5 April 2013

Love Turns Into Love Or Love Turned Into Hate. (Cara Fans Melihat Mantan Pemain Liverpool).

Dalam dunia percintaan kita terkadang melakukan flashback mengenai mantan – mantan kita dimana moment yang manis terkadang masih terngiang- ngiang. Bila orang yang kita masih sayang sering kita mengandai – andaikan kalau saja saya dengan dia ga putus.. seandainya saya begini.. begitu… . bahkan ketika sedang punya pacar kita terkadang juga sering membanding – bandingkan pacar yang sekarang dengan mantan kita (walaupun sebenarnya tidak boleh juga) entah sifatnya, kenangan indah maupun yang lainnya.




Dalam dunia sepak bola ada keadaan seperti itu dimana orang nya pindah tapi masih membekas dalam ingatan dan menjadi sosok yang dirindukan. Dalam Liverpool pemain yang menurut penulis termasuk dalam kategori ini seperti Xabi Alonso, Dirk Kuyt, Craig Belammy maupun John Arne Riise dan legenda liverpool yang telah pensiun. Mereka ini termasuk yang membekas dalam ingatan sebagian fans Liverpool baik karena prestasinya, komitmennya, sifatnya maupun skill yang dibutuhkan ke dalam skuat Liverpool sekarang. Contohnya Xabi Alonso. Kita mendengar rumor bahwa Xabi Alonso akan balik ke Anfield. Rumornya ini menimbulkan pro kontra dimana sebagian fans ingin mengembalikan sweet moment kombinasi Tsubasi Misakinya Liverpool yaitu Gerarrd Alonso. Namun sebagian fans melihat secara objektif dimana gaji dan usia yang menjadi problem. Xabi Alonso menjadi sosok yang dirindukan karena sifat ia dimana kita melihat bagaiman ia tetap cinta akan Liverpool walaupun sudah pindah ke Real Madrid. Selain itu, kita merindukan seseorang yang memilki kemampun umpan diagonal yang cihuuuy yang sekarang diperankan oleh Gerarrd. Begitu juga dengan Dirk Kuyt dimana kita melihat bagaimana cara ia bermain bola, bagaimana strugglenya ia mengejar bola naik turun.. Bagaimana terharunya kita melihat Dirk Kuyt masih mengejar bola seperti itu walupun rambut kuningnya sudah bercampur warna merah akibat berdarah. Begitu juga Craig belammy, skuat Liverpool butuh orang bisa berperan sebagai destroyer dan meledak – ledak untuk menaikkan semangat pemain lain ketika buntu. Atau Riise yang masih saya anggap bek kiri unik karena terlihat cuma bisa nendang pakai kaki kiri dan terbaik di Liverpool.  Sosok seperti mereka yang membuat kita rindu untuk hadir di telivisi dengan berbaju merah di setiap minggunya.

Namun sebagian orang juga mempunyai mantan yang mau kita hilangkan moment orang tersebut. Entah karena sifat orang tersebut, cara ia pergi maupun yang lainnya. Dalam dunia sepak bola khususnya sebagian fans Liverpool kita mempunya keadaan seperti itu yaitu Fernando Torres. Pemain yang sering di panggil “el nino” ini menjadi lover into betrayal dimana ia sempat mejadi pemain yang di idolakan oleh liverpuldian. Bagaimana tidak? Setelah para Liverpool dan liverpuldian memgalami moment yang penuh keajaiban di 2005 di instabul. di belilah seorang bocah yang zaman itu masih muda sudah menjadi kapten dari sebuah klub ibu kota spanyol setelah para pengganti Micahel Owen yaitu Milan Barros, Djibril Ciise maupun Ryan Babbel gagal menjawab ekspetasi para petinggi Liverpool. Dengan modal umur muda dan penuh potensi secara cepat Torres bisa menjadi sosok yang di idolakan para fans. Torres mencatat sejarah di musim pertamanya bersama Liverpool dengan menjadi pemain pertama yang mencetak lebih dari 20 gol dalam pertandingan liga dalam satu musim sejak Robbie Fowler pada musim 1996-1997. Lalu selama berseragam The Reds ia telah mencetak 65 gol selama 102 pertandingan. Apa lagi melihat otobiograsinya Fernando Torres dimana ia sejak kecil sudah menjadi fans Liverpool menjadi menambah rasa case mistery yang terbangun atas cinta ini. Dengan segala semua atrribut yang ada di diri Torres membuat dia menjadi sosok yang sering dieluh eluh kan setiap pertandingan. Namun semua langsung buyar dengan adanya berita transfer bahwa Torres telah resmi pindah ke Chelsea seharga 50 juta pound. Transfer ini sangat kilat dan tidak terduga dimana tidak ada isu – isu mengenai Torres akan pindah. Seketika rasa manis itu mendadak menjadi kepahitan. Apa lagi dengan tambahan dia mengeluarkan statment buruk mengenai Liverpool yang membuat fans Liverpool termasuk saya naik pitam. Langsunglah Dia di cap sebagai pengkhianat dan hunter glory oleh sebagian fans dengan segala ekspresi kekecewaanya seperti bakar poster maupun jersey yang berkaitan dengan Torres, disini  saya secra reflek termasuk bakar jersey spanyol Fernando Torres (asli lagi). Penulis butuh setahun untuk move on dimana penulis selama itu sering menghujat ketika Torres main di Chelsea (sperti akun twitter rokok bola yang terkadang atau sering mencela Liverpool). Setiap Chelsea main langusng stalker dan mencela ketika ia gagal mencetak gol. Mungkin cap pengkhianat dan dibenci ini masih tetap disematkan kedalam Torres hingga kini. Satu orang lagi yang membuat penulis merasa terganggu dan bisa juga disematkan sosok benci ada di dirinya yaitu Michael Owen. Pada awal kepindahnnya ke Madrid penulis juga merasa kecewa namun tidak sebesar saat Torres pindah. Awalnya penulis mencoba memahami kepindahan ini mungkin mengembangkan karirnya. Namun di berita yang belum lama terdengar bahwa ia mengeluarkan stetment buruk mengenai Liverpool. Disini saya merasa tergaanggu dan merubah image mengenai siapa itu Michael Owen. Disinilah penulis tidak menjadikan michel Owen termasuk dalam kategori orang yang dirindukan seperti Xabi Alonso, Dirk Kuyt, Robie Fowler, Craig Belammy dll. 

Disinilah kita melihat bahwa bagiamana seorang fans melihat sosok yang ia idolakan pergi dengan berbagai macam ekspresi. Lalu bagaimana dengan Luis Suares jika ia akhirnya pergi dari Anfield???

@fadhill91

1 comment: