30 December 2012

MATCH REFLECTION


KEEP THE FEET ON THE GROUND

Belum genap seminggu euforia kita atas kemenangan mutlak 4-0 atas Fulham di Anfield, yang disebut-sebut sebagai “The Best performance so far” musim ini.  Diutuslah Stoke City untuk mengembalikan kedua kaki kita ke bumi.
Performa gahar LFC ketika melumat The Cottagers seakan lenyap tak berbekas ketika bertandang ke Britannia Stadium,markas tim yang katanya “tidak sungguh-sungguh” dalam memainkan sepakbola. 90 menit penuh kita didominasi oleh publik tuan rumah(meski tidak secara ball possesion ),pertahanan kita amburadul dan tak terkordinasi dengan baik,serta taktik permainan negatif serta kasar dari lawan yang acap kali membuat kita menggerutu sebal dan juga berefek pada kondisi emosi pemain dilapangan. The Longest 90 Minutes alias 90 menit terpanjang yang sering dijanjikan Brendan Rodgers terhadap tim rival menjadi senjata makan tuan.
Saat itulah,kita mulai diingatkan dan disadarkan. Mengenai Siapa kita dan dimanakah posisi kita. Kitalah LFC,tim yang tengah mencari jati diri untuk kembali naik ke peta persaingan bersama tim-tim besar lain. Gengsi kita masih terlalu besar untuk menerima cap sebagai tim papan tengah.Namun jujur dilihat dari pencapaian kita belakangan ini, mungkinkah kita masih bisa digolongkan sebagai tim besar?

KONTRAS, kebahagiaan ketika melumat Fulham tidak berbanding lurus dengan pencapaian di Britannia markas Stoke City. Kebahagiaan yang hanya berumur tidak genap seminggu lamanya.


                          

Saya bukannya sinis tapi jikalau kita masih ingin dicap sebagai “tim elit”, bersikaplah sebagaimana tim elit juga. Salah satu nya dengan menjaga konsistensi permainan. Ya, performa kita naik turun bak Yoyo. Melepas mental medioker dengan menjaga konsistensi dalam setiap pertandingan adalah kunci bagi tim supaya bisa bersaing kembali ke papan atas.

PR mengenai pertahanan juga masih menumpuk. Kelemahan tim dalam finishing di depan gawang rupanya dibarengi oleh buruknya koordinasi pertahanan. Hal tersebut mengingatkan saya pada permainan “getok musang” yang biasa anda temui di pasar malam ataupun di arena bermain di mall.
Dikala kita menemukan satu musang pada suatu lubang tertentu,kita cenderung akan fokus kepada lubang tersebut ataupun lubang di dekatnya. Tanpa mempedulikan bahwa musang-musang tersebut bisa keluar dari lubang mana saja tanpa kita ketahui.
Sama seperti tim ini, di kala kekurangan dalam hal mencetak gol dan finishing tengah mencoba fokus untuk memperbaikinya,  masalah pertahanan pun ikut-ikutan datang dan menambah problematika yang dihadapi oleh tim. Memang kedengarannya cukup kejam dan brutal bagaimana masalah yang melibatkan dua hal pokok dalam sepakbola datang dalam satu waktu bersamaan.

Bicara mengenai pola/formasi dan gaya permainan. Saya masih merasa belum cukup ilmu untuk bisa menggurui sang empunya taktik,Rodgers. Tapi saya menilai bahwa pola 4-3-3 yang sering diterapkan Rodgers  memiliki banyak titik lemah. Salah satunya pada saat diserang balik.
Berbagai varian gaya permainan seperti  “British Tiki-Taka” , “Death By Football” , “Pass and Move” dsb memang tidak terlalu buruk IMO. Namun juga terkadang itu tidak selalu berhasil. Direct Football? Saya tidak terlalu yakin Rodgers akan tertarik mencobanya. Walau gaya tersebut sudah cukup dikenal oleh pemain dan cocok dalam iklim sepakbola di Inggris.
Apakah Rodgers memiliki obsesi gelap terhadap Barcelona dan gaya permainan mereka? Jika iya agaknya beliau harus segera melupakannya dan mulai bersikap jujur terhadap diri sendiri dan tim yang ia nahkodai.  Liverpool adalah Liverpool,dan Barca adalah Barca. Kedua tim berbeda yang sama sekali tidak bisa diprogram untuk saling meniru satu sama lain.

Tanggung jawab besar ada di pundak sang manajer. Pengharapan setinggi langit untuk melihat si Merah berjaya kembali ada di tangannya pula. 
Saya tidak menyuruh anda untuk menyerukan kalimat kampanye seperti “In Rodgers We Trust” atau “One Brendan Rodgers,There’s only one Brendan Rodgers”.
Saya hanya ingin semua bersabar,karena perubahan tidak datang dengan sekali-dua kali kedipan mata. Give him time and he’ll turn things around.  And hope we could keep our feet to the ground first before we’ll fly to the higher place.
Salam!

@IndoLiverpoolfc


Read more ...

