Turunkan ekspektasi Anda, saya tidak akan berbicara mengenai rupa-rupa rumor transfer yang bikin jantung kembang kempis. Atau malah ada beberapa yang memang sudah bisa ditebak. Terlepas dari gregetnya transfer musim panas 2013, mari kita bicarakan yang dekat dengan kita. Let's not talk about transfer rumour, let's talk about us.
Minggu malam, 1 September 2013 19.35 WIB. LFC menjamu rival abadinya yang juga merah namun dengan embel-embel setan, MU, di Anfield nan megah. Pertandingan ternyata sudah berjalan kurang lebih 5 menit. Saya yang awalnya ragu-ragu akan nobar atau tidak, baru tiba di venue nobar akbar BIGREDS regional Bandung di salah 1 cafe di jl. Sumatera, Bandung. Pemandangan yang bikin cukup tercengang tampak di tempat parkir restoran tersebut. Pelajaran pula buat saya, untuk datang nobar jauh lebih awal. Kalau ragu-ragu terlalu lama, lebih baik tidur atau nonton 'timeline twitter'.
Tak mungkin hanya puluhan, tampaknya ratusan orang disayangkan tak berhasil masuk untuk menyaksikan pertandingan yang katanya tidak pantas lagi disebut 'BIG MATCH'. Alasannya tidak lain karena: apalah LFC musim lalu, untuk jajaran tim papan atas klasemen ya tidak termasuk. Medioker (ah i hate to say that). Bagi saya pun yang saya anggap 'Big match' adalah LFC melawan Soton misalnya. Atau tampaknya ditambah lawan Cardiff musim ini (ya itu sih saya). Tapi... potret gerombolan manusia yang bersikeras ingin menonton tim kesayangannya itu menunjukkan ini masih BIG MATCH yang kami tunggu. Dan akan tetap menjadi BIG MATCH. Kami masiv.
Kapasitas venue nobar reguler tersebut sekitar 500 orang. Maksimal. Biasanya pada match-match panas seperti Merseyside Derby, FA cup, atau Capital One, dan lain lain. Itu sudah sangat penuh sesak. Istilahnya hanya bisa nonton orang yang di depan Anda. Tapi, tadi malam, 1300+ (menurut sumber) tiket ludes. sementara diluar masih tersisa ratusan orang lain yang tidak bisa masuk. Bukan BIG MATCH? yeah, whatever. At least we still have BIG passion about our beloved team, LFC. Kami hanya ingin segera melihat klub lawan, kami taklukkan.
Di tengah perasaan takjub atas antusias kawan-kawan pecinta LFC di Bandung, saya tetap penasaran akan match yang terus bergulir. Saya harus mendapatkan tempat nonton secepatnya. Jangan ditanya, anak kos seperti saya bukan hanya tidak memiliki jaringan TV berlangganan. Saya bahkan tidak punya televisi dan belum menganggap TV sebegitu pentingnya, kecuali pada saat-saat tertentu. Bergeraklah saya mencari tempat nobar alternatif yang diinfokan terdapat di salah satu kampus di kawasan Ciumbuleuit. Sesampainya disana, begitu masuk kampus pun saya telah disambut baik oleh komunitas pecinta LFC di kampus tersebut. Dengan mengandalkan perlengkapan dan area ang sederhana, akhirnya saya dapat mulai menyaksikan match tersebut dari awal babak kedua. Ternyata Sturridge telah berhasil membobol gawang kawalan De Gea, si penggemar Donat, di babak pertama. Skor 1-0. Stu pasti menari saat itu. Venue di kampus tersebut pun ajaibnya penuh. Belum lagi yang tersebar di beberapa titik nobar alternatif di kampus atau cafe lain. Luar biasa. Kami bukan fans layar kaca, layar kaca kami bahkan tidak menyiarkan pertandingan sengit ini. Kami fans yang rela mengejar layar lain kesana kemari demi menyaksikan tim kesayangan kami bertanding nun jauh disana. Di Anfield yang belum pernah kami injak, atau mungkin sudah.. walau cuma dalam mimpi besar kami. Terpaut jarak ribuan mil, perbedaan zona waktu dan sebagainya.
Match berlangsung apik, penambah apik nya adalah penyelamatan-penyelamatan mencengangkan dari Simon Mignolet. Sampai peluit akhir skor tetap 1-0. Tapi, LFC menang! Meraup 3 poin penuh dan berada di puncak klasemen? Rasanya seperti disiram air dari ubun-ubun sampai ke ujung jari kaki. Menyegarkan. Menceriakan. Harap maklumi kami sedikit jumawa. Ini hari yang sempurna. Hadiah yang bagus untuk ulang tahun sang pencetak skor dan bapak kami yang selalu membuat orang senang, Bill Shankly. Luapan kegembiraan serasa tak habis ditelan putaran waktu. Entah sampai kapan... biarlah kami nikmati dulu melongok peringkat 7 yang tak sedang kami tempati.
Harapan baik selalu meluncur dari benak kami. Melihat LFC di puncak klasemen pada awal musim, pula pada akhir musim. Who knows? Mimpi itu gratis. Dan semangat mendukung kami, belum akan habis.
Hanifa Miryami
@hannybunch
No comments:
Post a Comment