14 May 2013

Sihir itu Bernama Coutinho


Philippe Coutinho Correia. Pertama kali mendengarnya pada 2010 ketika Inter Milan berhasil memboyong pemain ini dari Vasco Da Gama. Awalnya saya tak tahu rupa pemain muda satu ini. Pertama kali mengenalnya jelas dari game bernama Football Manager 2011 saat itu.



Dinobatkan sebagai wonderkid pada game tersebut, dan memiliki harga yang sangat murah, Menduetkannya bersama Suso sebagai Double Trequartista adalah jalan terbaik. Saya terbiasa memainkan banyak pemain muda pada tim di FM dan menjual beberapa pemain yang dirasa bisa menghasilkan banyak uang. Ya, pemikiran yang mungkin sedang diimplementasikan John W Henry sejak bergabung dengan Liverpool.

Lupakan FM karena saya sudah pensiun bermain. Melihat sang pemain pertama kali di Inter Milan sejujurnya seperti melihat masa depan. Rafael Benitez adalah dewa. Entah mendapatkan ilham apa sang pelatih tiba-tiba mendatangkan bakat berumur 16 tahun dengan harga "hanya" 4 juta euro.

Wajar jika Coutinho belum bisa tampil regular di tim utama. Sosok Dejan Stankovic, Thiago Motta, dan Wesley Sneijder sangat sulit ditembus. Tak berubah pada musim kedua, sang pemain kalah bersaing dengan Ricky Alvarez. Sepanjang medio tersebut hingga saat ini, Inter memang tampil tanpa seorang trequartista.

Mereka lebih mengandalkan 3 gelandang box to box yang bisa bertukar posisi dengan baik. Dipinjamkan ke Espanyol, bakat Coutinho mulai terlihat. Selalu menjadi starter membuatnya bermain elok penuh percaya diri. 16 laga bermain, dia mencetak lima gol dan satu assist. Kepercayaan dirinya meningkat saat kembali awal musim ini ke I Nerazzurri.

Sayang, Fredy Guarin menjadi masalah besar baginya. Gelandang satu ini berhasil menembus tim utama dengan performa menawan serta tipe bermain yang lebih disukai Andrea Stramaccioni. Bahkan Alvarez pun harus bermain kesamping dan urung bermain di pos aslinya sebagai gelandang serang murni.

Cukup sudah saya merangkum Wikipedia di atas, bergabung dengan Liverpool tengah musim ini, dengan harga delapan juta pounds, laiknya kepompong yang mulai berubah menjadi kupu-kupu, Coutinho menemukan area bermain sesungguhnya.

Kabarnya, Coutinho adalah buah kegagalan The Reds mendapatkan Wesley Sneijder. Ya, mentahan yang berubah menjadi keberuntungan. Untuk pertama kalinya Liverpool memiliki seorang trequartista, pikir saya saat melihat sang pemain bergabung.

Awalnya Coutinho bermain di sisi kiri sebagai striker kiri. Dia tampil istimewa di pos tersebut. Tetapi sihir tersembunyi itu tak bisa menahan emosinya. Coutinho berubah menjadi ajaib ketika dipasang sebagai gelandang serang. Entah berapa kali jantung ini berdegup saat sang pemain melepas umpan terobosan ajaib memotong barisan pertahanan lawan. 2 gol dan 6 assist telah dia buat dalam 11 laga bersama Liverpool.

"Coutinho adalah pemain berkualitas. Dia memberikan assist kepadaku empat hingga lima kali semenjak kami bergabung. Aku mengucapkan terima kasih sangat besar kepadanya yang membuat tugasku mencetak gol lebih mudah. Dia juga sosok yang rendah hati. Sangat sulit mencapai level seperti itu dalam jangka waktu yang pendek," puji Daniel Sturridge.

Tak hanya itu, Coutinho berhasil menjadi pemain paling kreatif di Premier League. Berdasarkan data Opta, sang pemain membuat rataan assist paling banyak (0,42 perlaga), peluang emas paling banyak (0,75 perlaga), dan umpan terobosan paling banyak dan akurat (0,83 perlaga). Dia mengalahkan Wayne Rooney dan Juan Mata sebagai pemain paling kreatif di Premier League.

Masih berumur 20 tahun, masa depan Cou tentu masih sangat panjang. Memiliki sikap yang tekun, sabar, pendiam dan rajin beribadah, mudah-mudahan sang pemain tak termakan pamor yang ada. Jika bisa memertahankan performa dan kerendah hatiannya, bukan tak mungkin Sang pemain bisa menjadi pemain nomor 10 terbaik milik Liverpool pada era modern dan menembus skuad Brasil di PD 2014.

Merseyside kedatangan sosok penyihir putih rendah hati. Merseyside Merah secara perlahan bangkit. Philippe Coutinho siap menjadi penyihir pertama yang menyelamatkan kota pelabuhan dari awan hitam.

@FakeRegista

5 comments:

  1. Pride of coutinho. Keep reds and put in your heart

    ReplyDelete
  2. jadi gak sabar liat coutinho main di GBK

    ReplyDelete
  3. Pertama, Philipe bukan Philippe.
    Rafa Benitez tidak ada hubungannya dengan pembelian Coutinho. Inter membeli Coutinho dari Vasco da Gama pada tahun 2008, namun tetap bermain di Vasco sampai tahun 2010 dengan status pinjaman (on loan).
    "hanya" 4 juta Euro? Walaupun memakai tanda kutip, angka 4 juta Euro itu rasanya tidak bisa dibilang "hanya". 4 juta Euro itu nilai yang besar untuk anak remaja berumur 16 tahun
    Dan coba dibedakan antara 'striker' dengan 'forward'

    Too many mistakes in one article....

    ReplyDelete
  4. tolil emg ni yg nulis

    ReplyDelete
  5. mantep nie anak klo ditambah eriksen lebih mantep lagi

    ReplyDelete