Malam sebelum match Liverpool vs Palace, menghabiskan waktu dengan laptop dan film-film download-an agar tetap terjaga. Alhasil terbesit ide menonton film Spiderman edisi awal saat melawan Green Goblin. Lumayan, dapat menguras 2 jam lebih untuk menonton seorang remaja tanggung tidak populer di lingkungannya melawan Green Goblin seorang ilmuan yang memiliki otak berisikan eksperimen-eksperimen aneh yang disokong oleh kekuatan uang dari perusahaan yang menukanginya pada awal eksperimennya.
Memulai menonton film tersebut dengan tidak begitu seru karena saya sudah banyak menghabiskan waktu untuk menonton serial-serial dari pahlawan laba-laba dengan kostum merah ini. Sempat berfikir untuk menutup laptop dan beranjak untuk tidur sejenak. Namun sayang, imajinasi saya malah melayang jauh. Di angan saya Liverpool FC diimajinasikan menjadi sosok Spiderman dan Manchester City menjadi Green Goblin.
Liverpool FC dan Spiderman , sama-sama menjadi superior dalam seketika hanya dengan kejadian ajaib. Yang satu oleh bantuan laba-laba dan satu lagi oleh seorang peracik bernama Brendan Rodgers.
Manchester City dan Green Goblin , sama-sama berawal dari keajaiban uang dan sama-sama memiliki otak berisikan eksperimen-eksperimen di luar nalar.
Sama-sama memiliki keahlian khusus, Spiderman dengan keahlian “spider look a like”-nya dan Green Goblin dengan alat-alat mutakhirnya. Kedua tokoh ini saling bertarung untuk sesuatu yang memang menjadi tujuan utama mereka.
Liverpool dan Manchester City pun begitu, sama-sama sedang berusaha merebut tahta tertinggi di daratan Inggris. Liverpool dengan keahlian dalam memainkan kombinasi squad tua-muda mereka dan build-up play yang mempuni dan Manchester City yang di sokong dengan squad mutakhir yang memiliki skill 80++ apabila berada di game FIFA dan sudah tidak perlu diragukan lagi.
Point sama, jumlah games sama namun efektifitas goal mengharuskan Liverpool duduk manis sementara di posisi dua. Optimis dan Pesimis campur aduk di dada. Bagaimana tidak? Di satu sisi kita tidak mau jumawa karena apabila kita gagal kita akan merasakan kecewa double dan disisi lain telah bergejolak kalimat “This Could Be Our Year”.
Tiada yang menyangka Liverpool bisa berjalan sejauh ini, layaknya Bibi May tidak menyangka bahwa Peter Parker akan menjadi seorang super hero.
Dan kini duel masih berjalan seperti sebuah film yang belum usai , harapan masih ada layaknya skenario yang belum habis dilakonkan dan impian masih menjadi hal yang lumrah apabila credit title dan pengangkatan piala belum dilakukan.
Saya pribadi masih berharap Liverpool melakukan Buzzer Beater pada saat-saat akhir namun saya kasihan pada jantung saya apabila itu terjadi.
“You may say I'm a dreamer, but I'm not the only one.” – Ujar John Lennon.
Walk ON !!
#makeusdream
****
NB : Tadinya saya mau bercerita tentang Amazing Spiderman 2 . Tapi nanti yang belum nonton malah kaget kalau di kasih tau Gwen Stacy mati.
Written by: @farhan_fauzan
tp emma stone tetap di hati gans :D
ReplyDeleteBagaimana kalo Gwen diibaratkan piala BPL? Mati juga kah harapan musim ini? Atau sesungguhnya Gwen akan hidup kembali dan menjadi Spiderwoman? Ah sudahlah, nikmati saja drama musim ini. #YNWA
ReplyDeleteGwen Stacy = BPL ?
ReplyDeleteNo mate, BPL ngga mati dalam satu serial.
Kalau pun tuntas,BPL tidak akan berevolusi menjadi hal lain.
Tetap jadi BPL yang selalu LFC kejar.
Cheers!
kepeeeet
ReplyDeletegw belom nonton min