Awalnya, aku ogah menulis ini. Tapi, lama kelamaan jiwa dan
perasaan sudah tak mampu menahan belenggu yang ada. Aku harus memberitahukan
kepada kamu perasaan ini. Perasaan yang mungkin tak terlalu berarti untuk kamu
sebagai sosok besar yang digilai banyak orang.
Aku bukan sosok spesial. Aku hanya butiran kerikil yang
beruntung bisa terlihat olehmu. Aku mengalami banyak masalah dengan
mantan-mantan sebelumnya. Padahal, aku merasa tak berbuat kesalahan. Mungkin
mereka hanya minder memiliki lelaki yang tampan dan memiliki senyum spesial
ini.
Pada suatu malam, saat sedang asyik menikmati sisha di salah
satu kafe Spanyol, ada seseorang yang menelponku. Dia berbicara dengan lantang,
berbicara bahwa anaknya ingin berkenalan denganku. Aku shock, sesosok ternama
ini ingin berkenalan. Aku pun terbang ke Inggris. Disambut dengan sebotol wine
kesukaan, ini menjadi sambutan yang sangat hangat. Adalah mimpi bisa berada
disini dan dekat dengan sesosok luar biasa.
Setelah berkenalan dengan beberapa pelayan dan staf di rumah
yang akan aku tempati kurang lebih satu tahun, akhirnya diri ini resmi menjadi
bagian dari keluarga baru. Aku tak sabar untuk bertemu dan menunjukkan semua
yang terbaik kepada kamu, sang kekasih idaman.
Sayangnya, saat pertama kali diberi kesempatan untuk
mendekatimu, aku malah terpeleset dari tangga. Aku menangis tersedu-sedu karena
merasa sakit yang teramat sangat. Bukan, bukan sakit karena jatuh, tapi lebih
ke sakit hati karena gagal menunjukkan cinta kepada sesosok yang aku
idam-idamkan sejak lama.
Antusiasme sempat berubah menjadi frustrasi yang teramat
besar. Karena kusadari, banyak sainganku yang lebih tampan secara harfiah.
Apalagi, banyak beberapa penggila rumah baru ini yang menghina-hinaku dan
dianggap sebagai aib. Memikirkan itu, aku hanya bisa menunduk tiap malam,
mendengar gemericik air di pelabuhan, atau menatap bulan yang tak kunjung
berbicara secara menawan.
Ketampananku ini memang berbeda. Tampan yang sangat
batiniah. Hanya sosok-sosok spesial yang mampu melihat ketampananku. Sosok yang
memiliki kekuatan batin besar. Aku tak menyangka cobaan begitu berat di rumah
baru ini. Kemampuanku untuk menarik perhatian memang tak signifikan. Senjataku
hanya satu, senyum.
Ketika makan, aku tersenyum. Ketika bertemu saingan aku
tersenyum. Ketika melihat bulan aku tersenyum, bahkan ketika emosi pun aku
tersenyum. Tetapi senyum terindah itu baru akan muncul ketika aku merasa
memberikan yang terbaik untuk kamu yang istimewa. Tak peduli dengan kritik dan
hinaan orang di luar sana.
Tuhan maha baik, mengalami masalah cukup pelik dan jarang
dilirik pada setengah tahun pertama di rumah baru, aku akhirnya mendapatkan
apresiasi cukup istimewa setelah tahun 2013 pergi. Gigiku akhirnya kering
dengan hasil.
Memang aku masih malu-malu menunjukkan kemampuan. Kadang aku
membuatmu kesal karena tindakan bodohku. Mudah-mudahan engkau memaklumi ketika
ketegangan ini memuncak, maka kebodohan apapun bisa terjadi. Satu yang
terpenting, aku melihat wajah bahagia dirimu selama bersamaku. Bahkan, senyum
luar biasa itu merebak indah. Kamu tertawa dengan candaan-candaan kuno ini. Aku
patut bersyukur memiliki kebodohan alami dan senyuman berciri khas.
Mungkin aku hanya jadi pilihan kesekian untukmu sang
bidadari, karena pelbagai alasan yang masyarakat sudah ketahui. Tapi tak ada
yang bisa aku lakukan selain bersyukur pada dua bulan pertama 2014. Dua bulan
penuh cinta, dua bulan terindah dalam hidup, dua bulan yang membuat beberapa
orang memberikan sedikit respek untukku. Senyumku saat ini lebih tulus, aku tak
akan berhenti tersenyum karena hal ini menularkan cinta kepada banyak pihak.
Waktuku untuk memberikan cinta yang maksimal dan kemampuan
terbaik pada sisa tiga bulan ke depan. Aku tak peduli akan status. Sama sekali
tak memikirkan apakah aku akan dikembalikan ke Spanyol atau tidak. Motivasi
besar datang dari salah satu legenda rumah ini yang tak diperhitungkan kemudian
menjadi Cult Hero pada 2005 lalu. Bahkan potongan dia mirip denganku.
Perbedaannya hanya dari ukuran kepala, dia bulat, aku kotak. Bibir sama-sama
seksi lah.
Ooh iya, aku sampai lupa mengenalkan diri. Namaku Aly. Aly
Cissokho. Bisa dipanggil Aly atau Keju (Ciss). Umurku 26 tahun, usia matang
untuk memiliki kemampuan khusus. Hobiku menggosok gigi. Karena itu senyumku tak
pernah habis. Unlimited Smile ungkap sahabat-sahabatku seperti Kolo, Victor,
dan Mamadou. Rumah baruku berada di daerah Merseyside.
Dia, dia yang aku cinta memiliki panggilan Livi. Liverpool
nama panjangnya. Dia adalah bidadari kayangan untukku. Dia tak kaya, bahkan berada
pada keluarga yang sedikit egois. Untungnya, Livi adalah sosok yang sangat
sabar dan rendah hati. Pun, memiliki ayah bernama Brendan yang selalu memberiku
masukan-masukan luar biasa tentang hidup. Tanpa Brendan, aku tak akan berada di
rumah kuno nan mewah ini.
Akhir kata, aku ingin mengucapkan sesuatu untukmu, Livi.
Mungkin engkau bukan cinta pertamaku dan aku bukan pria terbaik dari pria-pria
yang engkau kenal. Tetapi aku tak akan menyerah demi kebersamaan kita.
Kebersamaan yang aku harapkan bisa selamanya. Seperti Mark Anthoni dan
Cleopatra, Pyramus dan Thisbe, hingga Romeo dan Juliet. Wajahku tak akan
berubah seperti serial Beauty and The Beast, tetapi itu berbanding lurus dengan
hatiku yang tak akan pernah berubah bahkan berpaling darimu, bidadari tak
bersayap, Liverpool.
Written By: @redzkop
Ya ampun. Ini beneran curhatan Aly? Kalo iya, gue bakal ngefans sama dia utk selamanya. Dia pria tampan berkuda poni, takkan kehilangan keberanian hingga takpunya nafas lagi. :')
ReplyDeleteSubhanallah,, Aly you can be the best coy. Ynwa
ReplyDeleteKisah cinta yg mengharukan. Teruskan perjuanganmu Aly! Buatlah Livi bangga memilikimu
ReplyDeleteIni keren bangeeeeet kenapa sih jago-jago amat bikin fiksi kayak gini? Cinta memang pemicu paling hebat buat berkarya :D ditunggu cerita cinta yang lain, ya!
ReplyDelete(Tanggung jawab nih authornya, saya jadi suka sama Aly!)