25 December 2013

Mission: Being Lions

I almost never lose my cool even when Liverpool got beaten by small teams, at least on my very own Twitter account. I usually put all of my moans on the journals that luckily had been given to me.



Since being a proud supporter when Liverpool in 2008-09 season, when the Reds finished the Premier League at second position at the end of that season, all I know since then were just inconsistency, the star players gone one by one and defeats.

The anomaly came again last time when the Red Merseyside beat the-almost-unbeaten-at-home for Liverpool by a sensational score, Tottenham Hotspur, 5-0. The anomaly just won't stop there, Liverpool are finally at the top of the league. I even can't remember how it feels like to be a supporter of a winning team.

17 wins, maybe that's why I lost my almost all resources to search any bad thing that probably can be found in a win. Normally, there will always something for me, any bad things would not be missed.

Standing applause for Brendan Rodgers who makes the team like this. The team that I always heard for sometime, the team that back in 80s conquered England and Europe. After that win against Spurs, I feel over the moon not only by the score but with how the team won that game as well. It was just very impressive. It feels like Liverpool can beat anyone in the league, the feelings that I haven't felt for like four or five years.

Being at the top of the table is nice, but the league won't stop tonight. There are new challenges, the first one of two big games at the end of the beautiful 2013. Manchester City who beat all the away teams, and then Chelsea who never got beaten at Stamford Bridge under Jose Mourinho.

Let's take one by one. Firstly, Manchester City.

Because I think all of us has known what's bad and good in Liverpool team, then, let's talk about how good the Man City's sides are.

The partner in Every Pos

A friend of mine told me last week that Pellegrini always build a team around duets in every line of his formation.

At the back they got Kompany-Lescott, with two brilliant wing-backs in Kolarov (DR) and Clichy (DL) as their back four.

In midfield there are a partnership between Yaya Toure and Fernandinho. Navas on the right that has a speed of light partnering with Silva or Nasri on the other flank. With Negredo and Dzeko or anyone else, that could step up for Kun Aguero and I bet the player will as dangerous as the Argentinian, up front.

Etihad That Means Goals Galore

How many goals scored in De Gea's net when United were away at Etihad? I know the Devils got beaten there, but there were also 6 in Tottenham's and Arsenal's. Just as you know that, before left Eastland with that result, the Gunners held the best defensive record. And they still got beaten by 6 goals.

But Man City are fragile at the back. I don't care what Luis Suarez produced the other nights, the 200,000 million pounds per week man must produce the same action later. Henderson, Allen, Lucas are all impressive, but before the mighty captain Gerrard make his return they must do anything they can to stop all the goal-scoring midfielders from the Citizen. It's the only way make Gerrard being Carra-ed and they can play week in and out.

8 Wins Out of 8 Matches at Home

After last season when Rodgers can't find the way to beat any top six teams, now he turn everything around, with a good record.

With the likely injured Flanagan will not play, who will replace him? I don't know who but Rodgers knows best, so whether it'll be Johnson on the left, Kelly, Agger, Sakho, or the highly rated young Brad Smith, or even if Rodgers decides to play 3 CBs, it'll be no effect as long as the full point gained at Etihad.

***

These two matches could probably the game that Liverpool really looking forward to. If a match after got beaten by Southampton they can go back to the winning ways, and Hull, and Arsenal, because the teams that came along the way are not as good as them. A defeat against City will make a Liverpool in bad position because Chelsea are waiting patiently in the corner.

But only if Liverpool can take all the 6 points available, I will start to dream about the English Premier League title. And just that.

Rodgers knows best which they are up against this week, an away game to the cage full of Lions. But Rodgers and all of us knows, to beat Lions at their home, Liverpool need to become Lions once again, just like what they did at White Hart Lane.

Written by: @MahendraSatya
Read more ...

6 December 2013

Cinta dan Suarez

Banyak fakta percintaan menarik di dunia ini. Kadang kita heran, mengapa wanita yang notabene luar biasa bisa bertekuk lutut dan memiliki pria yang terlihat "bandel". Ya, dibalik itu pasti ada alasan spesial.

Bisa pria itu memiliki nilai lebih di sikap, materi, dll. Setidaknya fakta membuktikan, bahwa mereka wanita spesial tak jarang mengesampingkan Pria Alim atau yang terlihat lebih serius menjalani hidup.

"Danger sweetens the brew. Makes it more delicious." Robin Maxwell

"A bad boy can be very good for a girl." Melissa De La Cruz

"The man was rude, crude, and inappropriate. I was taken with him the moment I walked in the door, and I knew the first moment I saw him that it was going to be raw, it was going to be ugly, and I was going to enjoy every damn minute of it." C.M Stunich


Beberapa fakta memerjelas itu. Tantangan menjadi salah satu alasan bagi para wanita, menurut survey pribadi penulis kepada beberapa teman wanita. Tantangan mengenai hubungan yang lebih menarik, tantangan untuk mengubah sang pria menjadi lebih baik dan lain sebagainya.

Luis Suarez. Saya melihat sosok yang amat nakal di dunia sepak bola. Terlebih saat dia bergabung dengan Liverpool. Namun, kenakalan Suarez di dalam lapangan malah membuat fans semakin mencintainya. Benang merah terlihat jelas antara sikap Suarez dengan fakta percintaan dunia.

Sejak merumput di dunia sepak bola tak terhitung kenakalan sang pemain di  lapangan hijau. Sudah berani kepada wasit saat masih kecil dan langganan kartu merah serta sanksi pada karier profesional.

Ribut dengan Albert Luque di ruang ganti Ajax saat baru bergabung. Menggigit telinga Otman Bakkal yang memastikan dia dibanned 7 laga dan menutup karier di Belanda saat itu karena direkrut oleh Damien Comolli, Direktur Olahraga LFC.

Masalahnya di Inggris tak kalah banyak. Membuat Jack Rodwell dikartu merah karena aksi diving. Dianggap berlaku rasialis kepada Patrice Evra yang berujung sanksi 8 laga dan denda.

Ketahuan memberikan acungan jari tengah ke penonton Fulham. Tidak bersalaman dengan Evra saat comeback. Selebrasi diving di depan David Moyes setelah manajer "super" itu menyindirnya pada 2012 lalu. Hingga pada akhirnya menggigit Branislav Ivanovic musim lalu dan disanksi 10 laga. Masalah di atas belum termasuk masalahnya bersama Timnas Uruguay.

Maaf membuat kalian bosan membaca masalah-masalah Suarez di atas karena saya pun lelah menulisnya. Kembali ke topik utama.

Suarez mungkin menjadi pemain paling bandel bersama Mario Balotelli pada sepak bola modern. Namun, tak ada yang meragukan kapasitasnya. Mencetak 30 gol untuk The Reds musim lalu dan berperan sebagai pahlawan Tunggal, Si Bandel ini akan selalu terlihat menarik bagi khalayak. Bukan hanya pendukung Liverpool, tetapi pencinta sepak bola secara umum.

Meski absen pada 5 laga awal Premier League musim ini, Suarez mampu membalap semua striker top di Liga dan menjadi top skorer sementara dengan 13 gol hanya dari 9 laga. Tingkat konversi peluangnya pun meningkat 6 persen dari musim lalu dilansir Squawka.

Jika dulu ada Diego Maradona yang memiliki attitude gila bersamaan dengan performa super. Saat ini ada Suarez yang memiliki performa super berbarengan dengan kelakuan yang "aneh". Beruntung, Suarez adalah sosok bersahaja di luar lapangan hijau dan pria setia yang menikahi pacar pertamanya, Sofia Balbi.

Suarez musim ini jelas berbeda jauh dengan Suarez yang dulu. Pelbagai masalah membuatnya terlihat lebih dewasa. Tak ada lagi protes berlebihan, yang ada hanya senyuman atau tawa jika dia merasa dirugikan di atas lapangan.

Permainannya semakin menawan. Perubahan Suarez pun terjadi karena kesabaran Sofia dan demi keluarganya, Delfina serta Benjamin. Wanita mampu mengubah pria nakal menjadi sosok yang sangat berbeda.

Pun dengan Suarez yang semakin dicintai para pecinta sepak bola. Suarez memberikan performa kelas dunia bersama klub yang sedang mencoba bangkit dari keterpurukan 2-3 tahun sebelumnya. Bandel dalam mengolah bola, Beringas di depan gawang lawan.

Steven Gerrard membandingkannya dengan Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo. Brendan Rodgers optimistis Suarez masih mampu terus berkembang dan masa terbaiknya akan hadir bersama Liverpool.

Cinta kepada bocah "nakal" ini semakin lama semakin membesar. Tak ada satu pun yang rela sang pemain hengkang. Terlepas dari pernyataan anyarnya yang mengaku betah dan nyaman di Inggris, pada akhirnya hal teknis seperti finis di empat besar yang bisa memertahankannya di Anfield.

Begitulah cinta, semakin besar rasanya, semakin kencang angin yang menghajarnya. Tinggal bagaimana kita secara bijak menjaga rasa dan hati, serta siap dengan semua risiko yang ada.

Written by: @redzkop
Read more ...

3 December 2013

Macan Itu Menghabisi "Ayam Kampung" Bukan Liverbird

Ekspektasi tinggi muncul pada awal musim ini pada kubu Liverpool. Bagaimana tidak. The Reds tanpa diduga berhasil mengawali 11 laga Premier League dengan menawan.


Hanya mengalami dua kekalahan dari tim yang notabene memang sedang menanjak, Southampton dan Arsenal, rasa-rasanya Hantu bernama Konsisten terkait hasil mulai terbukti.

Mengapa terkait hasil? Karena banyak laga yang berhasil dimenangkan The Reds karena keberuntungan ketimbang sebuah filosofi menawan. Brendan Rodgers yang katanya tidak memiliki filosofi lain selain "sepak bola atraktif" faktanya membawa aroma pragmatisme ke dalam skuat.

Ketajaman dan Keegoisan SaS jadi kunci sukses Liverpool sejauh ini. 18 gol dicetak mereka dari total 25 gol musim ini. 5 gol berawal dari kaki Sang Supernova Steven Gerrard. Ketiga sosok tersebut seakan memiliki peran sangat vital di tim. Liverpool pun bercokol di peringkat kedua.

Sayangnya, penyakit lama The Reds yang kurang mampu memanfaatkan situasi mulai terjadi. Hasil imbang melawan Swansea saat berhasil membalikkan keadaan lalu disamakan, hasil imbang "lucu" melawan 10 pemain Newcastle United, serta hasil imbang pada Derby Merseyside yang sebenarnya mampu dimenangkan jika mental pemenang itu ada kala memimpin 2-1, menjadi bukti bahwa ada masalah dengan tim ini.

Puncaknya terjadi akhir pekan lalu. Untuk pertama kalinya Liverpool takluk dari tim menengah ke bawah. Ketika kejemawaan membawa kita ke kepercayaan diri tingkat dewa, Macan yang bukan Persija ini melahap Liverbird, ups, mungkin lebih tepatnya melahap "Ayam Kampung" mentah-mentah. Laga yang membuat setengah fans LFC tertidur ini, bisa dikatakan sangat pragmatis. 

Sayangnya, Kepragmatisan Tim saat itu sama sekali tak membuat Dewi Fortuna tertarik. Kebobolan tiga gol dari Hull City, dan hanya mencetak gol "lagi" dari bola mati, The Reds Nil Kreatifitas.

Victor Moses dan Raheem Sterling yang diharapkan bisa membantu Suarez, malah berlarian random tanpa tujuan. Suarez mati kutu, Gerrard-Lucas-Henderson harus dibully oleh Penyanyi Afro bernama Tom Huddlestone, 4 bek? Saya tak mau membicarakan 4 sosok yang tampil underperform itu.

Kekalahan tersebut membuat The Reds untuk pertama kalinya keluar dari posisi 3 besar musim ini dan berada di pos keempat. Pos akhir batas zona Liga Champions yang menjadi target musim ini.

Sebuah target yang tak bosan-bosannya disuarakan Rodgers, Gerrard, Suarez, dan hampir semua pemain LFC saat diwawancarai musim ini. Mungkin hanya Kolo Toure yang dianggap lebay karena yakin Liverpool adalah salah satu contender Premier League musim ini.

Ya, kita masih harus bersyukur berada di peringkat empat saat ini. Tapi dibalik itu, perbedaan hanya tiga poin dari peringkat sembilan, Tottenham Hotspur, bisa jadi sebagai alarm untuk B-Rod. Terpeleset sedikit saja, bisa-bisa kita yang jatuh ke peringkat tersebut pada akhir tahun.

Norwich, West Ham, Cardiff, serta tiga tim dengan skuat yang jelas lebih dalam, Tottenham, Chelsea, dan City, mengantri pada Desember ini. LFC seperti tak ditakdirkan terus jemawa setelah Daniel Sturridge harus absen 2 bulan, diikuti Philippe Coutinho dan Jose Enrique yang dua level di atas back-upnya masing-masing.

LFC seperti ingin menyadarkan bahwa mereka belum memiliki skuat maksimal untuk menjuarai Liga. 

Bahkan, jika kembali bermain seperti "Ayam" bukan Liverbird laiknya melawan Hull, bukan tidak mungkin tujuan bukan kembali ke empat besar, tetapi finis di pos lebih baik dari musim lalu "sebut saja peringkat enam" dan bukan tidak mungkin B-Rod akan berkata "Setidaknya kami berada di posisi lebih baik dari musim lalu" pada akhir musim.
 
Written by: @redzkop
Read more ...