Tulisan ini terinspirasi dari tweet dibawah ini:
Tulisan ini juga ditulis setelah saya menyelesaikan tugas 2
mingguan saya yang sempat sehari tertunda, yaitu mencunci kamar mandi.
Allah (Tuhan) selain yang sudah disebutkan dalam Asmaul Husna ternyata
juga Maha Jenaka, suka bercanda. Sebelum musim dimulai Ia membuat fans
Liverpool menjadi supporter paling realistis dunia, ketika musim berjalan pelan
– pelan Ia mulai me-nina-bobo-kan mereka agar terjun ke samudera mimpi yang tak
terbatas. Dan lagu tidur itu mencapai klimaksnya ketika tim kesayangan mereka
berhasil mencatat 11 kemenangan
beruntun. Membuat mereka tidak mau bangun dari tidur yang langka itu. Dari
supporter paling realistis menjadi supporter super optimis.
Dan dari sinilah Tuhan mulai bercanda. Kapten fantastis mereka
dibuatNya menjadi bahan lelucon sedunia meme lapangan hijau seakan slipnya
lebih konyol ketimbang sepak pojok legendaris Iago Aspas. Sepekan setelahnya Ia
merubah Crystal Palace menjadi Liverpool dan Liverpool menjadi AC Milan di
final Liga Champions paling dikenang sepanjang sejarah. Sedangkan, Manchester
City yang sebelumnya juga sempat Ia bercandai terus melaju kencang. Banyak dari
mereka yang kemudian kembali menjadi pendukung realistis bin pesimis walau tak sedikit juga yang masih berharap.
Dan ending drama ini
sudah kita ketahui bersama. Jika anda pernah menonton film You Are The Apple of
My Eye pastilah anda ingat perkataan tokoh utama wanita bahwa terkadang kenyataan tak sesuai dengan
harapan. Ending di film itu
sendiri adalah sang pria bukanlah jodoh sang wanita, sama seperti Liverpool dan
gelar juara liga musim ini. Eh,lah, kok jadi ngomongin film.
Loh kok kesannya nyalahin Tuhan ? Ah, gak juga.
Seperti tweet yang saya screenshot diatas, saya percaya Tuhan
selalu punya rencana. Musim ini mungkin rencana Tuhan adalah pengin bercandain
Liverpool. Tapi suatu saat nanti saya yakin Ia
akan merencanakan Liverpool juara liga. Kapan ? Ya gak tahu. Bisa jadi
musim depan atau 2 musim kedepan atau kapanpun. Selama lagu You’ll Never Walk
Alone masih sering dikumandangkan, harapan akan terjadinya Golden Sky itu akan selalu ada.
Termasuk Steven Gerrard pun sepertinya Tuhan sudah punya rencana
untuknya. Jika sang skipper tak kunjung berhasil juara liga sebagai pemain, dia
mungkin akan berhasil juara liga sebagai manager. Manager klub mana ? mungkin
Liverpool, mungkin Sunderland, atau mungkin MU. Kita tak akan pernah tahu
sampai waktu menjawab. Semoga sih Liverpool.
10 tahun lalu tidak ada yang menyangka bukan kalau Manchester City
bakal dihuni banyak pemain bintang serta juara EPL. Pun 10 tahun tidak ada yang
menyangka Atletico Madrid akan melaju ke final Liga Champions dengan
menyingkirkan tim – tim elit macam AC Milan, Chelsea, dan Barcelona. Bahkan di
musim 1977/1978 tidak ada orang yang terbesit pikirannya bahwa dibawah tangan
dingin Brian Clough, Nottingham Forest yang baru promosi ke First Division
musim itu langsung juara liga dan dilanjutkan dengan 2 kali berturut – turut
juara Liga Champion. Tuhan Maha Perencana.
Sekali lagi saya sama sekali tak menyalahkan Tuhan atas kegagalan
Liverpool juara liga. Saya justru lebih suka menyalahkan Paddy Power yang
dengan teganya menaruh patung terkutuk David ‘Football Genius’ Moyes di depan
Anfield setelah serangkaian performa apik The Andfield Gank. Ridiculous.
Ngomong – ngomong soal performa Liverpool musim ini, sulit bagi
saya untuk mendeskripsikannya dalam satu kata. Tweet dari berbagai bahasa mulai
dari luar biasa, incridible, sugoi, fabuloso, sampai น่าอัศจรรย์ menghiasai layar timeline. Membuat
saya bingung memilih kata yang kiranya belum pernah dipakai. Walaupun pada
akhirnya saya teringat sebuah kata legendaris yang (mungkin) tak sengaja
diucapkan oleh salah satu komentator sepakbola Indonesia, CAP JAGUNG !!!
Written by: @Val_Pradana
No comments:
Post a Comment