18 December 2012

Just a Reflection



REVIEW SINGKAT VS VILLA

“Mereka tidak bermain seakan-akan itu adalah mereka. Saat itu,kami tidak menjadi diri kami” –Brendan Rodgers

Belum terlalu telat sepertinya untuk membuat sedikit ulasan singkat mengenai pertandingan Sabtu lalu.
Dimana tim kita tercinta secara mengejutkan harus bertekuk lutut di hadapan tim sekelas Aston Villa dengan skor 1-3.
Ya, Villa,tim yang berjuang mati-matian demi keluar dari zona merah dan memperbaiki posisi di klasemen. Mereka datang ke Anfield dengan bekal rentetan hasil bagus tak terkalahkan dalam 5 pertandingan terakhir (4 EPL dan 1 League Cup). Oke,kurang penting untuk diketahui?  Tapi jujur semangat Villa tersebut rupanya tidak menginspirasi The Redmen untuk meraih hasil bagus. Malah,dua kali monster bernama Christian Benteke menikmati momen indah menjebol jala Pepe Reina dan membuat kita tertunduk lemas seusai peluit panjang dibunyikan.
Maaf,saya sedikit terbawa suasana. So,waht was going up? Mari kita “selidiki” apa yang saya lihat,apa yang anda lihat dan apa yang benar-benar terlihat diatas lapangan selama pertandingan tersebut.

1. KOORDINASI PERTAHANAN
Kurang solidnya koordinasi bertahan kita memang adalah suatu penyakit yang tengah dialami oleh klub ini, gejalanya mulai terdeteksi pada pekan-pekan awal Liga bergulir. Sempat pula membaik dan kini kambuh kembali.
Saya tidak mengajak anda untuk bergalau ria dengan mengenang nama Steve Clarke, sosok pria yang kini menjabat sebagai manajer West Brom ini yang disebut-sebut sebagai kunci solidnya pertahanan kita musim lalu. *True Story,IMO.*
Namun,harus diakui koordinasi pertahanan kita buruk..buruk sekali pada hari itu(hari pertandingan vs Villa). Lini pertahanan sangat rapuh dan mudah sekali diterobos.  Pemain Villa pun tidak kesulitan untuk mencari ruang,karena memang secara kebetulan seperti telah disediakan oleh para pemain LFC.
Marking pemain pun tidak kelihatan. Lucas,Agger,ataupun Skrtel yang sering kita puja-puji akan kemampuan bertahannya malah bermain tidak sebagaimana mestinya.  
Kembali kita harus menerima kejamnya strategi counter-attack lawan. Kita yang begitu dominan selama 90 menit dengan persentase penguasaan bola yang maha tinggi ujung-ujungnya malah harus mengurut dada karena kita sering dijahili lawan melalui strategi serangan balik yang cepat,tepat,dan efektif  ke area pertahanan. Itulah  cara bagaimana ketiga gol dari tim tamu bersarang ke gawang kita.
Another homework for Rodgers,surely. Sebuah lubang yang mesti cepat-cepat ditambal,jika kita tidak mau lagi jadi korban troll strategi counter attack ini.

2. FINISHING/PENYELESAIAN AKHIR
Masalah klasik banget yang menjadi batu ganjalan klub kita selama ini. Penyelesaian akhir. Kemarin itu benar-benar kita seperti terkesan membuang-buang peluang bagus di menit-menit awal sebelum Villa mencetak gol pembuka mereka. Bahkan ketika sudah tertinggal tiga gol pun kita belum menunjukkan keseriusan kita (atau malah karena terlalu serius dan jadinya malah tegang) ketika berada di depan gawang lawan.
Bayangkan,sekitar dua puluhan goal attempts dan 8 kali shot on target pada saat itu hanya berbuah satu biji gol saja. Sebegitu parahkah kita dalam hal finishing?
Ditambah dengan mesin gol,Luis Suarez yang tidak berada dalam performa terbaiknya hari itu. Praktis,untuk mencetak sebiji gol balasan saja kita cenderung susah payah.
Sepertinya jika Rodgers serius berbicara mengenai “posisi 4 besar “ itu, pembenahan di lini depan agaknya perlu dijadikan prioritas untuk dibenahi. Salah satunya dengan transfer windows Januari untuk membeli setidaknya satu penyerang anyar yang bisa menambah ketajaman lini depan tim.

3. ROTASI,MAYBE?
Dari yang terlihat mata, ada beberapa anggota skuad yang mengalami penurunan performa(mungkin karena kelelahan) sehingga memang perlu diistirahatkan. Pekan-pekan ini,kita bisa sejenak menarik napas panjang mengingat rangkaian jadwal “super padat” baru saja kita lewati,tepat 7 Desember kemarin selepas Fase Grup Liga Europa,untuk itulah kebijakan rotasi memang perlu diterapkan.
Dan,ada salah satu follower kami yang mengatakan bahwa Line-up LFC terlalu monoton dan gampang ditebak. Iya benar juga. Tidak usah mengacu pada Bib Theory pun saya yakin anda semua rata2 bisa menebak siapa saja yang akan turun di line-up.  :D
Selain itu,menurut saya sistem rotasi juga bisa dijadikan sebagai cambuk bagi mereka-mereka yang performanya naik-turun namun merasa pantas untuk tak tergantikan dan terus menghuni starting line-up tim.
Actually, kita memiliki banyak pilihan pemain dari lini ke lini. Pemilihan susunan pemain pun cukup melimpah. Jika saya jadi Rodgers,mungkin saya akan sakit kepala dibuatnya.
Jadi,selama sumber daya kita banyak,tidak salah dong jika kita mengeksplorasi serta memanfaatkannya. Setuju?

Well,sekian ulasan dari singkat saya dan semoga LFC dapat meraih hasil jauh lebih baik lagi di laga selanjutnya.
Keep Reds and Never Walk Alone. #YNWA

@IndoLiverpoolfc



Read more ...

Jose Enrique: Left winger of Left back?!



He was crowned Liverpool’s player of the month for November and deservedly so.


“Jose, Jose, Jose... Enrique, Enrique... Liverpool’s number 3, His name is Jose Enrique”



****

Kapan terakhir kali kita berteriak “pass that fucking ball” kepada Enrique?! Improvement yang ia tunjukkan dalam beberapa games terakhir jelas secara perlahan menghilangkan cercaan para fans Liverpool kepadanya. Iya, dia adalah Jose Enrique yang sering kali bertukar posisi dengan Stewart Downing di beberapa games terakhir. Stewie playing at left back and El Toro would be playing at left wing. 

Mungkin tidak terlintas di pikiran kita (saya lebih tepatnya..) untuk memberikan porsi kepada El Toro untuk bermain di posisi left wing, dimana natural position-nya adalah seorang full back. Ialah pada tanggal 4 November 2012, ketika ia diplot untuk memainkan posisi sebagai left wing, ketika ia mengirimkan umpan jauh yang brillian kepada Suarez dan pada akhirnya Suarez (dengan kontrol bola, nutmeg bek lawan dan finishing) berhasil menceploskan bola ke gawang Krul. 

Tidak hanya berhenti di game itu saja, minggu berikutnya kita tandang ke Stamford Bridge untuk melawan “dirty blue cunts”. Lawan Chelsea, Brendan Rodgers memakai formasi 3-5-2 dimana Glen Johnson diplot sebagai right wing dan Jose Enrique sebagai left wing.. Catatan di game tersebut, ia memiliki 79% passing accuracy, 7 tackles dan ia melakukan passes terbanyak di musim ini. (saya belum nemu stats berapa passes-nya). He’s been holding onto the ball a little better than usually he is.


 
(Sumber: www.eplindex.com)
The New bromance: Jose Enrique played and linked up very well with Luis Suarez.

 
Dari statistik yang saya ambil dari FourFourTwo diatas, hal tersebut menjelaskan bahwa terjalin kerjasama yang cukup baik antara Jose Enrique (left wing) dan Luis Suarez di game v Chelsea. Jose made 10 successful passes to Luis Suarez dan Suarez membuat 6 successful passes kepada Jose Enrique. Against Wigan at Anfield was his best performance IMO. 4 chances created, 2 clear cut chances (in total, he has created 6 clear cut chances), 1 goal rebound dari tembakan Raheem Sterling dan membukukan 1 assist fantastis saat ia membantu serangan dengan melewati beberapa pemain Wigan sebelum akhirnya ia  mengirimkan bola kepada Suarez dan dapat diselesaikan dengan baik oleh striker kontroversial asal Uruguay tersebut.

****

Okelah, kemudian bagaimana dengan statistik kreativitas yang ditawarkan oleh Jose Enrique kepada kita?! Mari kita telaah lebih dalam mengenai tabel statistik di bawah ini.

(Sumber: www.eplindex.com)

16 chances created (termasuk goal dan assists), 13 chances created from open play and he has created 6 clear cut chances, that’s mental. Statistik yang menawan dari seorang left back yang terkadang switch position ke left wing. Hanya Juan Mata dan Anthony Pilkington yang memiliki clear cut chances yang (both have created 7 clear cut chances) melebihi Jose Enrique. Opta juga mencatat bahwa dengan statistik kreativitas yang saya ambil dari www.eplindex.com diatas, Jose Enrique sejauh ini berada di posisi ke-5 di ‘Top Creativity EPL Player 12/13’
****
Poin yang saya ambil disini yaitu: Jose has been great at winning the ball back. Seorang full back yang perkembangan movement-nya menjadi semakin baik, baik dalam aerial duel, pemain yang mampu menciptakan peluang bagi teammate-nya, mampu menusuk ke tengah pertahanan lawan. Dan hal pentingnya, sekarang saya jarang mendengar orang berteriak: “Pass the ball, Jose”.

Pertanyaan saya yaitu: Does he need to swap position into left-wing or should he stand in the position of left back? Send your thoughts below.

-YNWA-
@IndoLiverpoolfc
 
Read more ...