22 January 2012


"When We Stand Together As A Family We Can Achieve Great Things" - Kenny Dalglish


Kita Liverpool Football Club supporter atau yang biasa disebut Liverpudlian/Kopites berbeda dengan beberapa klub rival kita di Inggris. Kita sering diklaim bahwa kita adalah supporter terbaik seantero Eropa jika bukan di dunia karena loyalitas, rasa kekeluargaan dan banyak hal-hal lain yang sering terlihat di stadion-stadion di Inggris. KOPITES NEVER LEAVE THEIR BELOVED TEAM even when we dropped points at home with an awful performance, contoh yg paling konkrit adalah saat kita kalah lawan Blackpool dikandang musim lalu dengan skor 1-0, nyanyian You’ll Never Walk Alone tetap membahana seantero Anfield!

Perbedaan lain adalah kita punya sebuah janji setia bernama “the Kop Pledge”. Buat yang tidak tahu, silahkan yang berikut ini disimak.

The Kop Pledge

1.      1. Always support the team, no matter how bad they are playing.
2.       2.If the team is doing badly, cheer even louder as they need your support more.
3.       3.If a player is struggling, sing his name louder and more often as he needs it.
4.       4.If the opposition are the better side and perform well, appreciate it and give them the credit they are due.

Poin yang paling menjadi sorotan dari perubahan sepakbola modern adalah ketidak sabaran para supporter untuk mencela pemain tersebut. Ambil contoh lagi bagaimana permainan yang sangat buruk dari Charlie Adam dan Andy Carroll vs Bolton di Reebok selamam. Kalimat yang muncul adalah “Bagaimana mungkin pemain dengan kualitas yang buruk seperti ini bisa main untuk klub sebesar Liverpool FC?” lalu muncul lagi “Ini semua salah Kenny Dalglish yang membeli pemain medioker dari klub-klub semenjana!”

Semua ini terjadi karena sudah di laga ke 22 dan tetap Carroll hanya mencetak 2 gol di liga dan Charlie Adam secara konsisten bermain buruk dan juga Stewart Downing yang belum mencetak gol bahkan assist untuk memanjakan kepala Carroll  didepan. NOL BESAR! Bukan begitu?

Memberikan kritik itu wajar, apalagi dengan performa pemain yang begitu buruk. Seperti yang King Kenny bilang “Mereka harus menaikan standard permainan mereka, atau mereka tidak akan mengenakan seragam merah ini lagi!”. Seorang manager yang sama-sama kita perhatikan selalu pasang badan untuk melindungi pemain di depan media, tapi akhirnya seorang yang begitu berwibawa dan kalem ini kehilangan kesabarannya. Sebegitu buruknya permainan LFC tadi!

Wajar anda, saya dan seluruh fans marah itu hak kita! Kita mencintai klub sepakbola ini! Kita hanya ingin yang terbaik bermain untuk klub sepakbola LIVERPOOL. Tapi yang patut anda, saya dan kita semua perhatikan adalah Kritik berbeda dengan hinaan. Semalam, begitu banyak mention ke @indoliverpoolfc bukan mengkritik, tapi menghina secara personal. Bukan karena saya sangat melindungi Kenny Dalglish, Carroll, Downing, Adam, Maxi dll. Tapi karena poin ketiga itu. 

Kita ke King Kenny yang membawa pemain-pemain tersebut, kritik strategy usangnya, kritik kebijakan transfernya, kritik karena kita masih tidak membeli pemain walaupun tercecer ke posisi tujuh!
Well, saya tidak membela siapa-siapa disini, saya mencintai Liverpool FC seperti kita semua dan menginginkan yang terbaik untuk klub ini, seperti Kenny Dalglish yang tidak kurang cintanya ke Liverpool,  yang begitu saya respek atas semua pencapainnya, saya yakin akan mundur jika dia berfikir bahwa bukan dia orangnya untuk membawa klub ini ke Level yang lebih baik, seperti yang dilakukan dulu, 20 tahun lalu. Saya pribadi tidak masalah JIKA memang menurut board dan fans bahwa kenny tidak pantas lagi berada sebagai manager klub lebih besar dari nama-nama besar yang pernah membela panji-panji Liverpool FC.

Tapi perlu diingat bahwa membawa pemain di saat musim dingin seperti ini tidak mudah apalagi melihat posisi kita yang bahkan tipis peluangnya masuk UCL musim depan dan musim ini yang tidak berlaga di Eropa.

Oke, selesai dengan apa yang menjadi pendapat saya. Kita ke match analysis dan statistik pemain.
Laga yang seharusnya bisa dibilang ringan, karena saat kemarin kita ‘hanya’ berhadapan dgn tim papan bawah Bolton, yang tidak disangka malah kalah 3-1.

Kebobolan dimenit-menit awal, merusak mental dan mengagetkan para pemain.  Setelah kebobolan oleh Mark Davies kita berturut-turut dibobol lagi oleh Nigel Reo-coker dan Gretar Steinsson walaupun sempat dibalas oleh Craig Bellamy memanfaatkan flick on Andy Carroll.

David Ngog memperlihatkan impovement yang sangat baik dengan membuat repot barisan belakang, hingga akhirnya Jose Enrique harus menerima kartu kuning pertamanya sebagai pemain Liverpool musim ini. Tidak jelasnya strategy dan tidak adanya keinginan untuk ‘membunuh’ pertandingan harus dibayar tuntas dengan kekalahan menyakitkan ini.

Goalkeeper:


Total Saves
Save %
Saves Conceded
Penalty Saves
Pepe Reina
2
40
16
0

Defender:


Tackles
Tackles Win %
Clearence
Blocks
Glen Johnson
2
50%
2
0
Martin Skrtel
2
50%
5
0
Daniel Agger
3
33,30%
6
0
Jose Enrique
0
0
0
0






Midfielder:


Total Passes
Long Pass %
Passing Accuracy %
Total Crosses
Succesful Crosses (%)
Shot Assists
Jordan Henderson
51
5,90%
82,40%
4
0
1
Steven Gerrard
46
17,40%
80,40%
5
20%
0
Charlie Adam
37
13,5
59,50%
2
0
0
Maxi Rodriguez
31
0
93,50%
0
0
2
Dirk Kuyt
14
0
78,60%
0
0
0
Stewart Downing
16
6,30%
87,50%
1
0
0



 
Attacker:


Goal
Total Shots
Shot on target
Shots inside box
shot outside box
Andy Carroll
0
2
0
2
0
Craig Bellamy
1
5
4
3
2


Well, semoga apa yang kami share saat ini bermanfaat. Semoga performa kita tidak pernah lagi menyentuh seperti ini, apalagi di pertandingan besar nanti. BRING ON MANCHESTER CITY!

Keep Red and Never Walk Alone!

YNWA

No comments:

Post a Comment