 2012 dengan pragmatismenya.

Satu yang dapat ditelisik. Liverpool musim ini sudah lebih dari juara menurut saya pribadi. The Reds bermain seperti tim berkembang tanpa cara instan. Melihat berjalannya filosofi B-Rod. Filosofi atraktif dengan banjir gol pada tiap laga. Pun keberuntungan memetik tiga poin meski tak tampil maksimal. Apalagi, bursa transfer Liverpool musim panas dan musim dingin lalu bisa terbilang tak cukup memuaskan.

Ketika uang membanjiri tim-tim besar Premier League seperti Chelsea dan Manchester City. Ketika Arsenal baru mampu mengeluarkan dana segar setelah lunasnya stadion tanpa trofi. Pun Man. United yang memberikan gaji kepada Wayne Rooney tak masuk akal, Tottenham Hotspur yang belanja besar-besaran, Liverpool mematahkan mitos Money Talk tersebut. Gaji anyar Luis Suarez sebesar 200 ribu pounds perpekan pun menjadi terlihat biasa saja.

Entah Blessing in Disguise karena Rodgers mengerti kemampuan Ian Ayre lebih menonjol untuk mencari sponsor komersial, sehingga dia bisa fokus kepada minimnya pemain dan memberi kesempatan beberapa pemain akademi bertalenta. Benar-benar seperti klub sepak bola seutuhnya. Tak modern tapi bertaji. Tak kaya tapi menggigit.

So, saat ini yang patut ditunggu bukan dimana Liverpool finis akhir musim. Tetapi, bisakah kita menikmati The Reds yang semenarik ini pada musim-musim berikutnya? Apakah persaingan di Premier League akan sekeras musim ini pada tahun-tahun mendatang? Menikmati 10 laga sebagai pencinta sepak bola utuh rasanya menjadi yang pilihan yang paling nikmat.

Prediksi saya memang tak pernah tepat. Pun hanya memprediksi The Reds finis peringkat enam musim ini pada awal musim. Tetapi melihat progres istimewa, rasanya dimana pun Liverpool finis nanti tak menjadi masalah. Liverpool sudah juara di hati para penggemar lewat hasrat dan nafsu yang diperlihatkan musim 2013-14.

Tak ada yang tahu masa depan dan apa yang akan terjadi nantinya. Cinta kita kepada tim ini memang tak akan hilang, tetapi, belum tentu Liverpool memberikan timbal balik cinta sespesial musim ini. Mungkin tak akan ada Aly Cissokho dengan senyum cintanya itu musim depan. Mungkin Liverpool akan kembali tertimpa masalah dan tidak stabil. Mungkin Premier League semakin membosankan dan Liverpool dapat juara dengan nyaman tanpa tensi. Mungkin Real Madrid siap menggelontorkan 101 juta euro untuk Luis Suarez. Who Knows?

So, Enjoy the last 10 matches. Sepuluh laga dimana Liverpool sedang berada di puncak semangat. Memang belum menjadi yang terbaik secara kasat mata, tetapi, pasti menjadi tim Juara di hati para Kopites.

Written By: @redzkop
Read more ...