22 March 2013

Luis Suarez: Do We Deserve You?



Sudah beberapa hari ini timeline Twitter serta headline media olahraga dibanjiri berita yang lebih mirip teror tentang Luis Suarez. Lebih parah, berita Luis Suarez dan kemungkinannya 'minggat' ke klub A, B, C selalu menghantui para Kopites nyaris setiap minggu. Tentu berbagai reaksi bermunculan. Saya sendiri menjadi sibuk mengamati berbagai tipe reaksi para fans mengenai rumor tentang Suarez yang menjadi momok menakutkan bagi kita setiap hari. 



Dimulai dari mereka yang terlalu optimis bahwa Suarez akan tetap memilih berada di Liverpool karena memang betul belum lama ini dia sendiri menyatakan akan bertahan meski Liverpool kembali gagal masuk ke zona Liga Champion seperti yang saya kutip dari Daily Mail tanggal 31 Januari 2013, "If you want to know what will happen to me if we don't qualify for the Champions League, then I will say this: I have a contract with Liverpool and I am very happy here. I will stay.

Kemudian ada yang pasrah menerima kenyataan bahwa Luis Suarez yang merupakan satu-satunya pemain kelas dunia di dalam klub selain Steven Gerrard, pemain terbaik Copa America 2011 dan kandidat kuat top scorer BPL 2012/13, pantas mendapatkan hal yang lebih dari sekedar main di Liga Eropa, tersingkir, tertendang keluar dari kompetisi domestik dan berkali-kali dipermalukan tim papan bawah. Namun ada juga yang tidak begitu peduli. Kenapa bisa? Mereka adalah yang berani percaya dengan mitos yang menyebutkan bahwa pemain berpotensi jauh lebih baik daripada pemain berpengalaman.

Jika saya adalah Luis Suarez yang notabene adalah pemain dengan kemampuan, kelincahan dan kecerdikan diatas rata-rata namun sayangnya selalu menjadi bulan-bulanan para media di negara tempat saya tinggal dan harus selalu ditempeli label 'rasis' kemanapun saya pergi yang mungkin telah membuat saya menjadi public enemy di dunia sepakbola Inggris. Belum lagi, klub saya yang kadang maju 2 langkah tetapi selalu mundur 5 langkah di laga berikutnya. Apakah saya akan bertahan? Bagi saya, sudah pasti saya akan memilih pergi ke klub di luar negri. Saya tentu memilih sebuah tempat dimana orang-orang tidak memusuhi dan menyudutkan saya tapi justru lebih mengapresiasi apa yang saya mampu lakukan, ke klub yang bisa memberi saya kenikmatan dan indahnya bermain di malam Kamis dan tentu klub yang bisa menghadiahi saya piala-piala bergengsi. Dengan bakat sebesar ini, mata saya sudah gatal dengan kilauan piala. Saya seharusnya berada di sebuah tempat yang pantas memiliki dedikasi dan diri saya.

Hebatnya, entah bagaimana, Luis Suarez yang asli tetap menjadi setitik sinar matahari yang menyelundup masuk diantara gelapnya mendung yang menyelimuti klub kita tercinta ini. Ia membuat kita kesusahan membedakan optimis dan delusional atas sebuah kemungkinan kalau Suarez adalah seseorang yang suatu hari berperan besar dalam membubuhkan warna emas di langit Liverpool yang kelam sehabis badai seperti yang ada di lirik 'You'll Never Walk Alone', "At the end of the storm, there's a golden sky..."

Namun, saudara-saudara, badai belum berlalu. Selama badai belum selesai, langit tidak akan berubah keemasan. Saya tidak akan menyalahkan Luis Suarez jikalau suatu hari ia disadarkan akan kehadiran sebuah klub yang lebih pantas menerima jasanya dan mampu memberikan apa yang seharusnya telah ia dapatkan, bukan klub medioker ataupun klub in progress.




Kontrak Luis Suarez dengan Liverpool FC berjalan hingga 2018. Sampai waktu tersebut, klub memang mempunyai kekuatan terbesar dalam memutuskan apakah ia harus pergi atau tidak. Kontrak juga salah satu hal paling berpengaruh dalam menentukan masa depan si pemain. Klub berwenang menahan pemain meski ia memutuskan untuk pergi. Kita hanya mampu harap-harap cemas jikalau suatu hari tikaman pisau menusuk jantung dalam bentuk berita berjudul semacam, 'Luis Suarez Has Submitted a Transfer Request' di Liverpoolfc.com. Sayangnya, bayangan tumpukan uang yang akan ditukarkan dengan Luis Suarez tentu saja sangat menggiurkan bagi klub yang kebetulan sedang dihantui peningkatan hutang dan yang paling penting, klub juga tidak akan dengan mudah mengambil resiko dengan menahan pemain yang tidak lagi punya keinginan bermain untuk klub. To quote the King Kenny Dalglish, "No one is bigger than the club."

Pada akhirnya, saya tahu bahwa diantara semua hal negatif yang harus dipikulnya selama ia berada di Liverpool FC, Luis Suarez betul-betul menyimpan rasa cinta kepada klub dan merasa begitu dicintai oleh seluruh bagian dari Liverpool FC; Supporter, manajer, staff, para legenda. Meski begitu, perlu diingat Luis Suarez berada di dalam masa emasnya penjadi pesepakbola profesional. Ia pantas mendapatkan berbagai hal yang jauh lebih baik di masa depan. Akankah ia menunggu? Itulah jawaban yang kita semua cari sekarang.

Lalu sebagai suporter, kita bisa apa?

Kita bisa mengatur ekspektasi kita, berkomentar banyak dan realistis demi mencegah sesama suporter dari sakitnya terbangun paksa dari mimpi. Liverpool FC bukan lagi klub yang dengan mudah menarik pemain berkualitas dan perlahan, para pemain bintang dengan mudahnya pergi nyaris setiap musim, tapi saya percaya kita bukan satu-satunya orang yang bermimpi karena di dalam seorang Luis Suarez terdapat seseorang yang dulu benar-benar pernah bercita-cita bermain di klub ini seperti salah satu kutipan interviewnya yang saya ambil dari the Telegraph, 1 Maret 2013, "I always say the same thing, every kid or young player growing up dreams of playing here at Liverpool, and today, here I am, highly privileged doing just that".

Maka dari itu, hanya ia yang tahu kapan harus berhenti bermimpi ketika sesungguhnya kenyataan tidak berjalan sesuai dengan apa yang ia cita-citakan tentang dirinya dan Liverpool FC saat kecil dulu karena realita berkata bahwa Liverpool FC yang kini bermimpi untuk terus memiliknya.

@anninox

4 comments:

  1. oh tidakkkkk [-(

    ReplyDelete
  2. huaaaaaaaaaaa ;-( , saling follow blog ya min follow blog ku http://fazryeggy.blogspot.com

    ReplyDelete
  3. :) sudah semestinya kita mulai belajar ikhlas :) supaya lebih bisa menerima kenyataan (hengkangnya suarez) hope will come "At the end of the storm, there's a golden sky..." #YNWA

    ReplyDelete