31 May 2013

Menambal Lubang Peninggalan Carra

James Lee Duncan Carragher. Siapa yang tidak kenal dengan salah satu bek terbaik di dunia ini? Tak hanya fans karbitan LFC saja, fans tim lain pun menaruh respect yang tinggi pada deputi Steven Gerrard yang lebih dikenal dengan nama Jamie Carragher ini.




Seperti yang telah kita ketahui, Carra memutuskan untuk pensiun di akhir musim 2012/2013 ini di usianya yang ke-35. Ia menghabiskan seluruh karir sepakbolanya hanya di satu tim, yaitu Liverpool FC. Itulah mengapa banyak orang menjulukinya Mr. Liverpool.

Semua Kopites (saya menyebut Kopite karena kita fans, bukan Liverpudlian - warga kota Liverpool) tentu bersedih, dedikasi Carra terhadap LFC begitu besar. Walau ia tidak seperti Fabio Cannavaro, satu-satunya bek yang pernah meraih Ballon D'or, kepergian Carra memberi masalah tersendiri bagi boss Rodgers.

Di musim terakhirnya, Carra mendapat jatah bermain lebih banyak dari juniornya, Martin Skrtel, yang sebelumnya bahkan mampu membuatnya harus menjadi penghuni bangku cadangan. Namun di sepanjang musim yang baru saja berakhir ini, performa Skrtel jauh menurun dibandingkan musim-musim sebelumnya, sehingga Carra pun mendapatkan tempatnya kembali dan mampu tampil konsisten di formasi tim utama, permainannya bahkan masih hebat seperti saat ia masih bertandem dengan Sami Hyypia.

Ketika Carra diistirahatkan pun, Skrtel tak jua mampu menunjukkan permainan terbaiknya. Sama halnya seperti Sebastian Coates, yang tampak seperti overrated player. Bagaimana dengan Martin Kelly dan Andre Wisdom? Kelly adalah salah satu calon bintang masa depan LFC layaknya Henderson, Sterling, Suso, dan Jordon Ibe, namun sayangnya Kelly harus mendapatkan cedera parah, sedangkan Wisdom hanya bagaikan Nwankwo Kanu yang ditempatkan sebagai seorang fullback.

Danny Wilson? Ia baru saja bergabung dengan Hearts, entah mengapa saya merasa manager LFC seperti menyia-nyiakan bakat sang defender yang pernah terpilih sebagai Pemain Muda Terbaik di Liga Skotlandia sebelum pindah ke LFC. Atau mungkin saya salah, mungkin saja Wilson yang tak mampu berkembang lagi di Melwood. Lupakanlah.

Jangan libatkan Jack Robinson dalam pembahasan ini, karena ia sejatinya adalah seorang fullback kiri yang harusnya mampu berkembang untuk menjadi pesaing Jose Enrique, namun ia malah bermain sangat buruk dan egois kala diberi kepercayaan di pertandingan yang berkesudahan 2-3 dan LFC pun kalah memalukan di piala FA dari tim League One yang bahkan sedang berjuang dari zona degradasi, Oldham Athletic. Sama halnya dengan John Flanagan. Ryan McLaughlin dari Liverpool Academy bahkan dinilai lebih baik darinya.

LFC kini membutuhkan bek tengah yang kuat, disiplin, dan mampu menjaga pertahanan timnya dengan sangat baik. Pada 29 Mei 2013, LFC memang telah mengkonfirmasi kepindahan Kolo Toure pada 1 Juli 2013 nanti dengan status bebas transfer. Sebenarnya dana yang akan dikeluarkan LFC bisa dibilang cukup, karena mereka harus membayar jasanya sebesar £ 75 ribu per minggu dalam kontrak berdurasi 2 tahun. Namun kita tampaknya harus berpikir positif tentangnya. Di balik segala isu loyalitas dan kasus dopingnya, Toure masih dianggap sebagai bek yang hebat, bahkan di EPL Index pun sempat mengatakan bahwa Toure memiliki beberapa poin yang lebih baik dari Carra di beberapa hal.

Dengan usianya yang sudah beranjak 32 tahun, Toure mungkin tak bsa dimasukkan dalam rencana jangka panjang di tim yang (katanya) sedang dalam proses revolusi ini. Namun, pengalaman Toure sebagai kapten di tim juara seperti Arsenal dan Manchester City diyakini merupakan hal yang baik bagi perkembangan para pemain muda di Melwood.

LFC mencari pengganti Carra? Tidak, bukan itu poinnya. Kita semua juga sudah tahu bahwa pemain yang khas dengan nomer punggung 23 ini takkan terganti. Namun LFC memang harus mencari sosok yang ideal untuk mengisi tempat yang ditinggalkannya. Sosok yang berani menjaga areanya dengan tegas, mampu berteriak lantang mengatur barisan pertahanannya, tentunya juga dengan kemampuan covering man-to-man yang baik. Itulah yang sulit, terutama dengan dana yang sangat terbatas dan harus bersaing dengan tim yang memiliki dana transfer yang besar, ditambah absennya LFC di turnamen Eropa musim depan.

LFC kini bukan seperti yang dulu, bukan seperti beberapa dekade sebelumnya. LFC bahkan bukan tim terbaik di Merseyside, coba lihat kembali posisi LFC di klasemen akhir BPL bila Anda berkenan. Saya sih males melihat posisi Everton ada di atas LFC. Kalimat "18 gelar Liga Inggris" dan "We Want It 5 Times" sudah terasa basi sepertinya. Manchester United bahkan sudah punya 20 gelar dan Bayern München juga baru saja meraih gelar ke-5 Liga Champions. LFC bukan tim terbaik lagi, dan belum mampu meraih kembali kehormatan itu kembali.

Rumor mengenai Toby Alderweireld, yang merupakan kandidat terbaik saya, kini malah mulai tenggelam. Begitu pula dengan Sokratis Papadopulos, bek tangguh Schalke 04 yang diyakini mampu menjadi duet menara yang kokoh bersama Dani Agger di depan gawang Pepe Reina (yang juga dikabarkan sangat diminati Barcelona).

Di tengah rumor yang makin banyak bermunculan dan sebagian besar merupakan "ciptaan" media, seperti bek-bek muda macam Lucas Digne dan Tiago Ilori. Media tampaknya sayang dengan LFC, yang sering masuk berita transfer bersama dengan tim legendaris seperti Manchester United, Arsenal, Chelsea, Real Madrid, Barcelona, Bayern München, Borussia Dortmund, Juventus, AC Milan, Internazionale, hingga tim kaya baru seperti Manchester City, PSG, dan Monaco.

Dengan segala keterbatasan yang ada, siapakah yang akan menyusul Toure ke Anfield? We'll see. What other surprises that FC will give us like Toure's.

@andy_ist

Sumber gambar: Google.com
Read more ...

C'est la Liverpool



Aku menyukai sepakbola
Errm...
mencintainya sejak umurku belum mencapai belasan..
Oleh ayahku aku lebih dulu dikenalkan pada Bayern Munich, Juventus dan Sparta Praha , sebelum aku benar - benar jatuh cinta pada Liverpool.
Aku tidak akan bercerita betapa digdayanya Liverpool jaman dulu,
Itu cuma sejarah kok, dan sayangnya aku tidak ada dalam masa itu.
Ya aku lahir di era 90an, era dimana Liverpool telah menuliskan jalan takdirnya sendiri,
Yang mengharuskan mereka perlahan Menuruni tangga kedigdayaanya.
Masa bodoh dengan semua alasan yang menyertainya.
Aku lebih percaya bahwa masa emas Liverpool memang sudah habis,
serupa hidup yang hanya sebuah perputaran roda,
Istanbul 2005 mungkin saja adalah mukjizat terakhir Tuhan bagi kaum liverpool.
dan Waktunya bagi liverpool untuk memijak bumi pun telah tiba.
''Year Zero'' sepantasnya ada untuk memulai segala sesuatunya kembali dari titik terendah.
Meletakan kembali tonggak awal untuk meraih kesuksesan seperti puluhan tahun lalu.
Lupakan sejarah emas yang pernah ditorehkan, itu hanya akan membuai kita dalam angan-angan.
Inilah kenyataanya, realita yang harus dihadapi bahwa Liverpool tak lagi sehebat dulu ketika aku mungkin masih belum dipikirkan untuk ada oleh kedua orangtuaku.
Usiaku saat ini 20 tahun 7 bulan 29 hari
Aku hidup dengan Liverpool yang tak lagi sehebat dan setangguh 30 tahun lalu, Liverpool yang tak lagi menjadi penguasa Liga inggris bahkan eropa.
Liverpool kini adalah klub 'berantakan' dengan hamparan sejarah menawan, yang datang dari tepian sungai mersey,
klub medioker dengan inkonsistensi luar biasa suksesnya.
Aku benci melihat Liverpool kalah,
Benci Liverpool selalu mempermainkan adrenalin, memberikan asa penuh tipu,
3/4 pertandingan membuai kita dalam suka cita kemenangan, lantas hilang,lenyap buyar tinggal mimpi memilukan hanya disisa babak.
Semacam Pehape tingkat tinggi, Itu terlalu biasa terjadi, Dan selalu menyebalkan.
Aku tidak segan mengejek, mengumpat bagaimana Liverpool dalam beberapa hal terlihat begitu lemah dan bodoh.
Apa anda mengatakan aku sebagai karbitan?
Hanya senang saat tim menang dan mengumpat saat kalah.
Argh sayangnya aku bukan orang yang cukup sabar untuk menerima kekalahan dan keterpurukan.
Apalagi kekalahan itu terjadi karena kesalahan-kesalahan yang dibuat sendiri.
Cinta tidak harus membutakan bukan?
Hanya karena aku seorang kopites menjadi haram jika aku menjelek-jelekan Liverpool? Padahal musim ini Liverpool memang jarang tampil memuaskan kan?
Ayolah jangan berlagak sok nrimo padahal dalam hati kalian juga berang bukan?
Untuk kebaikan bagi Liverpool, rasanya tidak masalah jika harus mengkritisi banyak hal dari Liverpool yang memang terlampau banyak celahnya.
Sayangnya beberapa orang tidak mengerti yang namannya sarkasme..
Barangkali Liverpool hanyalah tim penghuni papan tengah klasemen,
yang menembus ketatnya persaingan menuju kompetisi nomor satu Eropa pun tak mampu.
Barangkali Liverpool lupa bagaimana mempersembahkan gelar untuk sekedar melepas dahaga.
Tapi Liverpool tetaplah Liverpool,
Tim dengan sejuta pesona didalamnya,
Yang membuat siapapun yang menjatuhkan hati kepadanya enggan mencari pelabuhan lain yang lebih baik dan megah.
Aku selalu percaya bahwa Liverpool akan kembali kepada titik edarnya,
Menjadi Liverpool yang slalu didongengkan oleh ayah kepada anaknya lelakinya
Tentang sebuah klub raksasa penuh wibawa dan tahta juara.
Aku sudah menunggu lama, dan akan tetap menunggu, untuk bersiap menjadi saksi sejarah kebangkitan Liverpool.
Tahun depan?
Ya Tahun depan itu kan banyak
Haha
Satu hal yang pasti Aku akan selalu menaruh hormat, dan berdiri penuh bangga mengumandangkan You''ll Never Walk Alone
disetiap pertandingan Liverpool.
''L'amour n'est pas parce que mais malgre''
;)
YNWA

@masilland

Sumber gambar: Google.com
Read more ...

24 May 2013

Mendukung Tim Medioker, Kenapa Tidak?

Sepak bola tak ubahnya dengan kehidupan. Ada satu masa dimana sebuah klub secara digdaya menguasai sebagian besar kompetisi yang ada. Ketika kata "jemawa" mudah muncul untuk sang penguasa. Saat posisi puncak menimbulkan egois berlebihan bagi yang merasakannya.




