9 April 2013

Hidup Itu Pilihan!


(Dulu kamu pernah bilang, kalo aku itu cewek yang egois. Tapi menurut aku, kamu deh yang lebih egois. Dulu, kamu pergi dari aku gara-gara aku belum bisa jadi cewek yang sempurna buat kamu. Terus, kamu lari ke kak Diandra. Kenyataanya, kak Diandra juga gak bisa kan jadi cewek yang sempurna buat kamu?) (Velin kepada Bara – Radio Galau Movie).



       Paragraf diatas merupakan salah satu percakapan dari film Radio Galau. Ya! saya akhirnya menyempatkan diri menonton film itu. Setelah selesai, saya mulai berfantasi tentang sosok Bara yang mirip dengan Nando. Lalu terbit lagilah cerita galau berikut :

            Semua kriteria striker idaman saya ada di Nando. Fix saya jatuh cinta (catat : saya bukan maho). Striker bertinggi badan 183 cm, bernomor punggung 9 dan selalu stylish dengan rambut blondenya akhirnya resmi bergabung dengan Liverpool pada tahun 2007 dari Atletico Madrid. Ya! Inggris akhirnya menemukan kembali sosok flamboyan yang sempat hilang saat Beckham pindah. Sudah ada Gerrard sebagai idola Liverpool sejak 2005, Tapi sejujurnya, ternyata masih ada yang kurang lengkap di hati para Kopites. Yakni kebutuhan akan sosok idola seorang bomber seperti Owen dan Fowler. Dan akhirnya kekosongan hati fans selama 2 tahun itu akhirnya terisi oleh seorang Nando.

            Dari yang tadinya cuma pengen nonton Liverpool “tok”, mulai tumbuh rasa “aneh” saat si Nando absen di starting line-up. Bahkan tak jarang bisa mengurangi niat menonton hingga 70% (fenomena pribadi). Yah harap maklum namanya juga lagi fallin love. Bawaannya pengen ketemu terus. Musim pertama bersama Nando, semuanya berlangsung MANIS. Musim kedua, masih manis dong. Masuk musim ketiga, masih “manis”. Memasuki pertengahan musim keempat, manisnya hilang, berubah jadi pahit!

            Imagine this conversation
            Gerrard : Kamu kenapa Nando?
            Torres : aku gak papa?
            Gerrard : Oh…

            Kita yang sudah punya mantan (bukan jomblo) pasti sudah akrab dengan percakapan diatas. Kalau seorang wanita anda ketika anda tanya “kenapa?”, rata-rata mereka akan menjawab “aku gak papa?”. Padahal ada banyak hal ganjil dan mistis dibalik kata “aku gak papa?”. Dan itu sangat menyebalkan untuk kita kaum adam bukan?

            Dari awal musim 2011, sesungguhnya gerak-gerik “gerah” Nando sudah terbaca. Namun, kenyataan yang sebenarnya hampir terbuka itu kembali tertutup oleh statement dari Nando bahwa “Liverpool akan menjadi satu-satunya klub yang dibelanya di Inggris”. We are blinded mate!. Ya, akhirnya dia menyelingkuhi kita dengan si biru. Rasa jenuh akan kondisi nir gelar, kekurangan dan kehilangan pemain bintang, serta kegagalan ke UCL ditenggarai jadi pemicu dia meninggal-selingkuhkan Liverpool. Lalu Nando menemukan sosok klub yang sepertinya lebih “baik” di dalam tubuh Chelsea. Jika kita memposisikan dia sebagai seorang cowok dan Liverpool ceweknya, maka alasan-alasan itu terlihat sangat wajar dan masuk akal. Tapi kan pacaran kan itu gak cuma sekedar senang-senang, tapi sama-sama saling belajar, saling ngertiin, dan saling kompromi.

            Beberapa berita menyatakan, bahwa Nando sendiri yang mengajukan permohonan transfer ke London ke pihak manajemen. Tidak perlu membahas tentang bisnis disini, yang pasti sudah ada kompromi antara Liverpool dan Nando sebelum keputusan diambil. Akhirnya Liverpool dan Nando pun “putus” tepat pada deadline transfer 31 Januari 2011. Kalau bukan pihak klub, setidaknya fans Liverpool sudah mencoba memberikan semuanya untuk menahan Nando. Tapi percuma! kalau Nando-nya sendiri inginnya terlepas. Sakit! dan sakit itu semakin dramatik saat tahu kalo he’s never kiss our badge when he scored! (oh. Apa kami begitu tidak pentingnya bagimu Nando?)

            Anda hanya punya sekali kesempatan untuk berkarir sebagai pemain, dan ia berniat meningkatkan level permainannya bersama klub lain” – Brendan Rodgers on Suarez.

            Tidak semua dari kita tentu pernah menjadi pemain sepakbola professional. Setiap pemain pasti punya ideologi dan impian yang akan berpengaruh besar pada setiap keputusan mereka. Menurut saya pribadi, hidup ini mutlak tentang pilihan, sedangkan kewajiban dan hak itu merupakan dampak pengikut. Banyak pilihan yang terbentang, tinggal kita yang menentukan untuk memilih jalan yang mana. Namun perjuangan sebenarnya bukanlah tentang membuat pilhan, tapi tentang bagaimana kita bertahan dengan pilihan yang kita buat. Karena terkadang setiap pilihan itu terlihat indah diawalnya saja. Nando sudah memilih Chelsea.

            Aku tidak memiliki karir siapapun dan aku tidak dapat membuat keputusan untuk mereka. Tetapi aku tidak pernah dikecewakan Liverpool. Karena hanya Michael yang tahu pilihan mana yang menurut dia benar" – Gerrard on Owen.

            Pun juga fans! Kita tidak memiliki karir siapapun, termasuk Nando. Tapi yang pasti kita sama seperti Gerrard, kita seakan tak pernah mengenal kata “kecewa” di Liverpool. Nando mungkin kecewa dengan Liverpool, dan sudah memutuskan untuk lari ke Chelsea.

            Dengan atau tanpa Nando kehidupan terus berjalan. Tapi seandainya saya bisa sedikit mengkhayalkan dan menempatkan diri sebagai seorang Nando yang sudah pensiun nanti. Maka saya akan sebentar menoleh kebelakang melalui kaca spion, dan berpikir sejenak bahwa ada hal yang lebih penting dari sekedar meraih piala atau penghargaan “individu”. Apa itu?. Jawabannya adalah “Kesenangan”. Karena awal saya memilih sepakbola adalah karena kesenangan saya  dalam memainkannya. Jika saya kedapatan bermain dilapangan dengan muka yang masam, maka sudah pasti saya “sedang tidak bermain” sepakbola.

            Just a second we’re not broken just bent, Nando.”

            Terus Berjuang? Pulang? atau malah “Lari” lagi? Semua keputusan mutlak ada ditanganmu Nando. Temukanlah kembali sepakbolamu. Karirmu masih jauh dari garis finish. Tentukan akhir terbaik dari episode ini Nando!

@rendynewmanh

9 comments: