22 September 2013

Gerrard Bukan Dewa, Bung!!

Semua fans Liverpool mengagung-agungkan Steven Gerrard. Ya, gelandang satu ini memang menjadi satu-satunya bocah lokal yang saat ini paling senior di tim. Rasa hormat dan gentar pun datang dari rekan maupun lawan jika bertemu dengan Captain Fantastic.


Gerrard telah mengangkat banyak trofi (mereka bilang). Tak ada yang bisa melupakan aksi heroik sang pemain di Final Liga Champions 2005. Serta dilanjutkan final Piala FA satu tahun kemudian.

Gerrard sudah mengangkat semua trofi kecuali Premier League, Piala Dunia, dan Piala Eropa (mereka bilang, berarti tak semua dong.). Ketika banyak pihak dari pemain, jurnalis, hingga fans gentar untuk membicarakan sang pemain, belum ada juga manajer yang mampu membuat posisi Gerrard terpenggirkan.

Pengaruh dan pengalaman Gerrard memang penting untuk skuad muda Liverpool saat ini.Umpan Hollywoodnya (kadang) masih berguna. Tendangan bebas dan assistnya pun masih berbahaya, tapi apa lagi?

Ketika tim-tim pesaing sudah memiliki gelandang modern dengan segala atribut istimewa dan unik, Liverpool sulit untuk mengempaskan Gerrard sesaat saja. Bukan memojokkan sang pemain, tetapi Brendan Rodgers harus sadar Gerrard tak muda lagi dan tak mungkin bermain terus-menerus di semua kompetisi yang diikuti.

Alessandro Del Piero adalah legenda Juventus tetapi pada beberapa musim terakhirnya, sang pemain acap dicadangkan. Paul Scholes dan Frank Lampard juga menjadi bukti sahih nama besar bukan tak mungkin di(pinggirkan)istirahatkan. Ryan Giggs, Javier Zanetti, hufff...

Gerrard pemain pemalas. Ketika dia sudah tidak mood untuk bermain maksimal, yang ada adalah passing asal serta intercept lawan yang berbuah serangan balik. Posisinya terlalu krusial saat ini sehingga bisa dimanfaatkan lawan.

Ketakutan manajer mencadangkannya juga menjadi masalah. Liverpool tak memiliki gelandang setara Gerrard? Saya pribadi menganggap Joe Allen, Jordan Henderson, dan Luis Alberto bisa menjadi pasangan Lucas Leiva jika dibiasakan.

Namun, itu tak dilakukan. Gerrard adalah Dewa yang jika engkau menyentilnya sedikit saja, maka laut akan terbelah, petir menghantui bumi, serta api neraka melonjak naik ke permukaan.

Liverpool sulit berkembang selama Gerrard masih berada di dalamnya. Liverpool adalah sebuah tim, ya Gerrard pemain paling dihormati, tetapi sepak bola modern membutuhkan faktor yang lebih besar dari kehormatan.

Man. City memiliki Yaya Toure dan Fernandinho. Chelsea bangga dengan Ramires, Obi Mikel, hingga Oscar yang dianggap sebagai defensive playmaker terbaik saat ini.

Man. United memiliki double pivot terbaik di ranah Britania pada Michael Carrick dan Tom Cleverley, serta baru mendatangkan salah satu gelandang terlengkap di dunia bernama Marouane Fellaini. Arsenal? Mikel Arteta sang metronom baru sembuh. Anchor masa lalu terbaik bernama Mathieu Flamini telah kembali, dan Aaron Ramsey, seorang box-to-box modern berusia 22 tahun yang telah mencetak enam gol musim ini. (Jangan paksa saya menyebut nama jack Wilshere dan Abou Diaby).

Tottenham Hotspur memiliki Sandro, Mousa Dembele, Paulinho, Etienne Capoue, dan banyak gelandang muda berbakat. Saya tak mengatakan Liverpool kalah kualitas terkait lini tengah, tetapi, Rodgers patut mencoba gelandang lain dengan atribut berbeda, Liverpool bukan hanya Steven Gerrard seorang.

"Saya membutuhkan kompetisi pada tiap posisi. Pemain yang terlalu nyaman pada posisinya tidak baik untuk perkembangan sebuah tim," ucap Rodgers beberapa hari lalu. Ironisnya, hal ini tak terjadi pada Gerrard, Rodgers seperti menelan ludah sendiri.

Tak baik memaksakan dan memberi beban kepada sosok berusia 33 tahun itu. Performa Gerrard menurun drastis saat melawan Swansea City dan puncaknya terjadi kala dikalahkan Southampton.

Jujur, saya sangat berharap Joe Allen bisa step up musim ini serta Luis Alberto yang memang menjadi salah satu stylish midfielder yang Liverpool miliki.

Feeling adalah Feeling, tetapi selama Gerrard masih terus diforsir, malah akan menjadi bumerang dan The Reds sulit mencapai performa paling maksimal. Disayangkan karena posisi Liverpool saat ini cukup baik untuk comeback dari keterpurukan yang mulai mendarah daging.