Inggris sempat memunculkan beberapa tim raksasa pada medio tertentu. Crystal Palace, Blackburn Rovers, Leeds United, hingga Aston Villa sempat merasakan indahnya titik tertinggi dalam dunia yang tak diciptakan Tuhan itu. Tetapi dimana mereka sekarang, inkonsistensi dan berbagai masalah yang notabene tak krusial membuat kekuasaan kembali jatuh.

Bukan pesimistis, tetapi Liverpool berada di Black Hole tersebut. Ya, The Reds memang masih terpandang dan berhasil terus bertahan di Premier League. Masih memiliki beberapa pemain bintang yang bergabung dan mengulang-ulang sejarah indah pada wawancara pertama mereka tentang klub.

Namun, kembali ke masa jaya tak semudah Pengusaha Qatar membeli pemain bintang. Liverpool yang dimiliki oleh pengusaha Amerika Serikat pencinta sistem Moneyball berupaya bangkit dengan cara tersendiri. Aturan Financial Fair Play yang mulai berjalan 2015 nanti, membuat The Reds ambil ancang-ancang lebih dulu.

Banyaknya pemain dari ranah Britania, pemain-pemain muda yang dipercaya bermain di tim utama, serta filosofi yang belum berjalan sempurna, membuat pandangan pencinta sepak bola kepada Liverpool menurun. Merseyside Red adalah tim Medioker, sebuah fakta menyakitkan yang tak bisa terelakkan.

Luis Suarez satu-satunya bintang milik Liverpool, besar kemungkinan meninggalkan  Anfield musim panas ini, atau paling lama bertahan satu musim lagi. (Steven Gerrard adalah dewa di Liverpool, bukan bintang). Jika El Pistolero pergi, The Reds akan berubah menjadi tim muda yang mencoba berkembang sendiri. Ironis ketika kekuatan uang dimiliki sebagian besar klub top Eropa. Seperti David vs Goliath, hampir mustahil bangkit di era seperti ini.

Perkembangan The Reds berbanding lurus dengan stabilnya permainan inkonsisten mereka. Berhasil menjadi tim dengan rataan pemain muda terbanyak, memiliki striker yang nyaris menjadi topskorer, kapten yang tampil seperti masa keemasannya dengan banyak assist dan nyaris tampil terus tanpa absen sekalipun, serta tampil apiknya dua bintang muda anyar yang kemungkinan besar menjadi rekrutan terbaik di Inggris, tak membuat Liverpool menjadi tim terbaik.

Liverpool belum mampu menang atas tim-tim besar di tanahnya sendiri. Liverpool untuk kedua kalinya finis di bawah rival sekota yang notabene tak memiliki pemain bintang. Mental juara itu belum juga muncul. Tetapi sebagai fans, hanya bumerang jika berupaya untuk meninggalkan sesuatu yang diidolakan.

Menjadi tim medioker bukanlah masalah. Lihat mereka yang mendukung tim di bawah medioker, tim-tim divisi dua, tiga, hingga divisi terbawah, cinta itu menampik semua faktor teknis. Cinta itu menjadi dukungan tak ternilai yang bakal hadir setiap saat.

Medioker bukan sesuatu yang patut ditakutkan. Tak perlu malu untuk mendukung tim medioker. Menjadi medioker dengan sejarah indah sangat nikmat. Apalagi, pelangi tujuh warna sudah mulai terlihat pada masa depan Liverpool. Mereka para fans jelas akan menolak seandainya The Reds berubah menjadi Sugar Daddy Team.

Brendan Rodgers memberikan harapan. Sejak Januari, The Reds tampil sangat istimewa. Tak bertumpu dengan satu filosofi dan dapat beradaptasi dengan kapasitas lawan terlihat jelas. Liverpool sudah berada dalam jalur yang benar. Satu hal yang bisa menghancurkan mereka adalah diri mereka sendiri, atau keegoisan pemilik, sesuatu yang diharapkan tidak akan terjadi.

Berhasil mencetak 71 gol musim ini membuat mereka hanya kalah dari tim 4 besar, duo Manchester, Chelsea dan Arsenal. Tottenham Hotspur dan Everton, yang finis diperingkat 5-6 atau di atas The Reds, tak bisa mencetak gol sebanyak itu.

43 kebobolan yang diukir pun bukan menjadi hal buruk. Terlalu banyak hasil imbang (13 laga), terutama saat laga-laga yang seharusnya bisa dimenangkan, mungkin menjadi masalah. Tapi bukan masalah yang besar dan bisa diatasi musim depan.

Borussia Dortmund patut dicontoh. Mereka berhasil sukses tanpa mengandalkan uang. Malah uang tersebut yang bertubi-tubi datang karena kejelian manajemen di balik layar, serta kejeniusan Jurgen Klopp meramu filosofi di atas lapangan. Dortmund juara Bundesliga 1 dua kali berturut-turut 2010-11 dan 2011-12, pada tahun ketiga masa kepelatihan mantan pelatih Mainz 05 tersebut.

Mereka memang tidak memiliki skuad dalam, tetapi mengerti cara memanfaatkan kapasitas dan kesederhanaan. Target Die Borussen musim ini sudah jelas. Tampil kurang baik di Bundesliga 1 dan hanya menjadi runner-up, Dortmund berhasil menembus partai final Liga Champions dengan rekor tak terkalahkan.

Mereka menyadari sulit untuk mengangkat beberapa piala dalam satu musim, sehingga target utama diprioritaskan dan terbukti berhasil. Memiliki skuad inti yang berharga tidak sampai 40 juta euro, Dortmund menjadi tim yang patut ditiru Liverpool. Bangkit setelah nyaris dikubur kebangkrutan.

Smart Buying berhasil dilakukan Liverpool saat mendatangkan Philippe Coutinho dan Daniel Sturridge. Setidaknya hal itu membuat optimisme muncul pada bursa transfer musim panas ini. Tak perlu mengeluarkan dana besar untuk mecari pemain berbakat. Scout The Reds hanya perlu pintar dalam memilih pemain yang cocok dengan skema permainan.

