29 July 2013

Freddie "Suarez" Mercury

Is this the real life, is this just fantasy. Caught in a landslide, no escape frome reality. Open your eyes, look up to the sky and see. I’m just the poor boy, I need no symphathy because I’m easy come easy go…

Yea! Itu adalah lirik awal “Bohemian Rhapsody” single operatik terbaik sepanjang masa dari band Queen. Setidaknya itu menurut saya pribadi. Kalau anda tidak percaya, coba baca tulisan kopas ini sambil memutar tembang tersebut.

Nama lengkapnya Frederick Bulsara atau lebih dikenal dengan Freddie Mercury. Berdarah Persia (pantes tekstur mukanya rada mirip dengan Kahlil Gibran), lahir 5 September 1946, dari pasangan Bomi dan Jer Bulsara di Zanzibar,sebuah pulau yang sekarang merupakan bagian dari Tanzania. Ia menghabiskan masa kecilnya di India. Makanya muka Freddie rada bolliwod. Ayahnya adalah akuntan pemerintah Inggris yang kebetulan di tugaskan di India. Di sini pula ia mengenyam pendidikan dasar.nDi sekolah asramanya,St Peter di Pancghani,luar Bombay,ia dikenal cukup cerdas dan sangat menonjol untuk mata pelajaran seni dan musik. Sejauh ini, mungkin dia satu-satunya vokalis paling karismatik yang pernah Tuhan ciptakan, setelah Lennon. Anda boleh tidak setuju lagi dengan pendapat saya tersebut.

 “Gigi saya…saya tidak menyukainya,karena terlalu tonggos,saya ingin merapihkannya,tapi saya tidak punya waktu. Terlepas dari itu,saya ini sempurna.”Freddie Mercury. Giginya mungkin adalah salah satu property yang mewakili kekarismatikan Freddie. Terdengar arogan memang, tapi apa yang membuat Queen sukses? ya tentu saja karisma Freddie.

Karismanya itu semakin kental jika mengingat lagu – lagu yang telah ia ciptakan. Sebut saja Love of My LifeCrazy Little Thing Called Loved, hingga Bohemian Rhapsody. Tapi baginya lagu-lagu tersebut hanya seperti tisu sekali pakai. Ya, anda bisa mendengarkannya, menyukainya, membuangnya, lalu mendengarkannya lagi. Selain lihai dalam membuat hits dengan kord-kord diluar nalar, aksi panggungnya nyaris selalu memukau. Hal ini tak lain karena dia ingin orang-orang pulang dari pertunjukan Queen dengan perasaan puas dan senang. Seperti pergi menonton film bagus, setelahnya penonton bisa pulang dan mengatakan pertunjukan bagus dan kembali kehidupan dan masalah mereka.

Orang-orang sering waswas kalau bertemu saya.Mereka pikir saya akan menelan mereka. Tapi di balik penampilan saya,saya ini pemalu. Saya bisa sangat lembut, sangat mudah tersentuh, dan sentimental.”Freddie Mercury.

Brian May saja yang notabene teman akrabnya, mengatakan Freddie adalah misteri ,tak seorang pun benar-benar tahu dari mana dia berasal.

1981, Freddie tidak mau bicara lagi.Dia capek karena Queen dan dirinya sendiri telah salah diinterpretasikan. Saya rasa siapa pun yang bertemu Freddie sebentar akan terkejut. Dia bukanlah primadona seperti yang mungkin Anda bayangkan. Jelas dia karakter yang positif, dia bekerja sangat keras dan menampilkan pertunjukan yang bagus sekali.”

Dunia hiburan memang sering menuntut para lakonnya untuk “bermuka dua”. Lain di panggung, lain pula di hati. Banyak yang bilang, kalau yang tahu kita adalah diri kita sendiri. Tapi seringkali kita menjadi misteri untuk diri kita sendiri bukan? Alias, masih harus terus dan terus mencari.

Freddie tentang Queen : ”Pada satu titik,dua atau tiga tahun setelah kami mulai,kami nyaris bubar. Kami merasa ini takkan berhasil,terlalu banyak hiu di bisnis ini,dan rasanya kami sudah tidak tahan lagi. Namun sesuatu di dalam diri kami mendorong kami untuk terus. Kami belajar dari pengalaman-pengalaman,yang bagus maupun yang burukDulu saya kira kami akan bertahan selama lima tahun,tapi teryata kami sampai ke titik ketika kami semua benar-benar terlalu tua untuk bubar. Bisakah Anda bayangkan membentuk band baru ketika usia Anda 40?Agak konyol,kan?

“mama, didn’t mean to make you cry?
if I’m not back again this time tomorrow
carry on, carry on, as if nothing really matters”

Queen terus bertahan, hingga 24 November 1991 Freddie  menghembuskan nafas terakhir karena Bronchial pneumonia yang tidak mampu diatasi oleh sistem kekebalannya yang telah lumpuh. Dia tidak keluar tapi hanya terpisah “jarak” band Queen dan penggemarnya. Dia tidak mengkhianati teman dan penggemarnya, hanya saja dia memiliki cara yang sedikit “ekstrim” untuk menikmati hidupnya. Queen pun mati suri. Mereka hanya manggung pada ada acara-acara tertentu, itupun hanya bersama Brian May dan Roger merangkap sebagai vokalis.

“Nothing really matters, anyone can see.
Nothing really matters to me.”

Close enough to Suarez Story? Read it once again. :D

Note :
Tulisan ini merupakan kombinasi dari Wikipedia, beberapa buku dan blog yang terdapat rekaman percakapan personil Queen dengan beberapa media/sura kabar dengan sedikit sekali editing disana-sini. Semoga maksud tulisan ini tersampaikan. Enjoy!

@rendynewmanh

No comments:

Post a Comment