10 May 2013

Perginya Fergie, Harapan Semu Kubu The Reds

Mundurnya Sir Alex Ferguson memang mengejutkan laiknya hujan angin di Jakarta. Banjir Air Mata pun tak terbendung mendatangi kota Manchester. Manajer terbaik sepanjang sejarah Setan Merah itu memastikan musim ini menjadi musim terakhirnya sebagai manajer. Pergi pada waktu yang sangat tepat, mungkin sebuah kalimat yang paling cocok disematkan ke Fergie.



Dia berhasil membawa Man. United mengangkat gelar ke-20. 13 diantaranya dimenangkan pada medio kepelatihannya sejak era 1990-an. Manajer Everton, David Moyes, dipastikan menjadi suksesor manajer tersukses di Ranah Britania tersebut.

Banyak pihak terkejut ketika Moyes menjadi sosok terpilih. Padahal, banyak manajer yang beberapa tahun sempat mengungkapkan siap melatih Setan Merah selepas Fergie pensiun. Sebut saja Jose Mourinho dan Pep Guardiola. 

Pengertian langsung datang bagai angin malam yang membuat bulu kuduk berdiri, ketika Fergie hanya pergi secara kasat mata. Iya, salah satu pembeli setia Permen Karet Yosan ini ternyata akan naik pangkat menjadi Direktur Man. United mulai musim depan. Pemilihan Moyes pun sangat bijak melihat manajer tersebut bisa menjadi Pion Utama "permainan" Ferguson.

Komedi muncul ketika Fans Liverpool mulai ingin terlibat dalam masalah ini. The Reds tidak pernah mengangkat Trofi sejak Liga berganti nama menjadi Premier League. Merseyside Red diselimuti Awan Kelam kala seorang Fergie membuat Kota Manchester seperti Las Vegas yang penuh digdaya kemeriahan serta limpahan Champagne karena 13 gelar yang didapatkan.

Kepergian Fergie dianggap sebagai titik terang Liverpool untuk masuk kembali ke level tertinggi. Moyes yang dianggap sebagai manajer kelas dua karena tak pernah sekalipun mengangkat gelar, menjadi penghinaan lain untuk kubu Setan Merah.

Naif. Karena rencana dibalik layar saya pastikan sudah ada di otak Ferguson, David Gill, dan beberapa pihak pengontrol segalanya di sepak bola Inggris. Man. United memiliki dasar kuat dan mengharapkan mereka jatuh dari empat besar saja belum bisa dibayangkan.

Fergie masih menjadi otak utama Man. United. Bahkan jabatannya sebagai Direktur akan membuat dia lebih leluasa berbuat "nakal". Posisinya yang tinggi dan sudah mengenal semua manajemen FA, bahkan beberapa sosok penting pemerintahan Inggris, akan sangat berbahaya untuk klub rival lain. Belum lagi jika melihat kepintarannya dalam melatih yang usah diragukan lagi. Rasanya Keluarga Glazer hanya bisa mengatakan iya, saat Fergie meminta Moyes menjadi manajer anyar klub.

Liverpool sebaiknya berkaca kepada diri sendiri dan tak terlalu memikirkan kepergian Fergie. Karena hal itu tak akan berdampak signifikan bagi mereka. Permainan Man. United mungkin akan berubah demi menghargai sesosok yang selalu menghadiri Hillsborough Memoriam Service saat memimpin Everton bernama David Moyes. Tetapi Man. United akan selalu mendapat sokongan "tak terlihat" dari berbagai arah.

Maaf seribu maaf, tetapi Setan Merah telah merencanakan segalanya untuk terus menjadi penguasa. Liverpool sendiri sedang berupaya menanjak dari jurang gunung alpen yang membutuhkan waktu sangat lama melihat ketinggian yang ada. Seluruh fans The Reds seyogyanya fokus mendukung tim sendiri, ketimbang mencaci sesosok yang mendorong mereka masuk jurang dan menjadi Raja Ilegal Sepak Bola Inggris saat ini.

@FakeRegista

1 comment:

  1. Bener banget. Kenapa yg dipilih Moyes & bukan Mourinho? Karena ga mungkin banget Mourinho mau diatur-atur ama si engkong yg bakal naik pangkat jadi Direktur. Ga make sense banget kalo tu aki2 gembong setan ikhlas liat pasukannya jadi team medioker kaya (sad but true) Liverpool sekarang. There must be a master plan prepared before the decision (to quit) has made.

    Stop thinking LFC will get some benefit from his retirement. Mind our own business instead, walk on!

    ReplyDelete