Lebih baik menunggu momen indah dan menikmati status medioker ketimbang menjadi klub instan mudah juara kemudian dilupakan begitu saja. Liverpool memang sudah haus akan gelar, tetapi akan muncul momen dimana tim medioker ini akan kembali ke tempat asalnya. Waktu itu akan datang. Tempat dan Waktu yang tepat sedang menunggu Liverpool berjaya pada masa yang masih tanda tanya. We're support a Mediocre Team. so, What's the problem?

@FakeRegista
Read more ...

23 May 2013

LFC dan Rumor Sepanjang Bursa Transfer

Liga Inggris akhirnya sudah selesai, dan kita memasuki bulan-bulan yang agak membosankan karena liburnya pertandingan sepakbola. Namun, Anda tentu tak sabar menunggu tanggal 20 Juli, bukan? Waktu dimana Liverpool FC akan bermain melawan timnas Indonesia, dan kita sudah tidak sabar me'merah'kan Gelora Bung Karno. Momen yang dilematis, kita akan senang ketika timnas mencetak gol namun akan berteriak-teriak kala pemain LFC yang mampu mencetak gol tanpa peduli bahwa yang kebobolan adalah timnas kita sendiri.




Namun, saya tidak akan membahas tentang paragraf di atas. Melainkan sesuatu yang tak kalah menarik, yaitu transfer window. Bursa transfer musim panas memang baru dibuka mulai 1 Juli dan akan ditutup pada 31 Agustus, terkecuali di Liga Rusia sepertinya.

Tak hanya penggemar sepakbola di dunia nyata, penggemar game Football Manager (saya tak suka game manager lain, karena tidak relevan) juga sangat menyukai momen di transfer window ini. Apalagi jika tim yang dimanajeri mampu menjuarai minimal satu kejuaraan, transfer budget pasti akan bertambah besar.

Sejak pertama kali memainkan Football Manager (FM), saya selalu memilih Liverpool. Game FM ini dulu masih bernama Championship Manager, sebelumnya akhirnya sang kreator berpisah dan membuat Football Manager. Saya sudah memainkannya sejak masih dalam bentuk komentar saja di Championship Manager 3.

Di summer transfer juga sering terjadi banyak kejutan dan transfer yang melibatkan cash yang besar, bahkan hinga di akhir agustus momen ini akan menjadi lebih panas. Ada sebutan 'panic transfer' di detik-detik akhir penutupan jendela transfer. Seperti namanya, panic transfer biasanya terjadi sangat cepat. Itu dikarenakan tim-tim harus secepatnya mendapatkan pemain yang mereka butuhkan sebelum waktunya habis. Tak jarang pemain yang dibeli pada panic transfer ini menimbulkan kekecewaan fans, di saat itu maupun di kemudian hari.

Salah satu contoh adalah Andy Carroll, walau itu terjadi pada jendela transfer musim dingin pasca LFC ditinggal oleh Torres, dengan memecahkan rekor pembelian pemain asal Inggris Raya sebesar £35 juta namun hasilnya tak seperti yang diharapkan, hingga hal itu konon menjadi salah satu alasan Damien Comolli diberhentikan oleh FSG. Bahkan Carroll kembali terlibat di panic transfer tahun lalu, dan meninggalkan Suarez sendiri sebagai striker kala striker lain asal Italia, Fabio Borini, dibekap cedera.

Di jendela transfer musim panas ini, LFC kembali tak lepas dari gosip transfer pemain, sebut saja duo Toby Alderweireld dan Christian Eriksen dari Ajax Amsterdam Ashley Williams sang kapten Swansea, Kyriakos Papadopoulos dari Schalke, Dejan Lovren dari Olympique Lyon, Tiago Ilori youngster milik Sporting Lisbon, Christian Tello dari Barcelona, hingga yg terbaru yaitu Kolo Toure dari Man City dan Asmir Begovic yg bahkan dikabarkan oleh Avaz, media asal Bosnia, sudah deal dengan LFC.

Ya, LFC banyak mengincar bek tengah yang versatile (mampu pula bermain sebagai fullback) untuk menjadi pengganti Jamie Carragher, yang sudah kita ketahui bahea ia takkan terganti. Dari semua bek tersebut, saya lebih memilih Toby Alderweireld. Alasan pertama karena ia masih muda, tangguh, sosok bek tengah sejati, dan agus dalam penguasaan bola (skill yang jarang dimiliki seorang bek tengah). Alasan keda adalah, di game FM dia sangat hebat dan saya pernah membelinya dengan skema seperti ini, sebagai pengganti Carragher.

Bagaimana dengan Christian Eriksen? Pemain ini memang bisa dibilang wonderkid yang sempurna untuk LFC, tapi sepertinya ia akan lebih realistis dengan memilih Borussia Dortmund. Seperti yang kita tau, LFC takkan hadir di kancah Eropa musim depan, sedangkan finalis Liga Champions akan tetap berlaga di sana musim depan. Ditambah lagi Dortmund akan ditinggal anak emasnya, Mario Götze, ke Bayern. Otomatis peluang untuk posisi trequartista di klub itu bisa ia dapatkan. Sedangkan di LFC, kita punya Coutinho, Suso, Jordan Henderson, dan tentunya Captain Fantastic.

Untuk Tello yang memiliki buy-out clause 'hanya' sebesar £10 juta, tampaknya ia lebih memilih tim yang mampu berlaga di Eropa. Jadi, jangan terlalu berharap banyak, kita sudah sering di-PHP-in khan?

Tentu semua itu masih berupa rumor, sebelum LFC memberikan konfirmasi resmi mellui situs liverpoolfc.com. Saya sendiri ingin beberapa pemain di atas menjadi bagian dari (yang katanya) proses mengembalikan kejayaan LFC yang sudah 23 tahun hampa gelar Divisi Utama Liga Inggris, bahkan LFC belum pernah menjadi juara sejak berganti format menjadi Premier League.

