25 June 2013

Meraba Kekuatan Anyar The Reds

Sudah cukup lama saya absen menulis absurd. Kehilangan ide, rasa bosan yang berlebihan, dan menunggu langkah apa yang dilakukan tim favorit pada bursa transfer kali ini, menjadi alasan untuk rehat sejenak. Disini, saya mencoba kembali dengan menulis sesuatu yang sempat tertunda beberapa kali.




Brendan Rodgers sempat berbicara sesaat setelah musim 2012-13 berakhir. Dia mengaku butuh tenaga ekstra dari seluruh penggawa sejak pramusim nanti. Yang dimaksud seluruh penggawa adalah, Rodgers berusaha mendatangkan seluruh pemain anyar yang dibutuhkan sebelum laga pramusim dimulai. Tidak mudah, namun, cukup berhasil sejauh ini.

Jujur, tak ada nama besar yang datang (bahkan diincar) sejauh ini. Luis Alberto dan Iago Aspas adalah sosok potensial yang dianggap bisa membuat skuat lebih dalam. Ya, keduanya adalah andalan, andalan Barcelona B dan Celta Vigo yang jelas tak ada apa-apanya ketimbang incaran Manchester United yang seorang kapten Spanyol U-21 berdarah Italia, Spanyol, dan Brasil, serta back-up utama Xavi Hernandez di Barcelona.

Nama-nama tersebut jelas masih kalah kelas ketimbang Gonzalo Higuain dan Wayne Rooney yang menjadi incaran utama Arsenal. The Gunners, tim yang menurut pandangan saya paling berpeluang mengangkat trofi Premier League musim depan, melihat Emirates telah lunas dan mereka memiliki dana lebih dari 55 juta pounds untuk belanja.

Ah saya lupa, ada nama tertinggal. Kolo Toure, sosok kunci dibalik trofi Premier League terakhir Arsenal. Ya, 10 tahun kemudian dia memilih Liverpool setelah datang tanpa dana. Melihat langkah The Reds, saya yakin Simon Mignolet akan menggenapi empat pemain anyar Liverpool sebelum bursa transfer resmi dibuka 1 Juli nanti (atau mungkin sudah bergabung saat tulisan ini dinaikkan).

Tidak ada ekspektasi tinggi untuk para pemain anyar. Kita sebagai pendukung sudah trauma dengan ekspektasi terhadap Stewart Downing, Fabio Borini, hingga Oussama Assaidi. Rodgers menyadari itu, dia mengambil pemain-pemain yang diyakini bisa menjadi "team player" bukan "individual player".

Pembelian ketiga pemain tersebut sangat jelas, agar ada setidaknya dua pemain berkualitas pada satu posisi yang sama. Toure akan menjadi sosok berpengalaman untuk menggenggam lengan Daniel Agger atau Martin Skrtel jika terpeleset. Mignolet? saya sama sekali tak bisa membayangkan kiper utama Belgia ini datang untuk menjadi cadangan Pepe Reina. Pernyataan Reina dan Rodgers, hanya "bulshit" sambil menunggu Victor Valdes memilih pergi sekarang atau tahun depan.

Aspas bakal diprioritaskan menempati pos Downing sebagai inverted winger kanan yang versatile dan bertukaran dengan Daniel Sturridge sebagai striker. Saya rasa Rodgers harus memberi penghargaan untuk Downing yang bermain sangat baik musim ini. Bertahan setidaknya satu musim lagi adalah pilihan bijak.

"Bukan pilihan sulit ketika Liverpool memberikan penawaran. Aku siap untuk sukses bersama tim ini," nada optimisme Aspas muncul ketika pertama kali diwawancarai. Berbeda dengan Aspas yang saya anggap sebagai team player yang sangat baik, meski mukanya seperti Assaidi versi nakal. Saya sangat tertarik ketika Luis Alberto datang.

Saat itu, saya sedang mengendarai mobil dan terbilang telat mengetahui penggawa Sevilla ini bergabung. Sosok yang dengan pe-de menganggap posisi terbaiknya adalah false nine ini menjadi pemain anyar pertama Liverpool yang berfoto dengan kostum kebanggaan di Melwood. Kedatangan Alberto jelas membuat Liverpool memiliki lebih banyak pilihan terkait formasi yang akan dipakai.

Setelah untuk pertama kalinya bermain dengan Trequartista musim lalu, saat Philippe Coutinho menjadi penyihir tim, kedatangan Alberto membuat The Reds memungkinkan untuk bermain tanpa striker dengan sengaja. Banyaknya pilihan akan sangat baik untuk beradaptasi dengan lawan di Premier League yang beragam. Luis Alberto juga bisa menjadi penyerang lubang dan winger kiri. Ya, winger kiri, goodbye Raheem Sterling.

