31 July 2013

Don't Leave Liverpool

Don’t leave Liverpool. This is not a quote from a Liverpool legend. Not a quote from famous and successful manager. It is simply a quote made by some fans for Liverpool players, whom they loved very much, especially strikers like Owen and Torres. Why they shouldn’t leave? I got some analysis of players who left Liverpool, then they individually got their skill decreased. For strikers, it was their amount of goals. I might be wrong anyway, so you can correct me.


1.      Michael Owen
Which Liverpool fans don’t know him? As the youngest player ever to score goal in England national team, he was young when he burst out to Liverpool first team, made himself partnering with the legendary Fowler and become a goal scoring machine. However, his injury (lately he became injury prone) forced him to blame the club, and when Houllier was replaced by Rafael Benitez, he chose to left Liverpool to Real Madrid. Unfortunately, Liverpool won the UCL at the same year while he got nothing in Madrid. He then move to Newcastle and still can get the best of him. In Liverpool, he scored 158 goals from 297 apps, and since he left, he scored 16 goals from 45 apps in Madrid, 30 goals from 79 apps in Newcastle and 17 goals from 52 apps in Man. United.
2.      Xabi Alonso
I don’t know the real reason of his departure to Real Madrid. He can maintain his form in Madrid and can win the league as well as domestic cups. However, his European luck (just in Champions League) is degrading. In Liverpool, he reached 2 UCL finals (2005, 2007) and won it in 2005, 1 semifinal (2008), and 1 quarter final (2009). While in Madrid, he reached 3 semifinals (2011,2012,2013).
3.      Javier Mascherano
A fighter, don’t shy to tackle and eager to win the ball back. His partnership with Alonso or Momo Sissoko is incredible. However, he handed a transfer request to the club since he want to join FC Barcelona. Always the first choice in Liverpool, now he barely got himself playing for Barcelona. Yes he won the league and UCL in 2011 but that is team achievement.
4.      Fernando Torres
Undoubtedly one of the best strikers Liverpool ever have. Scoring 81 goals in 142 apps and become the quickest player to reach 50 goals in Liverpool, only within 84 apps, the second foreign top scorer in one season in BPL (behind Thierry Henry and above van Nistelrooy). However, injury degrading his performance and big money from Chelsea tempted him to move. Since then, he can’t manage to return his form, scoring only 34 goals from his 131 apps with Chelsea.
Recent issue is around Luis Suarez. We knew who he is. The Kop favorite, strong mentally but unfortunately has “bad” behavior, Liverpool 2012/2013 top goal scorer and runner up in the league (behind Persie) recently issued approached by Arsenal, while couple of weeks ago was saying that approached by Real Madrid. He has created the most goalscoring chance within the five biggest league in Europe, being the most creative player. Not to mention his special free-kick skill. However, English media hate him and in the other hand the fans still love him. But I’m sure Liverpool know the best choice to his transfer saga. Then, if he left, will he be the same as those mentioned above? Only God knows

@Denny_TheReds
Read more ...

29 July 2013

Coutinhoes vs Assaidies

Kalau anda pecinta sepakbola angkatan tua di awal 2000-an kita sering mendengar real madrid di liga spanyol punya istilah sarkas “Zidanes vs Pavones” yang merujuk pada kebijakan klub lebih memberi porsi kepada “Zidanes” yang merujuk pemain-pemain mahal yang didatangkan klub ambisius tersebut untuk menciptakan “los galacticos” seperti zinedine zidane, luis figo, david beckham, Ronaldo nazario daripada lawannya yaitu “Pavones” yang merujuk kepada Fransisco Pavon, Javier Portillo dkk yang merupakan pemain didikan akademi madrid.



