"He's one of the
best full-back in the world. Glen is the type of player [without whom] you
don’t realise what you’re missing until he is not in the team. It will be great
when we get him back. He’s got the cast off his foot now." Sebuah
pernyataan dari Brendan Rodgers, Manajer yang berhasil membuat Liverpool
kembali menjadi pesaing juara musim lalu dan memberikan identitas pada filosofi
tim.
Jika sesosok yang sangat dihormati, dipuja, dan telah
membuktikan kapasitasnya memberikan sebuah pernyataan seperti itu, maukah Anda
membantahnya? "Rodgers pasti punya rencana untuk Glenjo. Dia tahu apa yang
dia lakukan. Lihat Jordan Henderson dan Raheem Sterling!"
Glen Johnson adalah bek kanan lokal paling berpengalaman di
Liga paling mahsyur di Eropa, begitu kata banyak orang. Pengalamannya di tanah
Britania bisa dibilang sangat banyak. Besar di akademi West Ham United, bek
kanan tampan penuh tato ini melanjutkan kariernya di Chelsea kemudian
Portsmouth.
Pada usia matang sebagai pesepak bola, 25 tahun, Glen
memilih Liverpool sebagai persinggahan. The Reds menjadikan Glenjo sebagai bek
termahal mereka dengan menggelontorkan dana 17,5 juta pounds. Benar saja, dia
berhasil mencapai 143 caps setelah lima tahun bersama The Reds dan selalu
menjadi pilihan utama manajer yang melatih.
Kemampuan pemain ini memang terbilang unik. Meski berposisi
sebagai bek kanan, tetapi hasrat dan kemampuan menyerangnya sangat baik. Tak
jarang dia melakukan step over bahkan melewati dua hingga tiga pemain lawan.
Bahkan ada beberapa fans yang akhirnya menjuluki sang pemain dengan panggilan
"Glenjinho", saking stylishnya.
Kemampuannya menusuk ke dalam kotak penalti lawan, melakukan
cut inside di luar batas kewajaran, dan sangat versatile, membuat Johnson
bahkan sulit tergantikan di timnas Inggris.
Sayang,,,, Masa itu telah berlalu...
Entah terlalu lama berada di tempat nyaman atau kembung
karena kebanyakan Bir Hitam, Sang Mulia Glen kini tak ubahnya sosok pesakitan
di Liverpool. Jikalau dulu ketampanannya menjadi bahan gosip para selir yang biasa
mengamati, kini Sang Mulia harus merajah tubuhnya lebih banyak lagi untuk
mencari perhatian, perhatian yang tak kunjung datang.
Setiap Sang Mulia berjalan berkeliling kota pelabuhan, yang
datang adalah tatapan sinis tanpa harapan. Setiap dia tampil dan memeragakan
ciri khasnya, yang ada gelak tawa tanda merendahkan. Singgasana
"kanan" yang sudah lima tahun dia tempati hampir dilengserkan.
Jika ada seseorang yang masih sangat percaya kepada Glen,
dia adalah Raja Brendan. Meski telah mendatangkan dua sosok muda istimewa dari
Spanyol, Javi Manquillo dan Alberto Moreno, Glen tetap dijadikan pilihan utama
pada dua pertarungan awal musim ini.
Performanya buruk. Sangat buruk. Tak ada target dan hasrat
dari mata dan gaya dia bertarung. Ling-Lung, satu kata paling tepat untuk
Glenjo saat ini. Posisinya pun semakin terpojok. Mungkin, tahtanya hanya
bertahan paling lama kurang dari satu tahun lagi.
Mari kita sedikit memandang ke seberang Manchester. Disana
ada sosok istimewa yang menempati pos persis dengan Glen. Dia adalah Pablo
Zabaleta. Sosok Argentina ini bisa dibilang salah satu yang terbaik di
sektornya di ranah Britania. Hebat dalam menyerang, kuat saat bertahan. Anda
menganggap saya terlalu jahat membandingkan Glen dengan Pablo?
FYI, untuk kalian yang menganggap kemampuan Glen telah habis
karena usianya yang sudah 30 tahun, Pablo hanya satu tahun lebih muda dari
Glen. So, umur tidak menjadi faktor kacaunya penampilan Si Hitam Manis
tersebut.
Hal yang paling menyakitkan datang beberapa hari lalu. Saat Glen
berjuang pada medan perang dan terkena tusukan, hingga akhirnya harus dilarikan
ke rumah sakit, sebagian besar pendukung malah merayakan itu laiknya sebuah
kemenangan. Bahkan ada video yang memerlihatkan seorang pendukung merayakan
cedera Glen dengan sangat liar laiknya seseorang yang baru saja bercinta dengan
Scarlett Johansson. Miris.
Tak baik rasanya mendoakan Glen Johnson untuk tak kunjung
pulih. Namun, jikalau dia pulih maka beberapa bulan ke depan adalah kesempatan
terakhir untuk menunjukkan kemampuan aslinya sebagai salah satu full back
terbaik di dunia. Apakah B-Rod harus memberikannya nomor punggung #7 sebagai
motivasi? Jika memang itu yang engkau inginkan, ambil dan jadilah Glen7o!
Get Well Soon Glen7o.
Doa terbaik telah kami haturkan demi kesembuhanmu. Dan berikan 200 persen
kemampuan di lapangan. Karena tak ada yang perlu engkau bingungkan. Target
Liverpool adalah tampil maksimal pada tiap laga dan mengangkat sesuatu yang
indah di akhir musim nanti.
Namun, jika performa, kelakuan, dan hasrat Tempe itu tetap
bertahan. Mungkin, ini adalah waktunya Sang Mulia Glen untuk pulang, pulang ke
Pangeran Harry yang membesarkannya di London.
No comments:
Post a Comment