Mungkin pemain game FM yang ingin punya dana tak terbatas bisa saja menggunakan aplikasi Real Time Editor untuk menaikkan budget transfer, tapi ini adalah dunia nyata, dimana FSG hanya menyediakan budget transfer untuk LFC di musim depan sekitar £20 juta saja dari FSG. Itu berarti LFC harus menjual beberapa pemainnya untuk tambahan biaya.

Ada beberapa nama yang dikabarkan akan hengkang, yaitu Andy Carroll, Jay Spearing, Jonjo Shelvey, Oussama Assaidi, dan Daniel Pacheco. Untuk Danny Wilson, pemain yang pernah mendapat penghargaan pemain muda terbaik di Liga Skotlanda bersama Glasgow Rangers ini akan habis kontrak, jadi LFC takkan mendapat pemasukan apapun.

Untuk si long-hair-scorer, LFC sebenarnya bisa mendapat dana yang lumayan bila menjualnya. West Ham bahkan berani membayar £15juta untuk mempermanenkan statusnya, Newcastle pun juga dikabarkan ingin mengembalikannya ke St. James Park. Lagipula, menurut saya LFC sudah memiliki 3 striker: Suarez, Sturridge, dan Borini. Mereka rasanya sudah cukup untuk skema yang mengusung 1 striker dan 2 penyerang sayap dalam formasi 4-3-3.

Untuk saya pribadi, Carroll rasanya takkan mampu menyesuaikan gaya bermainnya dengan taktik Rodgers. Ingat saat Ibra di Barcelona? Seorang dgn skill seperti Ibra pun tak sesuai dgn tiki taka milik Guardiola, bahkan Ibra dinilai pemain yang paling malas mengejar bola, apalagi Carroll yang harus memaksakan untuk cocok di taktik Rodgers yang masih teka-teki, karena belum jelas british tiki taka seperti apa yang hendak a aplikasikan di LFC. Eh, tapi sekarang katanya Carroll cedera. Lihat nanti saja lah.

Pemain lainnya? Anda juga sudah tau bahwa mereka bukan pemain pilihan Rodgers untuk mengisi pos tim inti, jadi buat apa membuat bakat mereka sia-sia hanya untuk menghangatkan bench?

Mati kita nikmati saja segala rumor yang mengarah ke LFC dan tunggu kabarkan mengejutkan darinya. You'll Never Walk Alone!

@andy_ist
Read more ...

14 May 2013

Sihir itu Bernama Coutinho


Philippe Coutinho Correia. Pertama kali mendengarnya pada 2010 ketika Inter Milan berhasil memboyong pemain ini dari Vasco Da Gama. Awalnya saya tak tahu rupa pemain muda satu ini. Pertama kali mengenalnya jelas dari game bernama Football Manager 2011 saat itu.



Dinobatkan sebagai wonderkid pada game tersebut, dan memiliki harga yang sangat murah, Menduetkannya bersama Suso sebagai Double Trequartista adalah jalan terbaik. Saya terbiasa memainkan banyak pemain muda pada tim di FM dan menjual beberapa pemain yang dirasa bisa menghasilkan banyak uang. Ya, pemikiran yang mungkin sedang diimplementasikan John W Henry sejak bergabung dengan Liverpool.

Lupakan FM karena saya sudah pensiun bermain. Melihat sang pemain pertama kali di Inter Milan sejujurnya seperti melihat masa depan. Rafael Benitez adalah dewa. Entah mendapatkan ilham apa sang pelatih tiba-tiba mendatangkan bakat berumur 16 tahun dengan harga "hanya" 4 juta euro.

Wajar jika Coutinho belum bisa tampil regular di tim utama. Sosok Dejan Stankovic, Thiago Motta, dan Wesley Sneijder sangat sulit ditembus. Tak berubah pada musim kedua, sang pemain kalah bersaing dengan Ricky Alvarez. Sepanjang medio tersebut hingga saat ini, Inter memang tampil tanpa seorang trequartista.

Mereka lebih mengandalkan 3 gelandang box to box yang bisa bertukar posisi dengan baik. Dipinjamkan ke Espanyol, bakat Coutinho mulai terlihat. Selalu menjadi starter membuatnya bermain elok penuh percaya diri. 16 laga bermain, dia mencetak lima gol dan satu assist. Kepercayaan dirinya meningkat saat kembali awal musim ini ke I Nerazzurri.

Sayang, Fredy Guarin menjadi masalah besar baginya. Gelandang satu ini berhasil menembus tim utama dengan performa menawan serta tipe bermain yang lebih disukai Andrea Stramaccioni. Bahkan Alvarez pun harus bermain kesamping dan urung bermain di pos aslinya sebagai gelandang serang murni.

Cukup sudah saya merangkum Wikipedia di atas, bergabung dengan Liverpool tengah musim ini, dengan harga delapan juta pounds, laiknya kepompong yang mulai berubah menjadi kupu-kupu, Coutinho menemukan area bermain sesungguhnya.

Kabarnya, Coutinho adalah buah kegagalan The Reds mendapatkan Wesley Sneijder. Ya, mentahan yang berubah menjadi keberuntungan. Untuk pertama kalinya Liverpool memiliki seorang trequartista, pikir saya saat melihat sang pemain bergabung.

Awalnya Coutinho bermain di sisi kiri sebagai striker kiri. Dia tampil istimewa di pos tersebut. Tetapi sihir tersembunyi itu tak bisa menahan emosinya. Coutinho berubah menjadi ajaib ketika dipasang sebagai gelandang serang. Entah berapa kali jantung ini berdegup saat sang pemain melepas umpan terobosan ajaib memotong barisan pertahanan lawan. 2 gol dan 6 assist telah dia buat dalam 11 laga bersama Liverpool.

"Coutinho adalah pemain berkualitas. Dia memberikan assist kepadaku empat hingga lima kali semenjak kami bergabung. Aku mengucapkan terima kasih sangat besar kepadanya yang membuat tugasku mencetak gol lebih mudah. Dia juga sosok yang rendah hati. Sangat sulit mencapai level seperti itu dalam jangka waktu yang pendek," puji Daniel Sturridge.

