20 February 2014

Kisah Cinta Aly dan Livi



Awalnya, aku ogah menulis ini. Tapi, lama kelamaan jiwa dan perasaan sudah tak mampu menahan belenggu yang ada. Aku harus memberitahukan kepada kamu perasaan ini. Perasaan yang mungkin tak terlalu berarti untuk kamu sebagai sosok besar yang digilai banyak orang.

Aku bukan sosok spesial. Aku hanya butiran kerikil yang beruntung bisa terlihat olehmu. Aku mengalami banyak masalah dengan mantan-mantan sebelumnya. Padahal, aku merasa tak berbuat kesalahan. Mungkin mereka hanya minder memiliki lelaki yang tampan dan memiliki senyum spesial ini.

Pada suatu malam, saat sedang asyik menikmati sisha di salah satu kafe Spanyol, ada seseorang yang menelponku. Dia berbicara dengan lantang, berbicara bahwa anaknya ingin berkenalan denganku. Aku shock, sesosok ternama ini ingin berkenalan. Aku pun terbang ke Inggris. Disambut dengan sebotol wine kesukaan, ini menjadi sambutan yang sangat hangat. Adalah mimpi bisa berada disini dan dekat dengan sesosok luar biasa.

Setelah berkenalan dengan beberapa pelayan dan staf di rumah yang akan aku tempati kurang lebih satu tahun, akhirnya diri ini resmi menjadi bagian dari keluarga baru. Aku tak sabar untuk bertemu dan menunjukkan semua yang terbaik kepada kamu, sang kekasih idaman.

Sayangnya, saat pertama kali diberi kesempatan untuk mendekatimu, aku malah terpeleset dari tangga. Aku menangis tersedu-sedu karena merasa sakit yang teramat sangat. Bukan, bukan sakit karena jatuh, tapi lebih ke sakit hati karena gagal menunjukkan cinta kepada sesosok yang aku idam-idamkan sejak lama.

Antusiasme sempat berubah menjadi frustrasi yang teramat besar. Karena kusadari, banyak sainganku yang lebih tampan secara harfiah. Apalagi, banyak beberapa penggila rumah baru ini yang menghina-hinaku dan dianggap sebagai aib. Memikirkan itu, aku hanya bisa menunduk tiap malam, mendengar gemericik air di pelabuhan, atau menatap bulan yang tak kunjung berbicara secara menawan.



Ketampananku ini memang berbeda. Tampan yang sangat batiniah. Hanya sosok-sosok spesial yang mampu melihat ketampananku. Sosok yang memiliki kekuatan batin besar. Aku tak menyangka cobaan begitu berat di rumah baru ini. Kemampuanku untuk menarik perhatian memang tak signifikan. Senjataku hanya satu, senyum.

Ketika makan, aku tersenyum. Ketika bertemu saingan aku tersenyum. Ketika melihat bulan aku tersenyum, bahkan ketika emosi pun aku tersenyum. Tetapi senyum terindah itu baru akan muncul ketika aku merasa memberikan yang terbaik untuk kamu yang istimewa. Tak peduli dengan kritik dan hinaan orang di luar sana.

Tuhan maha baik, mengalami masalah cukup pelik dan jarang dilirik pada setengah tahun pertama di rumah baru, aku akhirnya mendapatkan apresiasi cukup istimewa setelah tahun 2013 pergi. Gigiku akhirnya kering dengan hasil.



Memang aku masih malu-malu menunjukkan kemampuan. Kadang aku membuatmu kesal karena tindakan bodohku. Mudah-mudahan engkau memaklumi ketika ketegangan ini memuncak, maka kebodohan apapun bisa terjadi. Satu yang terpenting, aku melihat wajah bahagia dirimu selama bersamaku. Bahkan, senyum luar biasa itu merebak indah. Kamu tertawa dengan candaan-candaan kuno ini. Aku patut bersyukur memiliki kebodohan alami dan senyuman berciri khas.

Mungkin aku hanya jadi pilihan kesekian untukmu sang bidadari, karena pelbagai alasan yang masyarakat sudah ketahui. Tapi tak ada yang bisa aku lakukan selain bersyukur pada dua bulan pertama 2014. Dua bulan penuh cinta, dua bulan terindah dalam hidup, dua bulan yang membuat beberapa orang memberikan sedikit respek untukku. Senyumku saat ini lebih tulus, aku tak akan berhenti tersenyum karena hal ini menularkan cinta kepada banyak pihak.

Waktuku untuk memberikan cinta yang maksimal dan kemampuan terbaik pada sisa tiga bulan ke depan. Aku tak peduli akan status. Sama sekali tak memikirkan apakah aku akan dikembalikan ke Spanyol atau tidak. Motivasi besar datang dari salah satu legenda rumah ini yang tak diperhitungkan kemudian menjadi Cult Hero pada 2005 lalu. Bahkan potongan dia mirip denganku. Perbedaannya hanya dari ukuran kepala, dia bulat, aku kotak. Bibir sama-sama seksi lah.



Ooh iya, aku sampai lupa mengenalkan diri. Namaku Aly. Aly Cissokho. Bisa dipanggil Aly atau Keju (Ciss). Umurku 26 tahun, usia matang untuk memiliki kemampuan khusus. Hobiku menggosok gigi. Karena itu senyumku tak pernah habis. Unlimited Smile ungkap sahabat-sahabatku seperti Kolo, Victor, dan Mamadou. Rumah baruku berada di daerah Merseyside.

Dia, dia yang aku cinta memiliki panggilan Livi. Liverpool nama panjangnya. Dia adalah bidadari kayangan untukku. Dia tak kaya, bahkan berada pada keluarga yang sedikit egois. Untungnya, Livi adalah sosok yang sangat sabar dan rendah hati. Pun, memiliki ayah bernama Brendan yang selalu memberiku masukan-masukan luar biasa tentang hidup. Tanpa Brendan, aku tak akan berada di rumah kuno nan mewah ini.



Akhir kata, aku ingin mengucapkan sesuatu untukmu, Livi. Mungkin engkau bukan cinta pertamaku dan aku bukan pria terbaik dari pria-pria yang engkau kenal. Tetapi aku tak akan menyerah demi kebersamaan kita. Kebersamaan yang aku harapkan bisa selamanya. Seperti Mark Anthoni dan Cleopatra, Pyramus dan Thisbe, hingga Romeo dan Juliet. Wajahku tak akan berubah seperti serial Beauty and The Beast, tetapi itu berbanding lurus dengan hatiku yang tak akan pernah berubah bahkan berpaling darimu, bidadari tak bersayap, Liverpool.


Written By: @redzkop

4 comments:

  1. Ya ampun. Ini beneran curhatan Aly? Kalo iya, gue bakal ngefans sama dia utk selamanya. Dia pria tampan berkuda poni, takkan kehilangan keberanian hingga takpunya nafas lagi. :')

    ReplyDelete
  2. Subhanallah,, Aly you can be the best coy. Ynwa

    ReplyDelete
  3. Kisah cinta yg mengharukan. Teruskan perjuanganmu Aly! Buatlah Livi bangga memilikimu

    ReplyDelete
  4. Ini keren bangeeeeet kenapa sih jago-jago amat bikin fiksi kayak gini? Cinta memang pemicu paling hebat buat berkarya :D ditunggu cerita cinta yang lain, ya!

    (Tanggung jawab nih authornya, saya jadi suka sama Aly!)

    ReplyDelete