Apalah saya ini, sudah sangat optimis dengan pemain-pemain level sedang yang dibeli The Reds. Efek "We Are The Next Season Team" memang acap muncul di musim panas seperti ini. Henrikh Mkhitaryan akan menyempurnakan penyerangan Liverpool jika datang. Namun, tak akan dalam waktu dekat melihat pemilik Mkhitaryan mencapai 16 orang dan baru dua orang yang berhasil di lobi Ian Fucking Ayre.

Dua sosok yang akan menyempurnakan Liverpool, menurut opini bodoh saya adalah bek kiri dan gelandang bertahan murni. Sayangnya, belum ada target yang benar-benar terdengar kebenarannya di media. Lucas Digne, bek kiri muda paling potensial Prancis milik Lille, sepertinya akan memilih PSG. Sedangkan, Victor Wanyama, gelandang bertahan kekar manis ini malah mendekati Southampton, terlepas dirinya membuat pernyataan lebih senang bergabung dengan Liverpool atau Arsenal.

Bursa transfer memang masih lama berjalan. Tentu akan ada pemain-pemain yang dikorbankan dan mungkin pemain-pemain tak terduga yang datang. Meski begitu, tak ada salahnya berdoa untuk tim kesayangan kita ini. Sebuah tim yang berharap menembus empat besar dengan kekuatan kolektif. Luis Suarez? Saya tak punya waktu membahas sosok yang terlalu banyak omong kepada media.... Kecuali 1, harga jualnya yang tinggi.

By: @FakeRegista
Sumber Gambar: Google.com

6 comments:

  1. Kebijakan transfer liverpool musim ini mengingatkan saya pd film Moneyball yg dibintangi Brad Pitt. Dalam film tsb menceritakan tentang kebijakan transfer dan proses scouting yg dilakukan seorang manajer klub baseball Oakland ath (kl ga salah) yg mengutamakan hasil statistik ketimbang nama besar si calon pemain.

    Singkat cerita klub tsb sukses menjuarai liga baseball amerika. Hasil tsb menarik klub besar Boston Redsox yg notabene dimiliki oleh JW.Henry dgn FSG-nya. Beliau merayu sang manajer tsb utk pindah ke Boston Redsox dgn gaji tertinggi dan memecahkan rekor ketika itu, namun tawaran itu ditolak. Lalu apa yg dilakukan JWH? Ya, mengadopsi pola yg sama dgn apa yg dilakukan Oakland Ath. Dan hasilnya strategi scouting dgn dasar statistik pun brrhasil di Boston yg menjadi juara setelahnya.

    Dari film based on true story tsb sangat mirip sekali dgn apa yg tjd pd LFC skrg. Mendatangkan pemain yg sejauh ini tak ada nama besar tp jika dilihat dr statistik memang cukup lumayan. Mungkin JWH coba menerapkan hal yg sama apa yg telah dilakukannya pd Boston Redsox ke LFC. Semoga suksesnya menular. Amin.

    Semoga comment saya ini bs menambah perspektif thd transfer musim ini. #YNWA #FWS #JWH

    ReplyDelete
  2. Aspas muka nakal ye, kaya muka rakus di boboiboy :-)

    ReplyDelete
  3. Artikelnya bagus-bagus semua.
    Benar kata mas Mega Dewangga, LFC kayaknya menerapkan strategi yang mirip dengan Oldham Athletics di film Moneyball, yang menentukan pemain bukan dari nama besar tetapi dari statistik. Ya semoga aja LFC musim depan bisa lebih baik lagi. YNWA...

    ReplyDelete
  4. banyak yg datang, sedikit yg di offload. gaji pun makin banyak yang harus dibayar. semoga yang diluar skema segera mampu mendapat tempat di klub lain

    ReplyDelete
  5. Lagi-lagi, saya gagal mendapatkan poin dari tulisan ini, seperti juga tulisan-tulisan lain karya si penulis. Semua hanya kumpulan kalimat 'ngalor-ngidul' tak karuan tanpa jelas pokok utamanya. Yang seringkali hanya berupaya mencari sensasi dengan sengaja mengangkat kontroversi, yang sayangnya tidak didukung dengan materi-materi yang kuat, sehingga hanya menjadi tulisan yang 'pokoknya beda' saja. Diperparah dengan penggunaan gaya penyampaian milik penulis lain, yang semakin membuat karyanya semakin kehilangan karakter.

    ReplyDelete