31 May 2013

C'est la Liverpool



Aku menyukai sepakbola
Errm...
mencintainya sejak umurku belum mencapai belasan..
Oleh ayahku aku lebih dulu dikenalkan pada Bayern Munich, Juventus dan Sparta Praha , sebelum aku benar - benar jatuh cinta pada Liverpool.
Aku tidak akan bercerita betapa digdayanya Liverpool jaman dulu,
Itu cuma sejarah kok, dan sayangnya aku tidak ada dalam masa itu.
Ya aku lahir di era 90an, era dimana Liverpool telah menuliskan jalan takdirnya sendiri,
Yang mengharuskan mereka perlahan Menuruni tangga kedigdayaanya.
Masa bodoh dengan semua alasan yang menyertainya.
Aku lebih percaya bahwa masa emas Liverpool memang sudah habis,
serupa hidup yang hanya sebuah perputaran roda,
Istanbul 2005 mungkin saja adalah mukjizat terakhir Tuhan bagi kaum liverpool.
dan Waktunya bagi liverpool untuk memijak bumi pun telah tiba.
''Year Zero'' sepantasnya ada untuk memulai segala sesuatunya kembali dari titik terendah.
Meletakan kembali tonggak awal untuk meraih kesuksesan seperti puluhan tahun lalu.
Lupakan sejarah emas yang pernah ditorehkan, itu hanya akan membuai kita dalam angan-angan.
Inilah kenyataanya, realita yang harus dihadapi bahwa Liverpool tak lagi sehebat dulu ketika aku mungkin masih belum dipikirkan untuk ada oleh kedua orangtuaku.
Usiaku saat ini 20 tahun 7 bulan 29 hari
Aku hidup dengan Liverpool yang tak lagi sehebat dan setangguh 30 tahun lalu, Liverpool yang tak lagi menjadi penguasa Liga inggris bahkan eropa.
Liverpool kini adalah klub 'berantakan' dengan hamparan sejarah menawan, yang datang dari tepian sungai mersey,
klub medioker dengan inkonsistensi luar biasa suksesnya.
Aku benci melihat Liverpool kalah,
Benci Liverpool selalu mempermainkan adrenalin, memberikan asa penuh tipu,
3/4 pertandingan membuai kita dalam suka cita kemenangan, lantas hilang,lenyap buyar tinggal mimpi memilukan hanya disisa babak.
Semacam Pehape tingkat tinggi, Itu terlalu biasa terjadi, Dan selalu menyebalkan.
Aku tidak segan mengejek, mengumpat bagaimana Liverpool dalam beberapa hal terlihat begitu lemah dan bodoh.
Apa anda mengatakan aku sebagai karbitan?
Hanya senang saat tim menang dan mengumpat saat kalah.
Argh sayangnya aku bukan orang yang cukup sabar untuk menerima kekalahan dan keterpurukan.
Apalagi kekalahan itu terjadi karena kesalahan-kesalahan yang dibuat sendiri.
Cinta tidak harus membutakan bukan?
Hanya karena aku seorang kopites menjadi haram jika aku menjelek-jelekan Liverpool? Padahal musim ini Liverpool memang jarang tampil memuaskan kan?
Ayolah jangan berlagak sok nrimo padahal dalam hati kalian juga berang bukan?
Untuk kebaikan bagi Liverpool, rasanya tidak masalah jika harus mengkritisi banyak hal dari Liverpool yang memang terlampau banyak celahnya.
Sayangnya beberapa orang tidak mengerti yang namannya sarkasme..
Barangkali Liverpool hanyalah tim penghuni papan tengah klasemen,
yang menembus ketatnya persaingan menuju kompetisi nomor satu Eropa pun tak mampu.
Barangkali Liverpool lupa bagaimana mempersembahkan gelar untuk sekedar melepas dahaga.
Tapi Liverpool tetaplah Liverpool,
Tim dengan sejuta pesona didalamnya,
Yang membuat siapapun yang menjatuhkan hati kepadanya enggan mencari pelabuhan lain yang lebih baik dan megah.
Aku selalu percaya bahwa Liverpool akan kembali kepada titik edarnya,
Menjadi Liverpool yang slalu didongengkan oleh ayah kepada anaknya lelakinya
Tentang sebuah klub raksasa penuh wibawa dan tahta juara.
Aku sudah menunggu lama, dan akan tetap menunggu, untuk bersiap menjadi saksi sejarah kebangkitan Liverpool.
Tahun depan?
Ya Tahun depan itu kan banyak
Haha
Satu hal yang pasti Aku akan selalu menaruh hormat, dan berdiri penuh bangga mengumandangkan You''ll Never Walk Alone
disetiap pertandingan Liverpool.
''L'amour n'est pas parce que mais malgre''
;)
YNWA

@masilland

Sumber gambar: Google.com

2 comments:

  1. Ini apa? Sajak? Atau motivasi? Belajar yang rajin nak, gak perlu mikir yg berat2..

    ReplyDelete
  2. "Mencintai bukan karena.. tetapi mencintai walaupun.."

    ReplyDelete