@FakeRegista

11 comments:

  1. sepenglihatan saya selaku penonton layarkaca, keberadaan gerrard penting atas nama moral tim..belum ada lagi yang bisa menyemangati tim laksana si kapten.

    namun seperti bahasan diatas, kita ga akan pernah berkembang kalau tidak mencoba bukan?

    semoga "keistimewaan" gerrard bisa sedikit di goyang, dan mari berkembang bersama, meskipun harus terseok :,)

    ReplyDelete
  2. Sori bro kurang sependapat,gerrard itu bukan gak bisa digantiin,tapi kalau gerrard diganti siapa yang bisa ngangkat moral tim? Trus kok gw rasa perbandingannya agak hiperbola ya, carrick - cleverley double pivot terbaik di britania?cleverley?come on. . .
    Gerrard itu gak bisa se box to box dulu lagi,stamina jauh,tp karismanya buat pemain2 muda pasti penting,susah kalo tim yg baru kebentuk main tanpa seorang pemimpin yang bener2 berkarakter. Henderson - lucas - gerrard itu trio terbaik saat ini, satu tukang ngerebut bola,satu tukang lari,satu playmaker,masalahnya liverpool gak ada pemain kreatif selain coutinho,itu yg jadi masalah utama :) YNWA

    ReplyDelete
  3. Tapi usia udah nggak bisa ngikutin era sepak bola modern seperti saat ini Bro.. :>)YNWA

    ReplyDelete
    Replies
    1. Salah.. Liat pirlo di juve

      Delete
    2. Pirlo itu hampir sama seperti gerrard,msh ingatkan ketika pirlo lg on top performance dia bisa membuat milan bak dewa dan bisa mengantarkan italia jd juara,tp cb liat efek domino yg ditimbulkan ketika pirlo ga dalam top performance,yap milan terseok. Begitu pula yg ditakutin terhadap lfc,apa iya kita bakal menjadi tim yg hanya bergantung pada satu pemain bernama gerrard? Saya sendiri sih berharap kedepan ada sosok yg bisa menggantikan dia,nah kapan? Dimulai dr skrg membiasakan memainkan pemain muda untuk mengurangi efek ketergantungan. Jika anda bertanya siapa lg yg bisa mengangkat moral tim? Woles bro,ada sosok agger,dia seorang jendral di negaranya,dia sosok dgn kepemimpinan yg baik dan tenang.

      Delete
  4. Setubuh sama artikelnya mas, BR harus berani cadangin kapten umur gabisa bohong. Kalo lagi on form ya dimaenin kalo off form ya cadangin, biar liverpool ga ketergantungan terus sama kapten. YNWA

    ReplyDelete
    Replies
    1. Jangan liat permainan seseoarang hanya dari satu pertandingan yang kalah.. Itu sangat picik

      Delete
    2. Terus sampai kapan liverpool harus terus bergantung sama kapten ? Apa salahnya kalo BR menurunkan pemain muda ketika kapten lagi off form ?

      Delete
  5. Lagi, tulisan kosong dari penulis pencari sensasi. Luar biasa memang bagaimana perbedaan jarak 10 cm bisa begitu besar pengaruhnya. Kalau saja sepakan bebas Gerrard 10 cm lebih menjauhi jangkauan Boruc, dan sundulan Lovren 10 cm lebih pas ke kaki Gerrard sehingga sapuannya sempurna, saya yakin tidak pernah ada tulisan ini. Mungkin yang akan muncul justru pujian-pujian setinggi langit.

    Penampilan Gerrard di awal musim ini memang belum memuaskan. Tapi kita tentu masih ingat ketika di awal musim lalu Gerrard banyak mendapatkan kritikan serupa, tapi seiring berjalannya musim terbukti kalau dirinya masih pemain terbaik yang dimiliki tim kesayangan kita ini. Jujur, saya lebih tidak bisa membayangkan apa jadinya Liverpool musim lalu tanpa kehadiran Gerrard dibanding tanpa Suarez.

    Gerrard pemain malas? Sejak dulu memang gayanya sudah seperti itu. Tapi nyaris tidak pernah ada yg mempermasalahkan, tidak juga anda. Mengapa demikian? Karena 'role'-nya selama ini yang tidak mengekspos ke-pemalas-annya itu. Karena ke-pemalas-annya itu pula tidak sedikit pengamat di luar sana yang berpendapat bahwa CM adalah posisi terburuk bagi Gerrard. Saya pun cukup setuju dengan pendapat tersebut. Karena itu sejak awal musim saya ingin melihat Gerrard bertukar posisi dengan Henderson. 'Engine' Henderson yang sangat bertenaga akan sangat bermanfaat bagi keseimbangan lini tengah, dan Gerrard kembali ke salah satu posisi terbaiknya (walaupun dirinya sendiri tidak mengakuinya), yaitu 'right midfielder' dengan 'license to roam'.

    Mau tidak mau, suka tidak suka, Gerrard masih salah satu pemain terbaik yang dimiliki Liverpool dan perannya masih sangat d8butuhkan oleh tim. Dirinya maaih sangat mampu bersaing dengan nama-nama yang disebut oleh penulis di atas, bahkan masih lebih baik dari mayoritas nama-nama tersebut. Lucunya lagi, penulis selama ini dikenal memiliki pandangan miring kepada talenta dari Inggris Raya (British), namum berapa banyak nama pemain 'British' yang penulis angkat demi untuk memperkuat nilai sensasi dari tulisannya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kita orang awam .. Pelatih lebih tahu.. Karena dia setiap hari monitoring setiap pemain, menurut gw tulisan diatas cuma pengamatan sebelah mata..

      Delete