Namun “Coutinhoes vs Assaidies” ini jelas bukan merujuk pada persaingan “pemain beli vs akademi” karena nyatanya akademi the reds gak tersingkir-tersingkir amat, setelah Carra retired kita masih punya kapten fantastik di tim inti, belum lagi Martin Kelly, Andre Wisdom, Rahem Sterling sampe pemain kesukaan saya yang berskil namun kayanya ada yang salah yaitu jesus fernandez “suso”  yang antri bergantian dengan pemain lain, lagipula dengan filosofi mudanya brendan rodgers saya kira mereka bakal dapat waktunya.
“coutinhoes vs assaidies” merujuk pada 2 pemain muda di klub tersayang kita yang punya ekspektasi beda dengan hasil beda pula, coutinhoes merujuk pada pembelian pemain muda, kurang pengalaman, database sedikit, dengan ekspektasi sedang-sedang saja namun memberikan hasil yang melebihi ekspektasi coutinho ada di daftar itu, tidak hanya 3 gol dan 5 assistnya namun bagaimana dimensi trequartista yang diberikan coutinho secara baik, yang membuat saya yakin 4 besar itu nyata.
Assaidies sendiri merujuk pada pemain yang sebenarnya kita juga gak berharap banyak, namun ada sedikit optimisme di sana, skill mumpuni, youtube dan komentar bertebaran dengan baik, namun ekspektasi yang tidak terlalu tinggi itupun susah direalisasikan, oussama assaidi bisa jadi ada di daftar itu, siapa yang tidak kesengsem liat permainannya (di youtube), tapi di lapangan dia seperti anak ssb yang kelewat asik disuruh latihan dribel ngelewatin cone, but impactless
Musim ini sendiri liverpool sudah resmi mendatangkan 4 Pemain Kolo Toure, Simon Mignolet, Iago Aspass Dan Luis Alberto. Selain itu kita juga masih menunggu kabar lanjutan dari Ilori,Papa dan Mkhitaryan.
Saya tidak membahas Kolo dan Mignolet mereka pemain berpengalaman dan sudah biasa saya lihat di tv, menarik menunggu kiprah aspass yang mewarisi no.9 dan luis alberto yang masuk tim senior saja belum di barcelona dan sevilla, dengan beragam ekspektasi baik yang dilemparkan media dan tentu saja skill-skill youtube yang sudah kita tonton namun sejujurnya saya belum pernah melihat Aspass maen secara langsung apalagi Alberto,  jadi mereka mau ikut madzhab Coutinhoes atau Assaidies?
I hope Coutinho get new friend, and Assaidi you can move to Coutinho team too
penulis: Khaerur Reza
 @rezasutup
Read more ...

Freddie "Suarez" Mercury

Is this the real life, is this just fantasy. Caught in a landslide, no escape frome reality. Open your eyes, look up to the sky and see. I’m just the poor boy, I need no symphathy because I’m easy come easy go…

Yea! Itu adalah lirik awal “Bohemian Rhapsody” single operatik terbaik sepanjang masa dari band Queen. Setidaknya itu menurut saya pribadi. Kalau anda tidak percaya, coba baca tulisan kopas ini sambil memutar tembang tersebut.

Nama lengkapnya Frederick Bulsara atau lebih dikenal dengan Freddie Mercury. Berdarah Persia (pantes tekstur mukanya rada mirip dengan Kahlil Gibran), lahir 5 September 1946, dari pasangan Bomi dan Jer Bulsara di Zanzibar,sebuah pulau yang sekarang merupakan bagian dari Tanzania. Ia menghabiskan masa kecilnya di India. Makanya muka Freddie rada bolliwod. Ayahnya adalah akuntan pemerintah Inggris yang kebetulan di tugaskan di India. Di sini pula ia mengenyam pendidikan dasar.nDi sekolah asramanya,St Peter di Pancghani,luar Bombay,ia dikenal cukup cerdas dan sangat menonjol untuk mata pelajaran seni dan musik. Sejauh ini, mungkin dia satu-satunya vokalis paling karismatik yang pernah Tuhan ciptakan, setelah Lennon. Anda boleh tidak setuju lagi dengan pendapat saya tersebut.

 “Gigi saya…saya tidak menyukainya,karena terlalu tonggos,saya ingin merapihkannya,tapi saya tidak punya waktu. Terlepas dari itu,saya ini sempurna.”Freddie Mercury. Giginya mungkin adalah salah satu property yang mewakili kekarismatikan Freddie. Terdengar arogan memang, tapi apa yang membuat Queen sukses? ya tentu saja karisma Freddie.

Karismanya itu semakin kental jika mengingat lagu – lagu yang telah ia ciptakan. Sebut saja Love of My LifeCrazy Little Thing Called Loved, hingga Bohemian Rhapsody. Tapi baginya lagu-lagu tersebut hanya seperti tisu sekali pakai. Ya, anda bisa mendengarkannya, menyukainya, membuangnya, lalu mendengarkannya lagi. Selain lihai dalam membuat hits dengan kord-kord diluar nalar, aksi panggungnya nyaris selalu memukau. Hal ini tak lain karena dia ingin orang-orang pulang dari pertunjukan Queen dengan perasaan puas dan senang. Seperti pergi menonton film bagus, setelahnya penonton bisa pulang dan mengatakan pertunjukan bagus dan kembali kehidupan dan masalah mereka.

Orang-orang sering waswas kalau bertemu saya.Mereka pikir saya akan menelan mereka. Tapi di balik penampilan saya,saya ini pemalu. Saya bisa sangat lembut, sangat mudah tersentuh, dan sentimental.”Freddie Mercury.

Brian May saja yang notabene teman akrabnya, mengatakan Freddie adalah misteri ,tak seorang pun benar-benar tahu dari mana dia berasal.

1981, Freddie tidak mau bicara lagi.Dia capek karena Queen dan dirinya sendiri telah salah diinterpretasikan. Saya rasa siapa pun yang bertemu Freddie sebentar akan terkejut. Dia bukanlah primadona seperti yang mungkin Anda bayangkan. Jelas dia karakter yang positif, dia bekerja sangat keras dan menampilkan pertunjukan yang bagus sekali.”

Dunia hiburan memang sering menuntut para lakonnya untuk “bermuka dua”. Lain di panggung, lain pula di hati. Banyak yang bilang, kalau yang tahu kita adalah diri kita sendiri. Tapi seringkali kita menjadi misteri untuk diri kita sendiri bukan? Alias, masih harus terus dan terus mencari.

Freddie tentang Queen : ”Pada satu titik,dua atau tiga tahun setelah kami mulai,kami nyaris bubar. Kami merasa ini takkan berhasil,terlalu banyak hiu di bisnis ini,dan rasanya kami sudah tidak tahan lagi. Namun sesuatu di dalam diri kami mendorong kami untuk terus. Kami belajar dari pengalaman-pengalaman,yang bagus maupun yang burukDulu saya kira kami akan bertahan selama lima tahun,tapi teryata kami sampai ke titik ketika kami semua benar-benar terlalu tua untuk bubar. Bisakah Anda bayangkan membentuk band baru ketika usia Anda 40?Agak konyol,kan?

“mama, didn’t mean to make you cry?
if I’m not back again this time tomorrow
carry on, carry on, as if nothing really matters”

Queen terus bertahan, hingga 24 November 1991 Freddie  menghembuskan nafas terakhir karena Bronchial pneumonia yang tidak mampu diatasi oleh sistem kekebalannya yang telah lumpuh. Dia tidak keluar tapi hanya terpisah “jarak” band Queen dan penggemarnya. Dia tidak mengkhianati teman dan penggemarnya, hanya saja dia memiliki cara yang sedikit “ekstrim” untuk menikmati hidupnya. Queen pun mati suri. Mereka hanya manggung pada ada acara-acara tertentu, itupun hanya bersama Brian May dan Roger merangkap sebagai vokalis.

“Nothing really matters, anyone can see.
Nothing really matters to me.”

Close enough to Suarez Story? Read it once again. :D

Note :
Tulisan ini merupakan kombinasi dari Wikipedia, beberapa buku dan blog yang terdapat rekaman percakapan personil Queen dengan beberapa media/sura kabar dengan sedikit sekali editing disana-sini. Semoga maksud tulisan ini tersampaikan. Enjoy!

@rendynewmanh
Read more ...