navbar
10 December 2012
Review West-Ham United V Liverpool FC: Momo Diame dan Jordan Henderson
Kemenangan beruntun pertama musim ini berhasil kita raih dengan sebuah gaya, kemenangan come back setelah sempat tertinggal walaupun sempat unggul duluan karena gol luar biasa dari Glen Johnson dan dibalap oleh tim rugby London yang menurut saya dengan Stoke City semestinya bermain di liga rugby daripada di liga sepakbola. Well, it was an effective way to terrorizing our defender for an hour more, tidak, tidak setelah seorang monster yang awalnya berjibaku dengan Raheem Sterling mengalami cedera hamstring, Momo Diame.
Untuk sebagian orang yang mengukuti perkembangan jendela transfer window Juli-Agustus sebelum Kenny Dalglish keluar pasti pernah mendengar bahwa Liverpool pernah mengejar pemain yang di dapat West-Ham dari Wigan secara gratis ini. Dengan melihat bagaimana ia memperlakukan Joe Allen, Lucas Leiva dan Steven Gerrard dengan semena-mena sepanjang masa permainannya. And It could be very disrespectful jika saya mengatakan bahwa tindakan Raheem yang hendak melindungi adalah sebuah keuntungan besar yang kita dapat karena itu adalah awal sebuah bencana bagi seseorang, tapi ketika itu awal dari 3 poin yang berharga saya kira itu masih dalam batas wajar.
James Tomkins yang sejatinya adalah seorang bek tengah tidak mampu menggantikan peran Diame, lalu Joe Cole yang sejak masuk di caci maki karena lebih sering menghabiskan waktu di meja rumah sakit daripada berkontribusi dilapangan meneruskan umpan terobosan Raheem yang setelah melakukan umpan-umpan mudah dengan Downing melihat pergerakan Joe yang jelas terlambat ditutup oleh Wiston Reid maupun James Collins terlebih lagi oleh James Tomkins yang membiarkan lubang menganga di depannya terbuka. Karena, Jonjo Shelvey yang menurut saya bermain baik walaupun out position di gol terakhir memperlihatkan bagaimana anak muda memperagakan dummy running di goal kedua dimana ada 3 orang pemain yang memusatkan perhatiannya kepada ia seorang.
Cara Brendan Rodgers menarik Lucas Leiva juga perlu diberi kredit besar, kenapa? Karena West-Ham dengan gaya permainan mereka yang tidak pernah menyerang direct kedaerah Lucas mengakibatkan kehadiran Lucas disana sedikit menjadi kurang efektif selain karena kurangnya tekanan di daerah dan bermain kurang menyerang. Brendan menarik keluar Lucas diganti dengan Jordan Henderson pada menit 71, membuat Allen kembali bermain sebagai jangkar di depan Skrtel - Agger, Jordan lebih menyerang dari Lucas dan itu benar, sebuah umpan tariknya mampu membuat Shelvey dan Collins berjibaku lalu membuat gol bunuh diri lob yang luar biasa membuat kita kembali melompat membuka mata dan kembali bernyanyi. Menit 73, Diame mengalami cedera dan gaya rugby yang lebih membuat sibuk Skrtel-Agger dan Pepe Reina jadi tersumbat karena tidak ada lagi monster yang berjaga di area sekitar penalty box kita, saat itulah baru kita bisa bermain dengan irama sendiri, menjadi diri sendiri. Apa hasilnya? Dihalaman pertama klasemen dan berjarak hanya 4 poin dari tetangga kita si Biru.
Hal positif lain yang mampu kita ambil dari kemenangan ini adalah pertama-tama pemain-pemain muda kita sekarang ditambah Joe Cole mempunyai mental yang pas untuk terus maju meraih 3 poin kedepannya. Dan poin kedua yang menjadi wabah kritikan ataupun ejekan diluar sana yang sampai ke telinga saya bahwa kita pasti tidak akan bisa berbuat apa-apa tanpa Luis Suarez pun bisa kita bantah.
And last but not least, we can't score and win without Suarez they said, ah, how ironic.
@indoliverpoolfc
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Nice review!
ReplyDeleteWe have not only Luiz Suarez but we have one team and one big family LFC...they said we can't walk without Suarez but we said We'll never walk alone
ReplyDelete@aryo wicaksono: Thanks mate!
ReplyDelete@Berti Karaeng: I second that mate! Together we'll never let the Red Men walk alone!
YNWA