Tak hanya itu, Coutinho berhasil menjadi pemain paling kreatif di Premier League. Berdasarkan data Opta, sang pemain membuat rataan assist paling banyak (0,42 perlaga), peluang emas paling banyak (0,75 perlaga), dan umpan terobosan paling banyak dan akurat (0,83 perlaga). Dia mengalahkan Wayne Rooney dan Juan Mata sebagai pemain paling kreatif di Premier League.

Masih berumur 20 tahun, masa depan Cou tentu masih sangat panjang. Memiliki sikap yang tekun, sabar, pendiam dan rajin beribadah, mudah-mudahan sang pemain tak termakan pamor yang ada. Jika bisa memertahankan performa dan kerendah hatiannya, bukan tak mungkin Sang pemain bisa menjadi pemain nomor 10 terbaik milik Liverpool pada era modern dan menembus skuad Brasil di PD 2014.

Merseyside kedatangan sosok penyihir putih rendah hati. Merseyside Merah secara perlahan bangkit. Philippe Coutinho siap menjadi penyihir pertama yang menyelamatkan kota pelabuhan dari awan hitam.

@FakeRegista
Read more ...

10 May 2013

Perginya Fergie, Harapan Semu Kubu The Reds

Mundurnya Sir Alex Ferguson memang mengejutkan laiknya hujan angin di Jakarta. Banjir Air Mata pun tak terbendung mendatangi kota Manchester. Manajer terbaik sepanjang sejarah Setan Merah itu memastikan musim ini menjadi musim terakhirnya sebagai manajer. Pergi pada waktu yang sangat tepat, mungkin sebuah kalimat yang paling cocok disematkan ke Fergie.



Dia berhasil membawa Man. United mengangkat gelar ke-20. 13 diantaranya dimenangkan pada medio kepelatihannya sejak era 1990-an. Manajer Everton, David Moyes, dipastikan menjadi suksesor manajer tersukses di Ranah Britania tersebut.

Banyak pihak terkejut ketika Moyes menjadi sosok terpilih. Padahal, banyak manajer yang beberapa tahun sempat mengungkapkan siap melatih Setan Merah selepas Fergie pensiun. Sebut saja Jose Mourinho dan Pep Guardiola. 

Pengertian langsung datang bagai angin malam yang membuat bulu kuduk berdiri, ketika Fergie hanya pergi secara kasat mata. Iya, salah satu pembeli setia Permen Karet Yosan ini ternyata akan naik pangkat menjadi Direktur Man. United mulai musim depan. Pemilihan Moyes pun sangat bijak melihat manajer tersebut bisa menjadi Pion Utama "permainan" Ferguson.

Komedi muncul ketika Fans Liverpool mulai ingin terlibat dalam masalah ini. The Reds tidak pernah mengangkat Trofi sejak Liga berganti nama menjadi Premier League. Merseyside Red diselimuti Awan Kelam kala seorang Fergie membuat Kota Manchester seperti Las Vegas yang penuh digdaya kemeriahan serta limpahan Champagne karena 13 gelar yang didapatkan.

Kepergian Fergie dianggap sebagai titik terang Liverpool untuk masuk kembali ke level tertinggi. Moyes yang dianggap sebagai manajer kelas dua karena tak pernah sekalipun mengangkat gelar, menjadi penghinaan lain untuk kubu Setan Merah.

Naif. Karena rencana dibalik layar saya pastikan sudah ada di otak Ferguson, David Gill, dan beberapa pihak pengontrol segalanya di sepak bola Inggris. Man. United memiliki dasar kuat dan mengharapkan mereka jatuh dari empat besar saja belum bisa dibayangkan.

Fergie masih menjadi otak utama Man. United. Bahkan jabatannya sebagai Direktur akan membuat dia lebih leluasa berbuat "nakal". Posisinya yang tinggi dan sudah mengenal semua manajemen FA, bahkan beberapa sosok penting pemerintahan Inggris, akan sangat berbahaya untuk klub rival lain. Belum lagi jika melihat kepintarannya dalam melatih yang usah diragukan lagi. Rasanya Keluarga Glazer hanya bisa mengatakan iya, saat Fergie meminta Moyes menjadi manajer anyar klub.

Liverpool sebaiknya berkaca kepada diri sendiri dan tak terlalu memikirkan kepergian Fergie. Karena hal itu tak akan berdampak signifikan bagi mereka. Permainan Man. United mungkin akan berubah demi menghargai sesosok yang selalu menghadiri Hillsborough Memoriam Service saat memimpin Everton bernama David Moyes. Tetapi Man. United akan selalu mendapat sokongan "tak terlihat" dari berbagai arah.

Maaf seribu maaf, tetapi Setan Merah telah merencanakan segalanya untuk terus menjadi penguasa. Liverpool sendiri sedang berupaya menanjak dari jurang gunung alpen yang membutuhkan waktu sangat lama melihat ketinggian yang ada. Seluruh fans The Reds seyogyanya fokus mendukung tim sendiri, ketimbang mencaci sesosok yang mendorong mereka masuk jurang dan menjadi Raja Ilegal Sepak Bola Inggris saat ini.

@FakeRegista
Read more ...

2 May 2013

Mantan Dan Artinya

Sesungguhnya dalam 7 hari selain menyaksikan sepakbola secara rutin diakhir minggu, tidak ada hal lain yang lebih bisa dijadikan pengisi waktu sebaik begadang menyaksikan European Champions League.



Ada yang hilang dari kompetisi ini sejak 3 beranjak 4 tahun belakangan. Bukan alien-alien yang berkumpul dalam satu tim dan bukan juga tukang sulap seperti Zinedine Zidane yang paling dirindukan. 

Khusus bagi supporternya, adalah pertandingan yang menuntut mata terjaga atau jam weker untuk dinyalakan lebih cepat. Sebuah tim berseragam serba merah masuk kelapangan diiringi lagu tema khas Champions League yang megah. Liverpool klub tradisional tersukses di tanah Inggris Raya pemilik badge of honor dan satu-satunya klub di tanah bangsawan yang mampu membanggakan trofi asli liga para juara ini dalam tur stadion dan museum.

