23 December 2015

5 Hal yang bisa dipelajari dari kekalahan lawan Watford

Liverpool tampil begitu buruk melawan Watford yang mengakibatkan kekalahan telak 0-3 atas tuan rumah. Tapi kami memiliki lima hal yang bisa dipelajari dari kekalahan tersebut.


Mamadou Sakho mencoba menghentikan laju Troy Deeney

Anak asuhan Jurgen Klopp tunduk dengan patuh oleh The Hornets, Minggu (20/12). Tuan rumah tampil baik dalam bertahan dan menyerang sedangkan Liverpool harus tertunduk lesu kembali ke Merseyside.


Gol cepat dari Nathan Ake setelah Adam Bogdan melakukan blunder yang disusul oleh brace Odion Ighalo di masing-masing babak menambah nestapa Liverpool di pekan ke-17 jelang Natal.


Inilah 5 poin yang paling terlihat dalam laga yang digelar di Vicarage Road tersebut.


1. Set-Piece bertahan dan menyerang


Masalah terbesar Liverpool sejak sedari dulu adalah bagaimana bertahan dalam situasi bola-bola mati. Man to man marking sempat cukup apik di bawah asuhan Brendan Rodgers namun buruknya koordinasi tetap menjadi momok dalam masa tersebut.


Klopp datang dan menghadirkan variasi yang baru. Ia menempatkan zonal marking tanpa adanya pemain-pemain tertentu berjaga di near post dan far post dari kiper Liverpool. Hal ini terbukti fatal di laga lawan Crystal Palace, West Brom dan terakhir Watford.


Kecuali Scott Dann semua gol yang bersarang di gawang Liverpool terjadi di kotak kecil di mulut gawang Simon Mignolet dan Adam Bogdan. Tak ada yang melindungi kiper saat dihalangi oleh pemain lawan. Gol yang tercipta dari Jonas Olsson dan Nathan Ake adalah buktinya.


Tak hanya saat bertahan, saat menyerang pun Liverpool mengalami kesulitan untuk mencetak gol dari situasi bola-bola mati. Catat saja ada sembilan tendangan sudut namun karena kualitas umpan yang tak mumpuni tak ada satu kesempatanpun yang tercipta.


Kebobolan dari set-piece jadi kebiasaan
Di situasi seperti ini sangat kentara bagaimana Liverpool benar-benar kehilangan sosok ideal dalam eksekutor bola-bola mati di diri Steven Gerrard. Kehadiran sang legenda di Melwood tentu diharapkan mampu memberi petuah bagi Jordan Henderson, Phil Coutinho hingga Alberto Moreno dalam mengeksekusi tendangan sudut maupun tendangan bebas.



2. Lini pertahanan yang goyah karena krisis pemain


Satu-satunya yang membuat Martin Skrtel terus dimainkan oleh Jurgen Klopp kemungkinan besar adalah karena kontrak dari kapten Slovakia yang menuntut ia untuk terus dimainkan sebagai pemain inti kesebelasan. Padahal ia terlihat buruk dalam hal menjaga daerah, kepemimpinan, sering ceroboh dan tak pandai dalam menjaga garis pertahanan.


Parahnya hal ini diperburuk oleh krisis pemain belakang yang hanya menyisakan Kolo Toure dan Mamadou Sakho - yang baru pulih dari cedera lutut dan seperti dipaksa bermain penuh meski kondisi belum 100 persen.


Kini Skrtel cedera, bek dadakan seperti Lucas Leiva atau memundurkan Emre Can sebagai bek tengah tentu menjadi opsi tapi mampukan mereka membendung lini serang lawan jika performa serta kecerobohan yang terjadi masih terus diberulang? Jurgen Klopp harus bisa mengatasi masalah klasik ini dengan cepat.


Di saat seperti ini tentu kita akan mempertanyakan keputusan meminjamkan Tiago Ilori ke Aston Villa namun tidak pernah dimainkan sama sekali oleh tim dari Birmingham tersebut.


3. Liverpool kekurangan winger


Memainkan tiga penyerang bertipe playmaker dalam diri Adam Lallana, Roberto Firmino dan Philippe Coutinho berarti Anda harus mengorbankan lebar lapangan seperti Jordon Ibe yang duduk di bangku cadangan.


Otomatis konsentrasi serangan Liverpool terpaksa harus mengalir lewat lapangan tengah yang sayangnya terkunci rapat di laga lawan Watford yang juga bermain sempit di tengah. Sehingga tusukan pemain Liverpool terlihat monoton kecuali ada pemain yang melakukan change side seperti yang sering dilakukan oleh Jordan Henderson.


Klopp selalu mengarahkan pemainnya di Borussia Dortmund dengan melakukan kombinasi passing antar pemain yang hidup. Akan tetapi di Liverpool mungkin karena masalah komunikasi jadi pergerakan antara pemain menjadi terkendala.


4. Pemain andalan justru tampil buruk di partai penting

Adam Lallana didatangkan dengan harga 25 juta pounds di awal musim lalu. Harga yang tak murah tersebut menjadi bukti betapa banyak Liverpool berharap padanya. Pun demikian dengan Roberto Firmino.


Sayangnya keduanya ternyata justru tampil mengecewakan dan gagal tampil sebagai pengubah jalannya laga saat Liverpool benar-benar membutuhkan aksi individu dari keduanya.

Roberto Firmino dijaga ketat pemain Watford

Kurangnya kesempatan untuk bermain bersama juga menjadi problematika. Masalah yang hadir kemudian mau tak mau Phil Coutinho dipaksa untuk terus menerus mengeluarkan magisnya yang terkadang justru tak keluar saat paling dibutuhkan.


Tak hanya kurang kompaknya para pemain saat meyerang, tetapi juga perbaikan mental harus benar-benar digembleng oleh manajer saat ini yang terakhir bahkan kabarnya menyerahkan team-talk pada asistennya Zletjko Buvac.


5. Klopp jelas butuh amunisi baru di Januari

Jurgen Klopp patut diberi acungan jempol bahwa ia memilih untuk setia dengan para pemain yang justru tak ada satupun merupakan pilihannya sendiri dan peninggalan rezim terdahulu.


Akan tetapi, Klopp jelas butuh lebih dari seorang pemain untuk mengimplementasikan sistem permainannya. Liverpool pun kekurangan amunisi seperti pemain yang bisa menyisir sisi lapangan.


Apalagi pemain seperti Christian Benteke yang dibeli mahal dari Aston Villa membutuhkan servis khusus seperti umpan silang matang yang sayangnya tak tersedia satu pun dari skuat The Reds saat ini.


Ingin menjalin mitra kerjasama dengan IndoLiverpoolFC di website ataupun Twitter? Anda bisa menghubungi kami langsung melalui email indoliverpoolfc1892@gmail.com

No comments:

Post a Comment