Semalaman saya terjaga disela-sela padatnya jadwal mencari nafkah rutin yang membosankan, sambil berfikir bagaimana mengisi waktu luang yang tidak bisa diisi oleh tidur dan mencoba memutar kembali waktu ke masa lampau. Seperti anda yang sulit move on dari mantan pasangan anda, saya mencoba memutar kembali kenangan manis saat menemani Liverpool berjuang mengalahkan lawan-lawan mereka di European night.

Jika diurut akan terlalu banyak, maka dari itu pemain-pemain berikut adalah pilihan saya yang saya rangkum dari sejak Istanbul 2005. Dan tentunya ini diambil dari sudut pandang laki-laki.

Anda bisa menambahkan sendiri pilihan anda dalam kolom komentar dibawah.

Luis Garcia

Ia menarik hati anda hingga benih-benih cinta muncul dalam hati, ia sebagai mantan anda juga merasakan hal yang sama. Telah diperkenalkan kepada keluarganya dan anda. Kedua belah pihak orang tua telah merestui dan mensetujui hubungan kalian, sayangnya harus putus karena Garcia harus mengikuti pekerjaan orang tua sebagai Diplomat keluar negeri. Hubungan anda dan ia pun harus berakhir.

Jerzy Dudek

Seorang mantan yang punya selera fashion yang sedikit berbeda, ia tomboi. Hubungan dan romantisme sebetulnya berjalan dengan mulus. Sayang karena perbedaan umur yang jomplang, dan beberapa pihak mulai mempergunjingkan hubungan anda dengan pasangan yang lebih tua. Karena tidak tahan omongan negatif orang maka hubungan ini pun tidak bisa dilanjutkan.

Didi Hammann

Mantan yang punya pergaulan super gaul, punya kebiasaan merokok dan doyan nge-bir. Hubungan kandas karena selain selang umur, ia mulai jenuh untuk membina masa depan.

Dirk Kuyt

Bukan salah satu mantan yang paling cantik secara fisik tapi paling mengerti keadaan kita, selalu mengajarkan kerendahan hati dan selalu ada disetiap kita membutuhkan perhatian. Sosok yang nyaris sempurna untuk diajak lebih serius dalam berhubungan. Sayang hubungan harus kandas karena kesibukan masing-masing, untuk balikan lagi berat karena ia sudah mempunyai pasangan baru yang bisa lebih mengerti keadaannya. Sangat-sangat bisa dimengerti walaupun dengan berat hati.

Xabi Alonso

Mantan yang tak terlupakan. Seorang rupawan yang mempunyai senyum yang meluluhkan hati, cerdas dan mau menerima kita apa adanya. Ia pernah menolak pria idaman semua wanita yang terus-menerus mengejarnya. Sempat bertemu ramah dengan masing-masing keluarga, Ayah dan Ibunya secara terang-terangan mensetujui hubungan ini untuk lebih diseriusi. Tapi setelah menahun menjalani hubungan, salah satu dari pihak orang tua kita ternyata tidak terlalu rela jika hubungan dilanjutkan. Ibu dari pihak kita berbicara heart to heart dengannya, ia mengerti ketidak setujuan Ibunda kita bahwa lebih baik hubungan tidak dilanjutkan walau dengan berat hati. Perpisahan menyebabkan baik ia dan kita menitikkan air mata. Apa mau dikata, kita tidak bisa serta merta kawin lari. Ia masih memendam cinta untuk kita, tapi kini telah berada dalam dekapan dan hidup berkecukupan bersama kekasih barunya yang pernah ia tolak cintanya beberapa saat lalu.

Perasaan minder melanda, ia tidak mungkin bisa kembali, walaupun ia bisa dan mau. Siapa kita yang menginginkannya kembali? Ia hidup berkecukupan dengan pergaulan barunya. Yang penting ia bahagia sekarang.

Fernando Torres

Anda tentu pernah mengalami cinta pertama. Tidak terlupakan, walaupun sudah dikubur dalam-dalam. Yang tercantik diantara yang paling cantik, yang paling mengerti dari sekian banyak orang. Mengenal kita hingga kesela-sela terdalam dan diisi dengan berbagai macam kenangan indah. Jatuh cinta pertama kali berbeda saat anda mampu memiliki orang yang anda dambakan selama ini.

Setelah melewati masa indah bersama-sama dan selalu terlihat romantis dan melindungi satu sama lain di depan kawan-kawan anda. Secara mendadak ia berselingkuh dengan sahabat dekat anda sendiri.

Tidak perlu dilukiskan betapa sakitnya diperlakukan seperti itu. Jika anda mempunyai beberapa teman-teman dekat yang anda curhati tentangnya, dan keluar sumpah serapah beserta bayangan-bayangan sekilas maka ia lah orangnya.

Sebagai penutup, setiap orang mempunyai kenangan sendiri-sendiri dengan Liverpool, pemain-pemainnya maupun Champions League. Layaknya mendoakan mantan pasangan agar mendapatkan yang lebih baik, mari berdoa, 2 musim lagi kita bersama-sama kembali begadang di Rabu dan Kamis dini hari, diiringi lagu tema Champions League yang dilanjutkan oleh You'll Never Walk Alone di Anfield Stadium.

Seseru-serunya Champions League, rasanya hambar tanpa Liverpool Football Club.

@MahendraSatya
Read more ...

1 May 2013

Alasan Fans Liverpool Semakin Banyak


Apa yang terjadi dengan Liverpool belakangan ini? Gagal meraih trofi menjadi kebiasaan laiknya bangun kesiangan. Sudah dua dekade The Reds gagal mengangkat trofi Liga Inggris. Ya, semenjak berganti nama menjadi Premier League, Liverpool belum sekali pun menjadi kampiun. Sehingga tameng berkedok 18 trofi itu seperti sudah keropos dan lambat laun tak berguna.




Pencapaian terindah Liverpool pada era modern jelas terjadi pada 2005. Saat itu Tuhan memberikan sebuah keajaiban yang pantas dijadikan salah satu keajaiban dunia di buku RPUL. Memiliki skuad yang sebenarnya biasa saja, Liverpool berhasil menggembuk Milan yang berisi Kaka, Pirlo, Shevchenko, Crespo, Cafu, Maldini, dll. Menang dengan cara comeback setelah tertinggal 3-0 dan menang melalui adu penalti. Sebuah harapan muncul.

Namun, harapan tersebut hanya tertahan satu tahun kala mereka kembali Comeback saat memastikan diri Juara Piala FA 2006. Liverpool menjadikan Paul Konchesky seperti Roberto Carlos. Bukan, bukan soal kepala plontosnya. Tapi lebih ke gol jarak jauh "kebetulan" yang bersarang di gawang Pepe Reina saat itu. Beruntung, Captain Fantastic lagi-lagi menyelamatkan tim lewat Bom Atom dari jarak 30 meter. Liverpool kembali menang lewat adu penalti.

Setelah itu, Liverpool menjelma menjadi tim besar yang medioker (bahasa apa itu). Liverpool tenggelam bersama bayang-bayang Manchester United, Chelsea, hingga Manchester City (Tak ada nama Arsenal dan Tottenham Hotspur karena mereka juga belum meraih trofi pada medio setelah 2006).

Tunggang langgang di Premier League, hingga gagal menembus zona Liga Champions dalam 3 musim terakhir menjadi puncak mediokeritas The Reds. Baru musim lalu Liverpool kembali mengangkat Piala Carling (Piala Liga Inggris). Ya, Piala yang harganya tidak sampai gaji Gerrard dalam satu pekan.

Terbiasa untuk bersabar dan menjadi fans paling sabar di dunia, itu yang paling cocok disematkan untuk Liverpool. Para wanita, pilihlah fans Liverpool sebagai kekasih maka kalian semua akan bebas berbelanja dan berbuat seenaknya tanpa ada yang protes (asal jangan selingkuh. Itu seperti melihat Liverpool dibantai tim macam Southampton, Aston Villa, dan West Bromwich Albion, SAKIT). Cukup beri mereka satu waktu untuk menonton laga Liverpool pada akhir pekan dan satu waktu untuk menikmati Surga Dunia bernama Bir.

Tak ada yang berbeda dengan Liverpool musim ini. Saya tak berbicara soal gaya bermain, manajer dan pemain anyar. Tapi lebih ke posisi di klasemen. The Reds berhasil stabil diperingkat 7-8. Hanya Malaikat Jibril yang bisa membuat The Reds finis empat besar bahkan peringkat lima pada akhir musim.

Tapi apa yang terjadi, Fans Liverpool khususnya di Indonesia malah berkembang sangat pesat musim ini. Uniknya, mereka datang dari kalangan muda yang seharusnya menjadi glory hunter dan mendukung tim seperti Man. United, Man. City, Chelsea, Real Madrid, Barcelona, dan Juventus. (Kembali tak ada nama Arsenal dan Tottenham karena alasan seperti yang sudah ada sebelumnya).

Saya akan coba menyebutkan beberapa hal yang membuat kawula muda ini memilih mendukung Liverpool ketimbang tim-tim yang sedang naik daun belakangan ini.

1. Anti Mainstream sedang marak di Indonesia dan mendukung Liverpool adalah sebuah anti mainstream yang tak memalukan. (Kalian bisa mengingat kenangan indah masa lampau, 18 leagues and we won it 5 times. Jika anti mainstream mendukung Everton? Saya berpikir satu jam untuk mencari kelebihan tim itu.)

2. Liverpool musim ini bermain indah. Ya, setidaknya ketika ditanya, kalian bisa menjawab "Liverpool asik banget nih mainnya." Walau kadang lebih menimbulkan Teka-Teki ketimbang Tiki-Taka.

3. Pemain Liverpool ga ada yang jelek. Ganteng semua gitu. (Sterling, Sturridge, dan Wisdom masih masuk kategori Cute dan Manis). Jangan heran jika tahun ini penggemar wanita Liverpool meningkat drastis. Ga ada pemain yang berwajah macam Gervinho, Bacary Sagna, hingga Cheick Tiote di tim ini.

4. Liverpool adalah musuh bebuyutan Man. United. Jadi bagi mereka Man. United Haters (Haters terbanyak di dunia sepak bola), cara paling tepat adalah menjadi pendukung The Reds dan menghina Setan Merah semau mereka.

5. Menjadi tim yang paling tepat didukung oleh para musisi. Chant yang dimiliki Liverpool beragam, enak didengar, dan mudah dilantunkan. (Saya tak berbicara tentang lagu Poor Scouser Tommy).

6. Kami adalah tim dengan masa depan tercerah. Jika gagal musim ini, kami akan bilang masih ada musim depan, kami akan juara musim depan. We Are The Next Season Team. Sudah terjadi sejak 2007.

7. YNWA!! Sebuah slogan "Mati" kami. Ya, ini bisa menjadi tembok terakhir ketika Liverpool mengalami kekalahan atau masalah. Bisa juga untuk kamu yang ingin menyemangati sang kekasih. Atau kamu yang ingin menemani jaga malam satpam yang sedang jalan-jalan agar dia tidak jalan-jalan sendiri. You'll Never Walk Alone menjadi kalimat indah tak terlupakan yang mudah diucapkan.

Saya tak tahu kapan Liverpool akan kembali menjadi Raja Inggris dan Eropa. Tetapi Tuhan punya rencana hingga akhirnya membuat kita semua mendukung tim ini. Jika kalian sedang mencari jati diri dengan tim sepak bola yang kalian dukung, jadikan Liverpool pilihan terakhir. Mengapa? Karena sekali kalian mencoba mencintai tim ini, maka cinta kalian berlangsung abadi dan tanpa syarat.

@FakeRegista
Read more ...